48

2.8K 369 11
                                    

MACAU

Setelah konser day 1 di Macau, mereka kembali ke hotel untuk beristirahat. Ya. Semenjak Jisoo bercerita awal mula kejadian bagaimana ia bisa menikah dengan salah satu adiknya. Dan Jennie yang bercerita dengan Rosé, kini hubungan mereka sedikit membaik karena Jisoo mulai mau berbicara dengannya walau tidak banyak. Ngomong-ngomong Minji berada di rumah keluarga Jisoo untuk sementara waktu karena jadwalnya kembali padat.

Kali ini para member bebas memilih teman sekamarnya. Tentu saja Jennie memilih dengan sang istri. Kini wanita kelahiran 95 itu sedang menonton TV sembari duduk di sofa

"Chu, kau lapar tidak?"

"Tidak, lagi pula ini sudah malam.. memangnya kau tak mengantuk?" Tanya Jisoo mengecilkan volume televisinya

"Ngantuk.. aku menunggumu disini untuk tidur bersama, chu" ucap Jennie duduk di kasur

"Arraseo.." Jisoo mematikan televisi lalu bergabung dengan istrinya di kasur dan mencari posisi nyaman. Sedangkan Jennie menyalakan lampu tidur lalu memeluk tubuh Jisoo

"Jisoo-ya.." panggil Jennie

"Hm?"

"Apa kau sudah memaafkanku?"

"....."

Jennie menghela nafasnya perlahan saat tak mendengar respon dari Jisoo, ia meletakkan kepalanya di dada sang istri lalu memejamkan matanya menikmati usapan lembut di kepalanya "Percayalah chu.. aku hanya mencintaimu, itu semua hanyalah permainan entertainment.. maaf tidak memberitahumu sejak awal" Lirihnya membuat usapan dikepalanya terhenti

"Aku percaya denganmu."

"Apa itu artinya kau memaafkan ku, chu?" Tanya jennie mendongakkan kepalanya

"Entahlah, tolong beri aku waktu.."

"Arraseo.. aku mengerti"

"Hm... Tidurlah" Jisoo kembali mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang

Pagi hari telah tiba, kali ini Jisoo yang terbangun lebih dulu daripada Jennie. Ia memindahkan tubuh Jennie yang berada di atasnya secara perlahan agar tidak terbangun. Ia ingin ke toilet untuk buang air kecil.

Setelah keluar dari toilet, Jisoo membuka ponselnya yang menunjukkan pukul 04.30 AM. Perutnya sangat lapar, ingin membangunkan Jennie namun tidak enak, apalagi ia masih sedikit canggung dengan istrinya.

Ia memasak air di teko listrik yang membuat Jennie terbangun karena suara bising yang dihasilkan

"Kau sedang apa chu? Sekarang jam berapa?" Ucapnya yang membuat Jisoo mengalihkan perhatiannya dari teko listrik itu

"Aku sedang memasak air untuk menyeduh susu. Sekarang jam 4.35 pagi, kau tidurlah lagi"

"Apa kau lapar?" Bukannya menuruti ucapan Jisoo. Kini Jennie mendekat dan mengambil alih kotak susu bubuk dari tangan Jisoo

"Hm.."

"Tidak ingin memesan makanan saja?"

Jisoo menggeleng seraya menggembungkan pipinya, tanpa Jisoo sadari itu membuat Jennie gemas.

Cuph

"Arraseo, duduklah.. aku akan membuatkanmu susu" ucap Jennie setelah mengecup pipi Jisoo

"Gomawo Jennie.." Jisoo tersenyum tipis dan mengikuti ucapan istrinya duduk di sofa. Ia memandangi bagaimana Jennie menuangkan air panas di gelas dan mengaduknya.

