Jongho membuka matanya. Pemandangan yang pertama dilihatnya seperti biasa ruangan putih dengan banyak brankar kosong yang di pisah dengan tirai berwarna hijau.
Udah hampir setahun Jongho masuk SMA dan dia masih mempertahankan gelarnya sebagai pelanggan tetap di UKS sekolahnya.
Jangan bilang Jongho lemah! Dia cuma gabisa kena panas lama-lama aja atau ga Jongho bakal pingsan.
Jongho kembali menutup mata ketika sebelah tangan seseorang hinggap di dahinya.
Jongho membuka mata, menemukan seorang laki-laki cantik yang memakai seragam khusus PMR.
"Udah tau anemia masih panas-panasan. Mau sok kuat lo" cerca laki-laki itu beranjak menuangkan air putih sampai memenuhi satu gelas besar.
Jongho mengernyitkan alisnya mendengar ucapan laki-laki cantik yang masih membelakanginya.
Memberikan segelas besar air pada Jongho menyuruhnya menghabiskan semuanya tanpa tersisa.
Jongho menurut, mengambil posisi setengah duduk meminum air dari tangan laki-laki cantik itu.
Jongho hendak menjauhkan bibirnya ketika petugas PMR itu menahan kepalanya memaksa Jongho menghabiskan segelas besar air putih tersebut membuat Jongho membulatkan mata.
Jongho berhasil menghabiskannya, menyandarkan dirinya Jongho bernafas dengan tersengal-sengal.
Laki-laki cantik itu kemudian menyodorkan roti isi kearah Jongho.
"Abisin, gue mau balik ke lapangan. Kalo mau mati bilang biar gue kesini" ucapnya.
Jongho menatap tak suka laki-laki di depannya yang dia liat nametag di dada kirinya tertulis 'Kang Yeosang'
"Lo anak PMR tapi kasar banget"
Yeosang diam sebentar kemudian menjawab dengan acuh.
"Terserah gue, mulut mulut gue" menaruh roti tadi di atas dada Jongho kemudian berlalu pergi.
••••••••••
Yeosang menatap laki-laki di tengah lapangan dengan alis mengernyit sebelum berdecak.
"Tuh orang kaga punya otak apa ya, pingsan lagi kaga bakal mau gue nolongin" gumamnya pelan kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Jongho lagi-lagi ngusap keringat di dahinya, menjunjung tinggi papan yang bertuliskan pengakuan cintanya pada kakak kelas perempuan yang manis.
Siswi itu sebenarnya tau tapi dia enggan keluar karena merasa malu.
Lagipula dia udah punya pacar, dan juga dia aja ga kenal sama Jongho. Ini gaada acara PDKT-an langsung nembak ya malulah dia. Mana Jongho nya ga jelas.
Jongho sebenernya malu setengah mati berdiri di tengah lapangan sambil bawa-bawa papan dengan tulisan jelek dan gajelas hasil karya Mingi.
Dia juga gaada niat sebenernya confess kayak gini, tapi lagi-lagi dia di paksa sama Mingi dan Wooyoung.
Kalo Mingi doang gapapa Jongho bisa banting, tapi selain Mingi ada Wooyoung juga yang ngusulin ide gila kayak gini.
Mana Wooyoung pacar abangnya, selain itu Wooyoung banyak banget bacotnya kalo ga didengerin yang ada Jongho lama-lama budek.
Berkali-kali Jongho ngusap keringat yang udah banjir di wajahnya, seragamnya juga udah basah semua.
Lambat laun mata Jongho kabur, kepalanya pusing tapi dia tahan-tahan biar ga pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateez Oneshoot
FanfictionPair Joonghwa, Sanwoo, Minyun, Jongsang. Bahasa Baku, semi baku, tergantung mood. BxB area!! Aku nulis cerita ini buat nuangin ide di pikiranku, aku orangnya terlalu pilih-pilih bacaan dan ga banyak fanfic ateez yang sesuai seleraku. So, aku n...