"Uchiha-san" mendengar sapaan dari Sasuke membuat Obito sedikit tersenyum.
"Tidak perlu terlalu formal padaku, kita masih kerabat jauh kan" balas Obito, sambil melirik pada seorang wanita berambut merah muda di belakang Sasuke dan Hinata yg tengah duduk termenung meratapi nasib putrinya.
"Aku tidak tau jika kalian mengenal Haruno Sakura" saat Obito mengucapkan nama Sakura secara spontan Sakura memandang ke arahnya, mata Sakura membulat sempurna melihat Obito ada disana.
Sejak tadi Sakura hanya melamun tanpa memperdulikan sekitar, tapi saat matanya menangkap sosok Obito disana Sakura langsung berdiri dan secara tiba tiba pergi entah kemana.
"Seharusnya aku yg tanya seperti itu pada mu" ucap Kakashi "sejak kapan kau mengenal Haruno Sakura,? Karna jika di ingat ingat kau tidak pernah dekat dengan wanita manapun setelah kematian mendiang istri mu Nohara Rin delapan tahun yg lalu" lanjut Kakashi.
"Dia hanya partner sex bagi ku" jawab Obito.
Deg!!
Seolah Kakashi dan Sasuke memiliki pikiran yg sama, mereka saling menatap satu sama lain, dan Sasuke hanya memberi anggukan pada Kakashi.
.
.
.
.
.Saat ini Obito sedang berada di ruang pengambilan darah, dia berbaring dengan selang yg mengalirkan darahnya.
"Sejak kapan kau mengenal Sakura" Kakashi yg menemani Obito mulai bertanya dan membuka percakapan.
Di ruangan itu hanya tinggal mereka berdua, karna itu Kakashi berpikir ini waktu yg tepat untuk mengorek informasi dari Obito.
"Entah lah" jawab Obito acuh "mungkin tujuh yg lalu, sebelum peringatan kematian Rin yg ke satu tahun" lanjut Obito "dia hanya partner sex untuk ku, kami berhubungan hanya beberapa bulan, hingga dia pergi dan menghilang, ku dengar dia melanjutkan studinya, entahlah" jelas Obito.
Baginys Sakura memang bukan siapa siapa, dia hanya pergi pada Sakura saat dirinya perlu menumpahkan hasratnya, dan Sakura tidak menolak karna mungkin Sakura begitu frustasi akan Sasuke dulu.
"Sakura memiliki seorang putri" ucap Kakashi, Kakashi berhenti sejenak untuk melihat respon Obito "putrinya berusia tujuh tahun dan saat ini kau akan mendonorkan darah mu untuk putrinya" jelas Kakashi.
Keterkejutan terlihat nyata pada raut wajah Obito, tidak mungkin jika putri Sakura dan Obito memiliki golongan darah yg sama, itu bukan suatu kebetulan.
"Tidak mungkin Kakashi, bagaimana mungkin putrinya memiliki golong darah yg sama dengan ku, karna golongan darah ku adalah.." "aku tau, aku mengerti maksudmu" Kakashi dengan segera memotong kalimat Obito.
.
.
.
."Sasuke, Hinata pulang lah" pinta Kakashi "aku akan mengurus semua hal yg ada disini" lanjutnya.
"Tapi Kakashi-san.." "biarkan Kakashi mengatasi semua hal disini Hime" potong Sasuke "lagi pula kau terlihat pucat sekarang, kau pasti kelelahan, lebih baik kita pulang" Hinata akhirnya pulang bersama Sasuke dan juga Jugo setelah Sasuke membujuk Hinata dengan susah payah.
Di lubuk hatinya, Hinata merasa bersalah atas kecelakaan Sarada, tapi tentu saja semua sudah garisan takdir, apa yg harus terjadi maka akan terjadi.
.
.
.
.
.Sudah tiga jam sejak Obito selesai mendonorkan darahnya pada Sarada, dokter dan suster menyarankannya untuk beristirahat hingga kondisinya pulih pasca mendonorkan darahnya, karna itu Obito masih berada di rumah sakit saat ini.
Seorang dokter masuk ke dalam ruangan dimana Obito sedang beristirahat dan memberikannya sebuah berkas, dengan segera Obito mengambil dan membacanya.
Setelah membaca berkas itu seketika air matanya tumpah membasahi kedua pipinya, dia bangun dan pergi dari ruangan itu.
.
.
.
.Kakashi kini sedang menunggu di depan ruang rawat Sarada, sementara Sakura sudah berada di dalam menemani putrinya, dari kejauhan Kakashi bisa melihat Obito yg berjalan tergesa tegas lalu masuk ke dalam ruang rawat Sarada, Kakashi ingin menyusul masuk, tapi sepertinya Kakashi tau ada apa di balik sikap Obito yg terkesan terburu buru.
Karna itu Kakashi hanya diam dan memberikan Obito sedikit waktu.
.
.
.Saat Obito masuk ke dalam ruang rawat Sarada, dia bisa melihat seorang gadis kecil berusia enam tahun sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan di temani ibunya yg tertidur dengan posisi duduk di sebelahnya.
Dengan perlahan Obito melangkah dan mendekati Sarada, dia membelai wajah cantik Sarada yg terlihat pucat.
"Putri ku sayang" ucap Obito lirih seraya mencium kening Sarada.
Sakura yg mendengar suara Obito perlahan membuka matanya, dan mata emerald miliknya bertatapan langsung dengan mata onix milik Obito.
"Bagaimana kau bisa melakukan hal segila ini Sakura" ucap Obito penuh penekanan "kau menjauh kan putri ku dari ku, kau membiarkan putri ku tumbuh tanpa seorang ayah, dan bahkan kau membohongi putri ku dengan mengatakan bahwa Sasuke adalah ayahnya" Obito mengatakan hal itu dengan nafas yg mulai memburu karna amarah "kau hampir saja menghancurkan hidup ku, hidup putri mu dan bahkan rumah tangga Sasuke" lanjut Obito.
"Obito" Sakura memanggil namanya dengan lirih, Sakura ingin mengatakan banyak hal tapi lidahnya terasa kelu dan beku.
Obito memberikan berkas hasil tes DNA miliknya dan Sarada, dalam berkas tersebut jelas tertulis bahwa Obito adalah ayah biologis Sarada.
"Aku sudah mendengar semuanya dari Kakashi" ucap Obito "apa yg kurang dari ku hingga kau pergi pada Sasuke dan meminta pengakuannya atas Sarada alih alih pergi pada ku" lanjut Obito "apa yg kau inginkan Sakura, uang ?, Kekuasaan?, aku memiliki apa yg di miliki Sasuke, uang, kekuasaan, jabatan, aku memilikinya tapi kau tetap pergi pada Sasuke" nafas Obito masih memburu terutama saat dia bicara dengan Sakura, tapi Obito mencoba untuk tetap tenang.
Walau bagaimanapun Sakura adalah ibu dari putrinya, dan saat ini putrinya sedang terbaring tak berdaya, tidak mungkin Obito membakar amarahnya dalam kondisi seperti ini.
"Aku tidak pergi pada mu karna aku tau, kau hanya memandang ku sebagai seseorang untuk melupakan hasrat mu, kau tidak akan pernah bisa melupakan mendiang istri mu Rin" Sakura bicara dengan suara yg pelan, hampir terdengar seperti berbisik tapi Obito mampu mendengarnya.
"Sebagai seorang wanita, aku hanya ingin di cintai, apa memang aku sangat sulit untuk di cintai oleh seseorang?" Sakura mengatakan semua itu dengan air mata yg jatuh dari pelupuk matanya.
"Entah itu Sasuke, ataupun kau, kalian tidak bisa memberi ku cinta, Sasuke hanya bisa memandang Hinata, sementara kau masih terjebak dengan masa lalu mu bersama mendiang istri mu, aku hanya ingin seseorang mencintai ku" kali ini bukan hanya air mata yg jatuh, tapi bahkan isak tangis Sakura mulai terdengar memenuhi ruangan tersebut.
Obito yg berdiri di sisi ranjang, bersebrangan dengan Sakura, melangkahkan kakinya perlahan dan berdiri di hadapan Sakura, Obito berlutut di hadapan Sakura yg sedang duduk lalu memeluk tubuh rapuh wanita itu.
"Maafkan aku" ucap Obito tepat di telinga Sakura "maafkan aku Sakura" Obito kembali mengulangi perkataanya.
Obito melepaskan pelukannya lalu kedua tangannya menyentuh lembut wajah Sakura, kedua pasang mata berbeda warna itu saling menatap satu sama lain dengan dalam, perlahan jari Obito menghapus air mata di kedua pipi Sakura dan mencium kening Sakura lembut.
"Ku mohon Sakura, lupakan cinta mu pada Sasuke, dan mulai lah dari awal bersama ku" ucap Obito "kita bisa belajar bersama, untuk saling mencintai satu sama lain, aku akan mencoba keluar dari masa lalu ku bersama Rin, dan menyambut masa dengan mu juga putri kita, setidaknya hanya hal ini yg bisa kata lakukan untuk kebahagiaan Sarada" Obito mengatakan semua hal itu dengan nada penuh keyakinan, kali ini dia memiliki alasan lain untuk bertahan menyongsong masa depan, yaitu putrinya Uchiha Sarada.
To be continued
_______________***_______________
Maaf ya di episode kali ini SasuHina sedikit, karna pengen ngasih plot yg berkualitas buat Obito dan Sakura 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLETED
RomanceKehidupan sepasang kekasih itu berubah seratus delapan puluh derajat setelah kecelakaan yg mereka alami di malam perayaan kelulusan dari Uchiha Sasuke semua karakter milik Masashi Kishimoto, saya hanya punya alur cerita