2.29

2.2K 339 19
                                    

Pagi ini, Jisoo kembali meninggalkannya di kamar seorang diri. Wanita itu sudah kembali ke luar negeri untuk pekerjaannya. Jennie menghela nafas pelan, entah mengapa ia merasakan tubuhnya sedikit menggigil. Ia matikan AC yang masih menyala dan berjalan ke arah toilet untuk berendam air hangat.

Setelah mandi, Jennie keluar ke arah dapur untuk mengambil kotak obat, ia meminumnya dan melirik Minji yang sedang makan disuapi oleh Rina. Jennie tersenyum melihat tingkah anaknya yang tertawa menonton kartun di televisi.

Jennie membuka ponselnya, dan ia menghela nafas lega, kali ini sang istri memberinya kabar sudah berada di pesawat sekitar dua jam yang lalu.

Jennie memakai baju bulu yang tebal karena merasa kedinginan, ia berjalan mendekati anaknya.

"Ah Jennie unnie sudah bangun? Jisoo unnie sudah pergi dijemput oleh bodyguardnya sekitar 2 jam yang lalu."

"Hmm.. kau sudah makan?."

"Sudah, unnie sendiri bagaimana?."

Jennie menggeleng dengan senyuman tipisnya. "Aku merasa seperti tidak enak badan Rina..."

"Mwo? Apakah unnie sakit?."

"Entahlah, sepertinya karena suhu AC terlalu dingin. Tetapi tenang saja, unnie sudah meminum obatnya."

"Lekaslah membaik.."

"Terima kasih." Sekarang, Jennie menatap anaknya yang tersenyum ke arahnya dengan mulut berantakan karena makan. "Hey.. Minji menonton apa?"

Minji berceloteh yang dapat ia pahami, Jennie mencoba meminta untuk dirinya yang menyuapi sang anak. Tentu karina menuruti, tetapi baru satu suapan Karina kembali merebut tempat makan Minji.

"Tanganmu bergetar unnie, biar aku saja.. sebaiknya unnie istirahat saja di kamar, Minji akan aman bersamaku."

"Gwaenchana, unnie tidak apa-apa Rina.. jangan beri tahu kondisiku pada Jisoo."

"K-kenapa?"

"Aku tidak ingin membuatnya terganggu dengan kondisiku yang hanya sedikit tak enak badan, dia bisa saja tak fokus di acaranya nanti. Nanti malam juga pasti sudah sembuh."

"Ah.. baiklah."

Jennie mengusap kepala sang anak sebelum kembali masuk kedalam kamarnya. Kini kepalanya sedikit pusing dan ia merasakan tenggorokannya kering dan sakit

Jennie menyelimuti dirinya sendiri, ia memilih untuk beristirahat sebentar lalu pergi makan setelah tidur singkatnya.

Saat membuka mata, Jennie melihat sebuah nampan berisi nasi dan soup hangat yang masih berasap, tidak perlu bertanya sudah pasti Karina pelakunya. Jennie melihat jam di ponselnya yang hampir menunjukkan sore hari.

Jennie menyetel televisi di kamarnya dan memakan masakan Karina. Cukup lezat untuk ukuran anak muda. Maksud Jennie, selain pintar menjaga anak kecil, ternyata karina pun pintar memasak. Pantas saja dulu ia takut Jisoo terpincut pada gadis itu.

Pusing kepalanya sudah menghilang, tetapi rasa menggigil tak kunjung mereda. Jennie menggenggam mangkok panas itu agar hangat. Setelah makanannya habis, Jennie kembali meminum obat yang ia bawa di kantong mantelnya.

Saat keluar membawa piring, Jennie berpapasan dengan Karina yang sedang merapihkan meja makan.

"Terima kasih Rina-ya, masakanmu sangat lezat." Ucap Jennie tersenyum lebar.

"Jinjja? Gomawo unnie~"

"Minji sedang apa?"

"Dia tertidur di kamarku, apakah perlu aku pindahkan?"

Mama Chu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang