50

3.1K 376 44
                                    

04.30 AM

Jennie terbangun karena suara alarm di ponselnya, ia melirik Jisoo yang masih menghisapnya dibawah selimut. Tangannya terulur untuk mematikan alarm dan kembali melanjutkan tidurnya. jujur ia sudah sangat pegal dengan posisi seperti ini. Ingin melepaskan tautan bibir Jisoo namun ada rasa tak tega.

Perlahan Jennie menarik dada kanannya keluar dari mulut Jisoo yang masih bergerak bahkan saat dia sudah melepaskannya. Ia memutar tubuhnya membelakangi Jisoo dan mendesah pelan menikmati sensasi nikmat karena pegalnya terasa hilang walau sedikit.

Selain itu pundaknya juga terasa sakit, tidak bisa di gerakkan. Ia memegang lengan kirinya perlahan dan memijatnya sendiri. Nanti pagi hari ia akan meminta tolong Lisa untuk memijatkannya.

Jujur sekarang Jennie merasakan seperti payudaranya berat satu karena dada kirinya yang masih dipenuhi dengan asi. Ia merasakan Jisoo yang duduk terbangun, Jennie memejamkan matanya berusaha untuk tidak kembali ke posisi tadi, lagian pasti dada kanannya sudah tidak mengeluarkan asi banyak lagi karena sudah diminum oleh Jisoo semalam.

Jisoo turun dari kasur dan naik kembali dengan berada di depan Jennie. Wanita itu kembali membuka pakaiannya dan memasukan pucuk dada kiri ke dalam mulutnya. Jennie mengepalkan tangannya kuat saat Jisoo kembali menghisapnya dengan kuat.

Karena posisinya yang di tengah, cukup banyak space untuk Jisoo berganti tempat dari kiri ke kanan. Dalam hati ia bertanya apakah Jisoo tidak mual karena terlalu banyak minum susu? Entahlah..

Tiba tiba saja telfon hotel berbunyi, lagi-lagi ia harus menjawabnya dengan Jisoo yang masih menghisap buah dadanya. Ia meletakkan telfon itu diantara bahu dan pipinya "hello?~"

"Unnie, apa kau sudah bangun?"

"Aku terbangun karena suara telfonmu."

"Mianhae Jennie unnie.."

"Gwaenchana, ada apa?"

"Bolehkah aku menumpang toilet disana? Chaeng sedang mandi dan aku sangat tak kuat dengan panggilan alam ini"

"Hmm.. kemarilah"

"Gomawo unnie!"

Tut!

Jennie menekan tombol dekat kasurnya untuk membuka kunci pintu, ia menutupi  seluruh tubuh Jisoo dengan selimut. Disaat yang bersamaan, Lisa masuk dan langsung pergi ke kamar mandi.

15 menit kemudian

Lisa keluar dengan helaan nafas lega, ia melihat kasur kedua unnienya yang masih terdapat space. Ia segera bergabung untuk tidur di sebelah kiri Jennie dan memeluk tubuh wanita bermata kucing itu

Tubuh Jennie menegang, Lisa memegang perutnya jangan sampai dia tahu bahwa Jisoo sedang menyusu padanya. Sebenarnya sih ia tak apa jika Lisa tahu, namun yang jadi permasalahan adalah bagaimana adiknya akan terus mengejek Jisoo sehingga membuat sang istri berhenti minum susu dan akhirnya jatuh sakit

"Jisoo unnie manja sekali mengumpat seperti itu dibawah selimut."

"Sudahlah tak apa, kau tak kembali ke kamarmu?" Tanya Jennie menolehkan kepalanya sedikit

"Malas, aku sedikit berselisih dengannya tadi."

"Wae??"

"Karena aku tak sengaja memakan mie instannya semalam."

Jennie terkikik mendengar ucapan Lisa. Namun tubuhnya semakin tegang saat adiknya semakin memeluk erat tubuhnya

"Mwo, kepala siapa ini?" Ucap Lisa

"Kepala unniemu."

