Jisoo keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya, ia melihat Jennie yang sedang berdandan didepan cermin
"Jichu, kau ingin ikut ke supermarket tidak?" Tanya Jennie melihat Jisoo dari pantulan cermin, namun ia diabaikan. Jennie menahan senyumnya, mungkin Jisoo masih marah padanya
"Melihatmu yang tidak menjawab sepertinya kau tidak ingin ikut ... Baiklah, tunggu disini sebentar"
Jisoo membuka ponselnya dan mengirimkan pesan suara kepada seseorang "Lisa-ya, ayo kekamarku kita bermain The Game, Jennie akan keluar ke supermarket, kita bebas sekarang"
"MWO?!" Pekik Jennie terkejut, berani-beraninya ngomong seperti itu didepan dia
Ding.. dong..
"Cih, mereka berdua cepat sekali ... Jika kusuruh saja sangat lamban" cibir Jennie ketika Jisoo membukakan pintu untuk Lisa
"Baiklah aku pergi, kalian jangan kemana-mana dan tetaplah dihotel." Jennie berjalan keluar kamar dan menutup pintunya
"Nde, unnie"
"Kajja lisa-ya" ajak Jisoo yang sudah duduk di sofa
Jennie memencet bel kamar Rosé dan gadis blonde itu keluar "maaf lama unnie, aku harus ke toilet lagi tadi"
"Gwaenchana ... Aku pun baru saja selesai"
Chaennie pergi ke supermarket tanpa dikawal oleh bodyguard, mereka menikmati waktu berdua tanpa adanya keributan yang diciptakan Lisoo, hah... Benar-benar menenangkan...
Mereka berdua membeli beberapa cemilan dan chiki untuk di hotel, Jennie menelfon Jisoo untuk menanyakan makanan apa yang ingin dibelinya, namun sang istri terus menolak penggilannya
"Agghhh Jisoo-ya jinjja ... menyebalkan sekali"
"Waeyo unnie?"
"Ah tidak, chaeng sehabis ini antar aku ke KFC tidak apa-apa?"
"Tidak apa unnie, tak masalah ... "
Di KFC Jennie membelikan ayam 2 ember, satu ember untuk bertiga dan satu lagi khusus untuk Jisoo. Karena jika sudah masalah ayam, Jisoo akan pelit dan tidak ingin berbagi dengan siapapun
"Hubby, kau langsung ke kamarku saja kita makan ayam ini bersama"
"Jinjja? Unnie gomawo~"
"Nde~"
•
•
•
Ding...dong...
Ding...dong...
Ding...dong...Sudah 3 kali lebih Jennie memencet bel kamarnya namun tak ada satupun yang membukakan pintu untuknya dan rosie, saat ingin kembali menelfon Jisoo mereka mendengar suara pintu lift terbuka dan tawa lisoo menggema di lorong
"Eoh, Jennie-ya ... Kenapa kau cepat sekali?" Jennie tersenyum mendengar ucapan Jisoo yang seperti tak menginginkan dirinya
"Aku rindu dengan pujaan hatiku, bisakah kau cepat buka pintunya?"
"Woohoo ... Siapa pujaan hatimu?" Goda Jisoo menempelkan kartu dan pintunya otomatis terbuka
"Tentu saja anakku Minji. Siapa lagi memangnya?"
"Ck, hish"
"Sudahlah, aku menelfonmu berkali namun tidak kau angkat. Kenapa?"
"Eeee itu..." Ia melirik Lisa yang mengalihkan pandangan seperti tidak ingin membantunya "ponselku tersilent jendeuk
"Kebiasaan. Aku membelikanmu ayam, makan pakai nasi jika lapar, jangan dimakan ayamnya saja. Paham?"
"WOAHHH THANK YOU JENDEUKIE, AND YOU?" Girang Jisoo mengeluarkan kata random dari mulutnya, Jennie tersenyum lega sepertinya Jisoo sudah tidak marah padanya
"Unnie, kau tidak membelikannya untukku juga?"
