Sebuah tangan terulur di depan wajah Yeosang yang sekarang terduduk di lantai dengan seragam atasnya yang basah dan kotor.
Kantin mendadak sunyi dari sebelumnya yang riuh penuh tawa menertawakan Yeosang kini senyap tidak ada lagi tawa yang terdengar.
Yeosang mendongak menemukan satu wajah yang asing, seingatnya dia tidak pernah melihat wajah ini di sekolah sebelumnya.
Cukup lama memperhatikan wajah tersebut Yeosang kemudian menerima uluran tangan darinya.
Dia dibawa berjalan keluar kantin, tidak ada yang menghalanginya dan tidak ada sorakan-sorakan yang biasa membuntutinya.
"Lepas, lo mending gausah bantuin gue nanti lo juga jadi sasaran anak-anak lain" Yeosang berusaha melepas tangannya.
"Liat sekeliling lo" Yeosang menurut melihat di sekelilingnya anak-anak yang biasa mengganggunya tidak berani menatapnya, mereka bahkan seolah tidak melihatnya sama sekali.
Yeosang diam memperhatikan laki-laki yang menyeret tangannya ini dari belakang.
Mereka berdua sampai di depan loker laki-laki tadi, membukanya kemudian memberikan seragam olahraganya kepada Yeosang.
Kembali menyeret tangan Yeosang membawanya menuju toilet menyuruh Yeosang masuk mengganti seragamnya yang kotor.
Yeosang memegang erat seragam olahraga di dadanya.
"Terimakasih.."
"Jongho" sahut laki-laki tadi.
Yeosang mengangguk.
"Terimakasih Jongho" kemudian Yeosang masuk ke dalam.
Setelah mengganti seragamnya Yeosang keluar dari toilet dan tidak menemukan laki-laki bernama Jongho tadi.
Yeosang menoleh ke kanan-kiri mencari laki-laki tadi tapi tak juga melihatnya. Mengendikan bahunya Yeosang kemudian kembali ke kelasnya.
••••••••••
Hari berikutnya Yeosang yang berada di gudang sekolah mengepalkan tangannya erat, di hadapannya berdiri beberapa murid yang selalu mencari masalah dengannya.
Yeosang ingin sekali menghajar wajah-wajah di depannya ini tapi apa boleh buat dia hanya murid biasa, orangtuanya tidak sekaya dan berpengaruh seperti orangtua anak-anak yang mengerubungi nya sekarang ini.
Sekali tamparan dan itu akan membuat dia dan keluarganya menderita. Yeosang selalu membenci fakta itu, bahwa harga dirinya tak sebanding dengan uang.
Yeosang merasakan tamparan kuat di sisi wajahnya. Mengetatkan rahangnya mencoba menahan rasa muak di dadanya.
"Cepet bilang! Lo ada hubungan apa sama Jongho sampe dia belain lo kemarin" teriak salah satu murid perempuan.
"Gue juga baru tahu ada orang kayak dia di sekolah ini" balas Yeosang.
Yeosang berkata yang sebenarnya, dia sebelumnya memang tidak pernah melihat Jongho.
Dia sampai berpikir mungkin Jongho murid baru yang kebetulan kemarin membantunya, tapi hari ini dia tau Jongho adalah ketua klub sepakbola di sekolahnya.
Pribadinya tidak banyak di ketahui dan yang paling penting dia ditakuti satu sekolah, bukan berarti dia orang yang menyeramkan hanya saja jika ada yang bermain-main dengannya orang tersebut tidak akan pulang dengan badan bersih tanpa lecet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateez Oneshoot
FanfictionPair Joonghwa, Sanwoo, Minyun, Jongsang. Bahasa Baku, semi baku, tergantung mood. BxB area!! Aku nulis cerita ini buat nuangin ide di pikiranku, aku orangnya terlalu pilih-pilih bacaan dan ga banyak fanfic ateez yang sesuai seleraku. So, aku n...