17

3K 365 23
                                    

01.00 PM

"Minji-ya.. Mommy datang~" Jennie berteriak saat membuka pintu rumah ibunya. Setelah mereka datang ke Korea, Jennie dan Jisoo tidak pergi ke dorm melainkan langsung ke rumah ibu Jennie untuk menemui anaknya. Namun koper dan yang lain-lain sudah dibawa oleh sang manager

"Eoh Jennie-ya, bagaimana kabarmu sayang?" Ibu Jennie memeluk anak satu-satunya dengan erat

"Baik mommy.." Jennie tersenyum membalas pelukan ibunya tak kalah erat "dimana Minji?"

"Minji sedang tidur di kamarnya, sudah sekitar 2jam dia tertidur. Ngomong-ngomong dimana Jisoo?"

"Jisoo sedang pergi ke toilet, sebenarnya saat di jepang dia jatuh sakit mom. Badannya panas dan muntah-muntah, untungnya konser tetap berjalan lancar"

"Jinjja? Ah.. mommy akan ambilkan obat dulu untuk istrimu, kau duduk saja disini.. nanti mommy buatkan makan untuk kalian berdua"

"Aniya tidak usah.. aku dan Jisoo sudah makan di pesawat mom. aku akan pergi ke kamar untuk menemui Minji saja, suruh Jisoo ke kamar juga jika sudah keluar dari toilet"

"Benar sudah kenyang?... Yasudah kau istirahatlah sayang"

"Nde mommy.." Jennie mengecup pipi ibunya lalu pergi menaiki tangga menuju kamar ibunya

Tak lama Jisoo keluar dari toilet sambil mengusap perutnya, dilihatnya ibu Jennie yang sedang memasak makanan di dapur

"Mommy.." Jisoo menyapa ibu Jennie dan memeluknya

"Jisoo apa benar kau sakit? Astagam.. kau baik-baik saja kan??" Tanyanya memeriksa badan sang menantu dengan khawatir

"Nde mom.. Jisoo sakit tetapi sekarang sudah tidak apa-apa, mommy apa kabar?"

"Mommy baik-baik saja disini sayang.. kami merindukan kalian berdua.." ibu Jennie mengusap kepala Jisoo dengan penuh kasih sayang

"Ngomong-ngomong dimana Jennie?"

"Jennie berada di kamar sedang bertemu Minji. Kau segera kesana, sepertinya Jennie akan membutuhkanmu"

"Membutuhkanku? Arraseo, Jisoo ke kamar dulu mom" Jisoo menaiki tangga dengan perlahan

"Mommy sudah siapkan obat di kamar, jangan lupa diminum nde?"

"Ndee mommy"

"Buah cinta mommy menggemaskan sekali~ kangen gak sama mommy dan mama, hm?" Ucap Jennie pada anaknya yang terbangun ketika dipindahkan ke kamarnya dan sedang menatapnya bahagia "tidur Minji nyenyak? Betah tidak disini??"

Jennie menggendong anaknya sambil mondar-mandir kamarnya dan terus mengajak anaknya berbicara "Mommy tinggal sebentar kamu makin berat yah, minum uyyu telus~" ia menoel hidung anaknya yang tertawa "aaaaa kiyowoo~" gemas jennie lalu mencium seluruh wajah anaknya

Ceklek...

"Lihat siapa yang datang kemari?.... Mama~" ucap Jennie riang memperlihatkan Jisoo yang masuk ke kamar pada anaknya

"Eoh, kata mommy bukannya dia tertidur?"

"Hum, namun sekarang dia sudah bangun.. coba kau gendong chu, dia semakin berat"

"Benarkah?"

"Coba saja"

Jisoo menerima anaknya yang dipindah dari Jennie "woaahh.."

"Benarkan apa yang kubilang?" Jennie tersenyum menatap Jisoo

"padahal hanya 4hari meninggalkannya"

"Besok juga kita meninggalkannya lagi chu.. kita harus ke LA.." ada nada sendu yang Jennie ucapkan

"Hmm kau benar..."