"Aku membeli untuk kita bertiga, jika kurang kau minta saja pada unniemu itu"
"Nde lisa-ya, ambil saja punyaku"
"JINJJA?!" Ucap Jennie, Rosé dan Lisa secara bersamaan menatap Jisoo tak percaya
"Um, memang kenapa?" Angguk Jisoo menatap bingung
"......"
•
•
•
"Gomawo Jendeukie" Jisoo tersenyum menatap Jennie di pantulan kaca wastafel kamar mandi yang sedang mencuci tangannya. Sedangkan chaelisa sudah kembali ke kamar mereka
"Hmmm..."
Tiba-tiba tangan Jisoo melingkar di pinggangnya dan mengecup leher jenjang Jennie yang terekspos karena rambut istrinya yang digulung asal, tangan nakal itu masuk kedalam pakaian Jennie dan mengusap perut rata istrinya seiring banyaknya ciuman basah yang terasa di lehernya.
Jennie mencengkram kuat wastafel air yang masih mengalir dan menatap pantulan mereka di cermin
"Nini? Bolehkah aku bertanya padamu?" Jisoo memberhentikan ciuman basahnya dan menaruh wajahnya di pundak kanan sang istri
"T-tentu saja chu.."
"Pesan siapa yang kau balas sampai kau tersenyum malu seperti itu? Jujur aku tak menyukainya saat ada hal yang dirahasiakan. Hatiku sakit saat kau marah padaku karena aku yang menanyakan pertanyaan tadi padamu, bolehkah aku mengetahuinya? Jika kau memberitahukannya padaku, aku takkan marah dan tak akan ikut campur jika itu memang kekasihmu" Jennie mematikan keran dan menghela nafasnya seiring bola matanya berputar malas
"Mwoya! Apa maksudmu itu kekasihku?"
"Just answer my question, Jennie ..." Jennie memutar tubuhnya sehingga berhadapan dengan sang istri, dalam hati ia bangga dengan kalimat inggris yang terlontar dari bibir hati milik Jisoo
"Your eomma."
"Eomma?"
"Hmm.. dia selalu mengirimkan foto minji padaku tiap saat, baik itu habis poop, mandi, saat tidur, minum susu. Itu yang membuatku tersenyum, kau bisa mengecek ponselku jika tak percaya nanti. Apa kau cemburu?" Jennie menatap Jisoo dengan penuh tanya
"Aku tidak cemburu. Tapi mengapa eomma tidak menelfon dan mengirimiku foto Minji juga seperti mengirimkannya padamu?" Jennie mengangkat bahunya tanda ia tak tahu
"Mungkin eomma tahu jika kau tak akan membaca atau membalas pesannya"
"Aku membalasnya kok"
"Iya, tapi 2 hari kemudian" ucap Jennie malas "haruskah ku hapus game dan kujual nitendomu itu?"
"Andwae~"
"Cih, Jisoo-ya. Bisakah aku yang bertanya sekarang?." Jisoo menelan ludahnya kasar saat Jennie berucap dengan wajah serius dan seakan mengintimidasinya
"Hmm, ada apa?"
"Kenapa kau tidak pernah menyentuhku lagi pada saat aku hamil bahkan setelah aku melahirkan sampai sekarang? Apa kau jijik padaku karena aku seperti wanita murahan yang rela memberikan kegadisanku pada seorang gadis?" Mata Jennie menjadi berkaca-kaca saat mengucapkan kalimat terakhir. Jisoo terdiam karena tak menyangka jika Jennie akan mengatakan hal seperti itu padanya
TBC
Sedikit informasi, cerita Jensoo ONS itu kaga tau dah ilang sendiri, padahal kagak gue apa-apain. Di unpub engga, di hapus apalagi mana mungkin. Fokus ke cerita ini aja dah ya wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Chu!
RomanceTentang kehidupan mereka yang menjalani peran sebagai seorang idol dan ibu sekaligus, akibat sebuah kejadian. Mampukah mereka mempertahankan hubungan rumah tangga yang penuh dengan cobaan?