Pagi hari, Jennie terbangun karena perutnya yang terasa sangat mual. Ia segera menyingkirkan selimut dan berlari memasuki kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
Jisoo mengerjapkan mata. Menatap pintu kamar mandi yang terdengar suara istrinya seperti sedang muntah, ia melirik jam yang menunjukkan pukul 5 pagi. Akhirnya ia memutuskan untuk menyusul istrinya yang berada didalam sana. Jisoo memasuki kamar mandi dan melihat Jennie sedang membasuh mulutnya menggunakan air keran wastafel yang mengalir.
"Jendeukie, Gwaenchana?" Jisoo mengusap punggung wanita itu yang menjawabnya dengan anggukan kecil.
Jennie menatap Jisoo di kaca depannya "kau terbangun karena mendengar suaraku, ya?"
"Nde, kau yakin tak apa?" Tangan Jisoo merapihkan rambut Jennie yang menghalangi pandangan matanya.
"Nan gwaenchana, chu.." bibirnya tersenyum untuk meyakinkan istri ayamnya itu.
"Ingin ku buatkan teh hangat?" Tanya Jisoo setelah Jennie duduk di kasur. Jennie mengangguk.
Selang 7 menit Jisoo kembali ke kamar dengan segelas teh hangat di tangannya, Jennie menerima dengan bibir sedikit pucat yang menampilkan senyuman manis.
"Gomawo, chu~" ucapnya dan mulai meminum teh itu.
"Hmm.."
Jisoo menoleh kebelakang, dan badannya sedikit tersentak saat melihat anaknya duduk dengan diam.
"Kamjagiya! Minchubear, kau mengagetkan mama.." Jisoo mengambil bayi mungil itu dan menaruh di pangkuannya. Minji menatap sang mommy dan meminta untuk digendong.
"Minchu bersama mama dulu yah, mommy sedang sakit sekarang.. kasihan berat jika digendong." Ucap Jisoo lagi.
Jennie tersenyum lemah "Gwaenchana, aku masih kuat. Jadi sini kemarikan anakku.." Jennie menaruh gelas di nakas lalu merentangkan tangannya.
"Tidak Jennie, kau sedang tidak sehat."
"Aku baik-baik saja Jisoo. Sini sayang~" Jennie tersenyum saat bayi mungil itu berada dipelukannya. "Tumben sekali eunji tidak menangis?~"
Wajah Minji penuh dengan ciuman dari mommy nya, terutama di bagian pipi si kecil. "Cuph~ anak ciapa kamu? Kok gemesin banget ciii~"
Cuph~
Cuph~
Cuph~Jennie membawa anaknya ke ruang tengah, memilih untuk menonton televisi kartun dan menghangatkan diri dari dinginnya AC. Jisoo menyusul dengan membawa minyak telon milik Minji.
"Sini biar aku usapin perutnya, Minji di sofa aja dulu jangan di pangku kamu"
Jennie menurut menaruh Minji di sofa dengan posisi duduk disebelah kanannya. Jisoo yang berada di sebelah kiri langsung menaikkan sedikit piyama dan mengolesi minyak ke perut istrinya
Saat sedang dipijit pelan, Jennie menutupi mulut dan hidungnya dengan tangan. Lalu berlari ke arah sink dapur untuk memuntahkan cairan bening yang terasa sangat pahit dimulutnya.
Jisoo dengan panik membawa anaknya yang sedang anteng menonton cocomelon untuk menyusul istrinya lalu memijat tengkuk wanita itu yang masih muntah.
"Jendeuk sayang, siang nanti kita ke rumah sakit ya.." ucap Jisoo khawatir.
Jennie menggeleng menatap Jisoo setelah membasuh mulutnya, bau dari minyak itu kembali tercium lagi karena berasal dari tangan Jisoo.
Huek~
"Jendeukie~" Jisoo merengek dengan Minji yang memeluk leher sang mama.
"Jangan olesi aku dengan minyak itu, chu.. baunya sangat menyengat aku tidak kuat mencium aroma nya. Kau segera cuci tangan sampai bersih." Ucap Jennie lalu menggendong Minji untuk dibawa ke ruang tengah lagi. Dan Jisoo langsung mencuci tangannya dengan sabun.
"Hari ini sepertinya aku hanya akan memasak untuk Minji, kau pesan makanan saja tidak apa ya, chu?" Jennie berucap ketika Jisoo duduk disebelahnya.
"Hmm..."
Jennie membuka beberapa kancing atasnya untuk sang anak yang langsung melahap pucuk dadanya dengan posisi duduk di pahanya.
Jennie menyenderkan kepalanya di bahu Jisoo, kini malah mereka berdua yang menonton acara kartun di televisi 75 inch itu.
Setelah animasi selesai, Jisoo melihat istri dan anaknya yang terlelap. Sungguh, ia bingung ingin berbuat apa. Ingin memindahkan Minji ke kamar tetapi bagaimana dengan Jennie yang tertidur di pundaknya?.
"Jendeuk?" Jisoo mengusap pipi chubby istrinya.
"Hm?" Jennie membuka matanya dengan sedikit terkejut.
"Maaf mengagetkan mu, Minji sudah kembali tidur, aku akan memindahkannya di kamar."
Jennie menunduk untuk melepaskan mulut anaknya yang masih mengemut puting miliknya. Saat Jisoo membawa anaknya kedalam kamar. Ia mengambil bantal sofa lalu melanjutkan tidurnya di sofa panjang dan lebar yang empuk, jujur saja ia merasa pusing dan masih mual tentunya.
Sedikit lama Jisoo keluar, ternyata wanita itu berpakaian rapih memakai topi dan maskernya dengan kunci mobil di tangannya.
"Ingin pergi kemana?"
Jisoo duduk disebelah kepala istrinya lalu mengusap rambutnya lembut "Aku akan membeli obat untukmu.. kau semalam telat makan tidak? Magh mu sering kambuh aku khawatir.. lebih baik hari ini kita ke dokter"
"Aniya, aku tidak telat makan.. bahkan aku menambah porsi makanku, chu."
"Arraseo, aku pergi dulu sebentar nde?" Jennie mengangguk sebagai jawaban. Sebelum pergi Jisoo menyempatkan diri untuk mengecup kening istrinya lalu pergi membeli obat dipagi ini. Beruntungnya ada apotik yang buka 24jam.
TBC
Positif thinking, mungkin Jennie masuk angin ya.. soalnya kan selama dirumah dia full AC 🤭Hayooo Mama nih gimana sih, kenapa istrinya bisa sakit.. Mommy habis diapain emangnya?👉👈
oh iya, ngomong-ngomong ni HP waktu hari senin mati total secara tiba-tiba🙂 akhirnya hari selasa ke konter buat benerin😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Chu!
RomanceTentang kehidupan mereka yang menjalani peran sebagai seorang idol dan ibu sekaligus, akibat sebuah kejadian. Mampukah mereka mempertahankan hubungan rumah tangga yang penuh dengan cobaan?