"Apa pilihan kita tepat untuk meninggalkannya lagi sendiri chu? Ini membuatku seperti mommy yang buruk karena selalu membuatnya sendirian tanpa orang tua" Jennie membackhug istrinya dan menyembunyikan wajahnya di punggung Jisoo

"Andwae jangan berkata seperti itu Jennie, ini pekerjaan kita dan kita sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan. Jadi harus menjalaninya seperti biasa saat kita dulu, arra?"

"Tapikan dulu kita masih gadis chu, belum mempunyai anak" Jennie duduk di kasur dan menatap Jisoo sendu

"Ndee.. maaf telah menempatkanmu diposisi sulit seperti ini"

"Aniya, bukan itu maksudku chu—" ralat Jennie cepat tidak ingin istrinya kembali salah paham soal kehadiran Minji dihidup mereka

"Hmm.. aku mengerti Jennie"  Jisoo memotong pembicaraan Jennie dan tersenyum menatap anaknya

Jennie mengambil obat yang disiapkan oleh ibunya lalu menyuapkannya ke Jisoo yang masih menggendong Minji "kau tidak marahkan dengan ucapanku tadi?"

"Tidak Jendeuk, aku bukan tipe yang cepat marah.. santai saja"

"Tapi tetap saja. Sekalinya kau marah itu sangat menyeramkan"

"Mwoyak hahaha..."

"Love you Kim"

"Hmmm..."

"Yak jawab aku!~" rengek Jennie memegang kedua pipi Jisoo memaksa untuk menatapnya

"Nde.. loveuu you too jendeuk" Jennie tersenyum lalu mengecup pipi dan bibir hati sang istri, lalu ia teringat sesuatu

"Oh ya, aku membeli barang online dua hari yang lalu.. sepertinya sekarang sudah sampai di dorm"

"Barang apa?" Tanyanya bingung

"Ada deh.. kau harus melihatnya chu!"

"Apa barangnya penting?"

"Um! Tentu saja!! Kau juga bisa memakainya jika mau, tapi sepertinya kau akan menolaknya"

"Memang apasih?"

"Nanti saja, kau akan mengetahuinya sendiri"

Minji menggeliat di gendongan Jisoo dan mulai menangis, sepertinya bosan mendengar ucapan kedua orangtuanya yang ia tidak mengerti. Jennie dengan tanggap langsung menggendongnya

"Baby waeyo? Minji lapar hm? Arraseo.. ayo kita turun dan membuat susumu. Chu kau istirahat saja disini, siapkan tenaga mu untuk malam nanti" ucap Jennie lalu keluar dari kamar

"Malam? Untuk apa? Yak Jennie??" Bingungnya polos, sakit di perutnya kembali terasa ia segera berlari ke kamar mandi yang berada di pojok kamar dan menutupnya rapat

Jennie mengabaikan ucapan Jisoo karena Minji masih menangis, dilihatnya mommy yang ketiduran memegang remot saat menonton tv, Jennie berjalan ke dapur dan membuka kulkas. Stok kantong asi tinggal 5, ia ambil dua lalu memasukkannya kedalam microwave

"Sssshhh... Tunggu sebentar lagi nde?? Jangan menangis sayang.. halmeoni sedang tertidur.."

Ting!

Jennie langsung memindahkan kantong asi itu kedalam botol dot sang anak lalu menyumpal mulut Minji yang langsung berhenti menangis

Kenapa ia tidak menyusui Minji langsung  dengan payudaranya? Karena dia habis dari luar berpergian. Ia tidak ingin membawa virus bagi anaknya yang masih sangat kecil

Suara nafas bayi saat sedang meminum susu baik dari dot ataupun saat menghisap dadanya itu bagaikan musik bagi Jennie, enak saja didengarnya. Sangat menggemaskan..

Jennie perlahan mendekat ke ruang tengah dan megambil remot dari tangan ibunya untuk mematikan televisi dan duduk di sofa sambil memegangi dot anaknya

"Maafkan mommy kita akan berpisah lagi sayang. Mommy janji jika pekerjaan mommy dan mama sudah selesai dan tidak sibuk, mommy dan mama akan fokus denganmu"

"I love you Minji my little sweet heart~"
Cup!
Cup!
Cuph!

TBC

Mama Chu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang