Pagi ini Sasuke terbangun di kamarnya dalam keadaan duduk di lantai dengan kepala yg bertumpu pada tepi ranjang.
Sasuke membuka matanya dan berharap melihat Hinata yg sedang tertidur di ranjangnya, tapi ternyata matanya tidak dapat menangkap sosok Hinatanya.
Dengan panik Sasuke terbangun dari duduknya dan mengitarkan pandangan pada sekeliling kamarnya, saat dia hendak melangkah keluar dari kamar tiba tiba Hinata muncul dari ruang walk in closet miliknya dengan membawa setelan kemeja dan celana panjang milik Sasuke.
"Sasuke kau sudah bangun?" Tanya Hinata seraya meletakan baju Sasuke yg dia pegang di sofa kamar itu.
"Kenapa semalam kau tidur dengan duduk lantai? Punggung mu akan sakit nanti" tanya Hinata sambil membelai wajah Sasuke yg kini sudah ada di hadapannya.
"Mandi lah, kau harus kekantor untuk membantu kak Itachi, aku sudah siapkan pakaian mu, setelah ini aku juga akan turun dan membuat sarapan untuk mu" jelas Hinata yg kini sedang sibuk membereskan ranjang.Sasuke memegang tangan Hinata, menghentikan kegiatan Hinata yg sedang membereskan ranjang dan membuat Hinata berbalik menghadapnya lalu dengan cepat memeluk Hinata.
"Kau baik baik saja sekarang?" Tanya Sasuke masih dengan memeluk Hinata, satu tangannya di gunakan untuk memeluk pinggang Hinata dan tangan yg lainnya membelai surai panjang sang kekasih, Sasuke benar benar terkejut dengan perubahan sikap Hinata, karna kemarin Hinata masih terlihat murung dan sedih tapi pagi ini Hinata bersikap seolah semua baik baik saja dalam hidupnya.
Di sisi lain saat Hinata yg mendengar Sasuke bertanya apakah dirinya baik baik saja hal itu membuatnya mengingat kembali perkataan kakaknya Neji yg datang berkunjung kemarin sore.
Flashback on
Hinata masih menangis di pelukan Neji dan sang kakak senantiasa menunggu hingga adiknya sedikit tenang sebelum dia bicara, setelah beberapa saat Hinata mulai bisa mengendalikan perasaannya dan berhenti menangis, Neji melerai pelukan sang adik, dia memegang kedu pundak Hinata dan menatap kedalam mata adiknya.
"Hinata, aku tau apa yg tou-sama lakukan sudah sangat menyakiti perasaan mu, dan kau mungkin berpikir bahwa kau pantas di perlakukan seperti itu oleh tou-sama karna kesalahan mu, tapi apa yg tou-sama coba lakukan padamu pun adalah sebuah kesalahan, tou-sama mencoba memisahkan mu dan juga bayi mu dari Sasuke" ucap Neji "menurut ku tou-sama memang berhak meminta mu untuk menjauh dari Sasuke tapi tou-sama tidak berhak sama sekali untuk menjauh kan bayi mu dari Sasuke, karna walau bagaimana pun bayi ini adalah bayi Sasuke bukan" ujar Neji seraya menyentuh lembut perut Hinata yg masih datar "aku tidak mengatakan hal ini agar kau marah ataupun membenci tou-sama, karna aku tau adik ku yg memiliki hati begitu lembut ini tidak akan mampu melakukannya, tapi aku mengatakan hal ini untuk membuat mu mengerti bahwa kau tidak bisa lagi menempatkan tou-sama sebagai prioritas utama mu, karna sekarang kau memiliki seorang bayi yg akan lahir dari rahim mu Hinata, dan coba lah lihat Sasuke, kau sangat mencintainya bukan, coba lah lihat dia, betapa berantakannya Sasuke saat ini karna dia terus mencemaskan mu, jadi untuk saat ini cobalah untuk fokus pada kehidupan mu dan juga bayi mu, putuskan apa yg terbaik bagi masa depan mu dan juga bayi mu Hinata" jelas Neji seraya membelai wajah sang adik penuh kasih lalu mencium kening Hinata.
Flashback off
Saat Sasuke bertanya apa kah dirinya baik baik saja, Hinata mencoba melakukan apa yg kakaknya katakan, dia menatap lekat wajah pria yg kini ada di hadapannya.
Sasuke memang terlihat berantakan, ada lingkaran hitam di kantung matanya, dan terlihat sudah tumbuh kumis tipis di wajah dan sekitar rahangnya, Sasuke terlihat tidak memperhatikan dirinya sendiri, bahkan Sasuke lupa untuk bercukur walaupun Sasuke adalah pria yg sangat rapih, selama mereka bersama tidak pernah Hinata melihat Sasuke berantakan sperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLETED
RomanceKehidupan sepasang kekasih itu berubah seratus delapan puluh derajat setelah kecelakaan yg mereka alami di malam perayaan kelulusan dari Uchiha Sasuke semua karakter milik Masashi Kishimoto, saya hanya punya alur cerita