Jisoo merapikan kemejanya yang sedikit berantakan, ia menatap dirinya di cermin lemari hotel.
Jisoo memejamkan matanya sambil mengambil nafas lalu membuang nya secara perlahan, ia keluar dari kamar hotel nya. "Sudah siap?" Paman lee yang juga baru keluar dari kamar hotel nya, "sudah... Ayo paman..." Ucapan jisoo di angguki paman lee.
Keduanya berjalan menuju lift untuk turun ke bawah, setelahnya mereka masuk ke dalam mobil yang di sediakan oleh appa taeyang karena memang sudah ada janji dengan nya.
¶¶¶
Kedua orang itu keluar dari mobil mewah tadi, "paman jisoo ke kamar mandi sebentar..." Ucap jisoo sebelum berbelok ke kamar mandi.
Jisoo membuang air kecil, setelahnya ia keluar sambil menresleting kancing celananya. Ia keluar dari kamar mandi dan berjalan santai ke tempat dimana paman lee pergi tadi, dari kejauhan ia melihat dua pria dan seorang wanita yang duduk di sofa.
Jisoo semakin perlahan mendekati mereka, ia menghela nafas untuk menormalkan jantungnya yang berdegup kencang. "Saya juga tak datang sendiri tuan..." Ucap paman lee saat melihat jisoo mendekatinya, "maksud anda lee?" Sandara yang menyirit.
"Lihat ke belakang tuan.."
Secara serentak taeyang dan sandara melihat ke belakang, betapa terkejutnya mereka mendapati jisoo yang berdiri tersenyum ke mereka.
"Um.. Hai appa taeyang... Eomma sandara..."
Jisoo sedikit grogi karena di liat seperti itu, sandara berdiri lalu memeluk jisoo membuat jisoo sedikit terkejut. "Ah nak akhirnya kamu kembali..." Ucap sandara melonggarkan pelukannya, "maaf ya eomma appa... Jisoo ngerepotin kalian karena jisoo menghilang..." Jisoo yang menggaruk tungkuk lehernya yang tak gatal.
"Yak bocah! Kau ini membuat ku selalu khawatir pada mu.."
Taeyang yang kini memeluk jisoo bahkan sangat erat, "hehe maaf ya appa.." Jisoo membalas pelukan taeyang. Paman lee yang melihat itu hanya tersenyum, ia bisa merasa ikut senang jisoo kembali.
"Di mana jendeukie appa?" Jisoo yang tak mendapati adik sepupunya di situ, "dia sekolah di Korea jisoo..." Ucap sandara yang menjawab.
"Di korea?" Jisoo yang menyirit sambil melonggarkan pelukannya, "iya... Ah saya lupa bilang sama anda tuan muda.. Kalau anda dan nona jennie satu sekolah?" Ucap paman lee yang berdiri.
"Tunggu apa? Jennie?"
Jisoo yang sedikit kaget pasalnya dia sudah lama tak bertemu adiknya itu, sekitar umur sepuluh tahun terakhir mereka jumpa sebelum jendeukie pindah ke New Zealand. Dan sebenarnya dia lupa nama asli adik sepupunya karena terlalu sering memanggil jendeukie, "apa kau lupa dengan nama aslinya?" Tanya taeyang yang melihat ekspresi jisoo.
"Hehehe... Iya... Terlalu sering manggil jendeukie appa..." Jisoo yang menyengir sedangkan taeyang memutar bola mata malas, jisoo tak menyangka kalau jennie itu jendeukie karena dia benar benar lupa dengan muka adik kesayangannya itu.
"Kamu selama empat tahun ini ngapain aja heh?" Jisoo di tarik sandara untuk duduk, "um.. Jisoo ceritakan semua tapi appa taeyang jangan marah ya.." Jisoo yang menyengir. "Hem... Baiklah..." Taeyang yang menyipitkan matanya, jisoo mulai menceritakan semuanya.
¶¶¶
"Sial.. Kemana dia.."
Wendy yang mengumpat karena dari dua hari lalu jisoo tak mengangkat telpon dia mau pun seulgi dan lisa, "ayo datangi cafe tempat dia kerja..." Lisa yang menenteng tasnya.
Mereka baru saja selesai latihan basket, "lo yakin dia kan bilang sendiri jangan datangi cafe itu..." Ucap seulgi yang masih duduk. "Seul... Ini udah lewat empat hari dia di scorching..." Wendy dan seulgi membenarkan ucapan lisa, "baik lah tunggu anak osis keluar baru kita ke sana..." Wendy yang berdiri.
Ketiga orang itu menunggu di depan ruang osis karena para anak osis sedang rapat untuk nanti tanding basket yang akan di ada kan di sekolah mereka, tak lama para anak osis keluar. Mereka juga menyapa tiga orang itu, lalu keluar lah girls dari ruangan osis.
"Udah di angkat jisoo telefon nya?" Tanya joy yang tau karena wendy menceritakannya, "dia tak mengangkat telefon kami sama sekali..." Wendy yang menjawab sambil menggeleng. Lisa melihat jennie yang sama sekali tak ingin menatapnya, "chaeng ayo pulang..." Ajak jennie karena tadi pagi dia juga pergi bareng rosé naik mobil.
"Guys.. Gue sama chaeng duluan..." Ucap jennie yang menarik rosé pergi dari sana, lisa yang melihat itu meremas celananya berusaha agar tidak nangis karena dia benar benar tak di lirik atau di cakapi jennie setelah salah paham dengan jisoo. (Cengeng ah...Masa nangis🗿)
"Lo masih ga cakapan sama lisa jen?" Tanya rosé saat mereka sudah berada di parkiran, "ga.." Ucap jennie seadanya. Kedua yeoja cantik itu masuk kedalam mobil, "chaeng..." Panggil jennie saat rosé mulai melajukan mobilnya.
"Lo... Ngerasa ga sih warga sekolah ga suka liat lo bareng jaehyun?" Pertanyaan jennie membuat rosé menyirit, "maksud lo?" Rosé membelokkan mobilnya keluar dari sekolah.
"Ya sejak kejadian scorching itu.. Pada ga suka liat lo sama jaehyun.." Ucapan jennie membuat rosé meremas stir mobil, "lo udah denger kan cerita dari warga sekolah kalau jisoo sempat bertengkar sama guru bk.." Lanjut jennie yang bersandar.
"Iya gue tau... Yang ketidak adilan saat hanya jisoo saja yang di hukum kan?" Ucapan rosé di angguki jennie, "kasian gue sama si jisoo.." Ucapan jennie membuat rosé terdiam. "Guru bk nya kan di ancam dia juga gegara ga adil itu..." Rosé ingat cerita yang bagian itu, "iya... Memang ga ada takutnya ya dia..." Rosé mengangguk.
"Chae lo masih sayang sama dia?" Pertanyaan jennie membuat rosé mingkem, "chaeng?" Jennie menoleh menatap jennie. "Ah ya gitu lah jen..." Rosé menggaruk tungkuk lehernya yang tak gatal, "ya tapi sekarang dia kayaknya benci sama gue..." Ucapan rosé yang kini membuat jennie terdiam. (Elu sihhh... 🗿)
Dia benar benar benci sama gue..
Voteeeeeeeee mennnnn 👀👀👀
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I (END)
De TodoHanya menceritakan si berandalan sekolah yang fall in love with ketos Sorry sorry buanyak typo 🙏 ⚠ini tidak ada terkaitnya dengan idol asli ⚠