"Minumlah.. ini hangat, aku memasukkan air panas hanya setengah.. sisanya air biasa" ucap Jennie memberikan gelas pada Jisoo

"Nde... Kau bisa lanjut istirahat, maaf mengganggumu Jennie"

"Gwaenchana.. aku akan memompa asi ku, chu. Jam segini adalah waktu yang bagus untuk produksi asi." Ucap Jennie mengambil pompa serta kantong asi di koper miliknya lalu duduk di samping sang istri.

Jennie membuka kancing piyamanya lalu menempelkan alat pompa asi pada kedua dadanya. Ia melirik Jisoo yang menatap kosong ke arah depan dan belum meminum susu yang dibuatnya.

"Wae? Apakah susunya masih panas, chu?"

"A-ah.. aniya" Jisoo tersadar dari lamunannya dan mulai meminum susu coklat itu

Sekitar 15 menit Jennie memompa asi, ia memasukkan air susunya pada kantong bergambar beruang lalu ia taruh di kulkas kecil yang berada di bawah televisi

Jam menunjukkan pukul 05.06 AM. Jennie mendekati Jisoo yang masih terduduk di sofa "bolehkah aku duduk dipangkuanmu, chu?"

"Hm.." Jisoo mengangguk merentangkan kedua tangannya, Jennie segera duduk dan memeluk tubuh Jisoo, meletakkan kepalanya diceruk leher sang mama.

Jisoo mempererat pelukannya sehingga tubuh mereka saling bersentuhan. Tak selang 10 menit ia merasakan nafas Jennie yang teratur tanda bahwa istrinya telah kembali tertidur. Ia menarik tubuhnya sedikit untuk melihat wajah damai milik Jennie

Mendekatkan wajahnya dan memberanikan untuk mengecup dahi wanita dipelukannya. Sudah cukup lama ia tidak merasakan bibir ranum istrinya. Ia mengulum bibirnya sendiri untuk menahan diri dan ikut tertidur bersandar pada sofa.

Jennie terbangun mendengar nada dering dari ponsel Jisoo yang berisi panggilan dari adiknya Rosé. Ia mengambil lalu mengangkat panggilan itu

"nde rosie?" Ucap Jennie dengan mata terpejam dan masih berada di ceruk leher jisoo yang tetap tertidur

"Unnie, apa kau dan jisoonie tidak sarapan di lobby?" Sahutnya dari sebrang sana

"Omo, memangnya sekarang jam berapa?"

"Setengah 8 unnie.. apa kalian kesiangan?"

"Mwo?? Setengah 8?? Arraseo aku dan Jisoo akan segera turun."

Tut.

Setelah Jennie mematikan sambungan telfon. Ia membangunkan Jisoo untuk segera cuci muka dan gosok gigi lalu turun kebawah.

Rosé dan Lisa melihat kedua kakaknya yang berjalan kemari dengan Jisoo yang berjalan gontai seakan malas dan ingin kembali tertidur.

"Unnie!" Lisa melambaikan tangannya lalu mengajaknya bergabung

Jennie tersenyum dan menggenggam tangan Jisoo untuk duduk di kursi. Rosé menatapnya dengan pandangan menggoda dan berucap tanpa suara 'apa kalian sudah berbaikkan?'

Jennie mengangguk dengan tersenyum malu. Rosé tertawa sehingga menimbulkan raut wajah aneh dari Lisa maupun Jisoo

"Kenapa kau tertawa eoh?" Tanya Lisa bingung

"Aniya.. aku hanya sedang bahagia.."

"Jinjja? Apa yang membuatmu bahagia?"

Rosé tampak berfikir lalu tersenyum "Kau Lisa-ya, kau membuatku bahagia.. gomawo" Rosé memeluk Lisa yang sedang mengunyah buah-buahan. Sedangkan gadis Thailand itu semakin bingung. Jennie maupun Jisoo terkikik geli melihat interaksi kedua adiknya yang cukup menggemaskan.

TBC
Cieee bau-bau gak jadi cerai.. semoga hahaha!

Mama Chu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang