Jisoo membuka pintu mobil untuk istrinya, Kim Jennie. Yang terlihat sangat cantik dan menawan malam ini. Bibir hati itu perlahan membentuk senyuman ketika tangan lembut sang istri menyambut ulurannya dari dalam mobil. Mereka sudah sampai di tempat makan yang Jennie tahu harganya tidaklah murah.
Jisoo menggenggam tangan mungil si istri, berjalan masuk mencari tempat duduk di ruangan dingin berAC itu. Dan berakhir di sudut pojok ruangan. Setiap meja makan ada penghalang seperti kaca gelap yang tidak bisa terlihat dari luar, namun bisa dilihat dari dalam. Sudah dipastikan makan disini privasi mereka sangat terjaga.
Jisoo memesan nasi, sop iga, steak daging, kerang, dan juga minuman dengan sedikit kadar alkohol untuk mereka berdua lewat layar tanam yang berada di dinding dekat meja. Selagi menunggu pesanan, Jennie melihat sekitar ruangan yang tertutup itu dan menatap mata teduh wanita di depannya.
"Wae? Apa kamu senang?" Tanya Jisoo sedikit terkekeh.
"Um.. Aku sangat senang, gomawo baby" Gummy smile Jennie tunjukan dengan tubuh yang digoyangkan ke kiri dan kanan membuat Jisoo tersenyum gemas.
"Uri mandu.. Kenapa sangat menggemaskan, eoh?" Jisoo mencubit pipi Jennie dari sebrang sana.
Jisoo segera menjauhkan tangannya dari pipi Jennie dan merubah ekspresinya ketika melihat pelayan mendorong meja yang berisikan pesanan mereka.
"Terima kasih.." Senyum ramah Jisoo.
Setelah pelayan itu pergi, Jisoo mulai memakan makanan yang tadi ia pesan, begitupun dengan Jennie.
"Kamu kapan pergi mengunjungi Oddatelier, sayang?" Ucap Jisoo setelah menelan nasi dengan kuah sop.
"Nanti akhir bulan.."
Jisoo manggut-manggut. "Kamu cantik banget."
Jennie tersenyum malu. "Pembohong." Ucapnya dengan pipi bersemu merah dan memilih untuk menunduk menatap makanannya.
"Serius Jendeukie, sebentar aku pesan makanan penutup dulu.. Kamu mau apa?"
"Samain aja."
"Okee,"
"Chu?"
"Hum?" Jisoo merespon, tetapi tetap melihat pada layar menu pesanan.
"Aku ingin liburan~"
"Kemana?"
"Luar negeri~"
Setelah memesan, Jisoo menatap mata kucing istrinya yang tampak lebih sexy. "Boleh saja, tetapi untuk waktu dekat ini sepertinya aku tidak bisa.."
"Waeyo?"
"Jendeuk, aku masih harus syuting dan banyak acara untuk ke Paris nanti bulan depan."
"Ah... Ya, aku mengerti." Cicit Jennie pelan seraya menunduk.
Jisoo berpikir sejenak, lalu teringat ia segera mengambil sebuah kotak hitam ditasnya. Tangan panjang Jisoo meraih tangan kanan Jennie yang memegang sendok. Jisoo melepasnya dan segera meletakannya dengan kotak tersebut.
"Untukmu, jangan sedih eoh? Aku janji setelah pekerjaanku semua selesai kita bertiga akan pergi ke luar negeri."
Jennie melihat kotak tersebut. Membukanya perlahan, mata dan mulutnya membulat terkejut. Persis seperti seekor kucing!.
"I- ini serius, chu?" Tanya Jennie tak percaya, menutupi mulutnya dengan telapak tangan melihat cincin Cartier mahal yang baru saja dikeluarkan.
"Iya sayangku—"
Jisoo mematung ketika pelayan memberi pesanan pencuci mulutnya. Sedangkan Jennie tak peduli dan masih melihat kagum isi dari kotaknya.
"Chu, aaaaa Terima kasih! Aku sangat menyayangimu, sungguh!.." Jennie menggigit bibir bawahnya mencegah berteriak. Lalu Jisoo segera memasangkan cincin itu di jari tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Chu!
RomanceTentang kehidupan mereka yang menjalani peran sebagai seorang idol dan ibu sekaligus, akibat sebuah kejadian. Mampukah mereka mempertahankan hubungan rumah tangga yang penuh dengan cobaan?