"Eoh, mianhae Jisoonnie" ucap Lisa tanpa perlu melihatnya "kenapa pipi dia bergerak, unnie?" Tanya lisa saat memegang pipi kakak tertua

Jennie menepis tangan Lisa yang hampir mengenai dadanya yang sedang berada di mulut Jisoo. "Tidurlah, kau ini banyak tanya sekali. Aku masih mengantuk"

"Arraseo, mianhae"

05.30 AM

Saat Lisa dan Jisoo tertidur lelap, ia melepas tautan bibir Jisoo dari dadanya lalu pergi mandi. Hari ini mereka akan terbang ke bangkok untuk konser.

"Jisoo-ya, lisa.." setelah mandi Jennie membangunkan kedua wanita yang berada di kasur " wake up.. kita harus sarapan lalu membereskan pakaian"

"Eeunghh... 5menit lagi unnie" ucap Lisa meregangkan badannya lalu memeluk tubuh Jisoo

"Cepat. Chu, kau mandi terlebih dahulu"

"Hm..." Jisoo menyingkirkan tubuh lisa lalu berjalan gontai ke arah kamar mandi.

"Yak! Lisa-ya.. cepatlah mandi!"

"Unnie.. kau galak sekali" dengan malas Lisa terbangun dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Jennie.

Jennie memasukkan kembali pakaiannya dan pakaian Jisoo kedalam koper. Ia mengambil kantong asi di kulkas mini dan memasukannya kedalam tas chanelnya. Sambil menunggu Jisoo ia menelfon eomma untuk melihat wajah anaknya.

Disaat Jennie mematikan telfon, Jisoo keluar dari kamar mandi sudah memakai pakaiannya dengan rapih. Jennie tersenyum lalu mengajaknya turun untuk sarapan

Pesawat menuju Bangkok

Jennie meletakkan kepalanya di bahu sang istri yang sedang menonton film di layar iPad.

"Film apa, chu?"

"a quiet place"

"Apakah seru?"

"Ya!" Seru Jisoo mengangguk

"Aku mengantuk, tak apa kan jika aku tidur dengan posisi seperti ini?" Jennie mendongak menatap Jisoo yang berdeham menyetujui

Tak lama Jisoo membangunkan Jennie untuk makan siang. "Jendeukie, bangun.."

Perlahan, mata kucing itu terbuka. Mengusapnya perlahan dan menatap Jisoo dengan lembut "ada apa chu? Apa kita sudah sampai?"

"Ani, sekarang jam 2.. ayo kita makan siang"

"Hm.. nde"

Kepala Jennie sedikit pusing karena tidur yang hanya sebentar, ditambah pundaknya masih sakit tidak terlalu bisa untuk digerakkan. Sehingga Jisoo yang menyuapi Jennie makanan.

"Jika sudah sampai di hotel aku akan meminta Lisa untuk memjitiku.."

"Wae? Apa tubuhmu pegal?"

"Hum.. pundakku sakit" angguk jennie mengembungkan pipinya

"Tetapi saat sudah sampai, kita tidak langsung ke hotel. Melainkan pergi mengunjungi keluarga Lisa terlebih dahulu.." ucap Jisoo

"Nde.. gwaenchana"

"Jika sempat aku akan pergi ke supermarket untuk membeli susu coklat" jelas Jisoo menaruh piring kotor di tempatnya

"Nanti saja, malam ini kita istrirahat"

"Tapi jendeuk—"

"Turuti permintaanku ya?"

"Arraseo.." pasrah Jisoo menghela nafasnya pelan. Jennie tersenyum lalu mengecup pipi kanan istrinya dengan lembut


TBC
Mau dimasukkin Jisoo kena covid nya gak nih?? Kalo iya nih cerita kagak bakal tamat yang ada sampai ratusan part wkwkwk.

Mama Chu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang