"K-kumohon.." Wooyoung mengatupkan kedua tangannya memohon dengan putus asa pada pria yang saat ini menyeringai di depan wajahnya.
"Tolong jangan bunuh aku.." lirih Wooyoung.
"Ada kata-kata terakhir?" Pria itu mengangkat pisau lipatnya mengarahkannya tepat ke mata Wooyoung.
Pisau itu hanya berjarak beberapa centi dari matanya. Wooyoung gemetar, bibirnya terkatup rapat.
Pria itu terdiam menatap fitur wajah Wooyoung lamat, menurunkan pisaunya mengarah ke sebelah pipi Wooyoung menggores sedikit permukaan kulitnya.
Wooyoung merasakan dingin pisau dan darah yang keluar dari pipinya, kesadarannya pulih bibirnya yang bergetar berkata lirih.
"Sekali ini saja.. k-kumohon lepaskan aku, tolong jangan bunuh aku"
"Aku masih ingin hidup, tolong.. masih banyak hal yang ingin kulakukan.. aku ingin menikah, mempunyai anak dan mengurusnya tolong hanya sekali ini saja jangan bunuh aku, hiks.." Wooyoung menangis memohon untuk yang terakhir kalinya.
Pisau di pipinya bergerak turun menuju tenggorokannya.
Wooyoung sudah pasrah jika ini memang hari terakhirnya di dunia, dia memohon maaf kepada semua orang yang selama ini sudah di repotkannya.
Wooyoung memejamkan matanya erat.. pisau di tenggorokannya sudah tidak dirasakannya lagi.
Wooyoung merasakan badannya terangkat, pria tadi menggendongnya di pundak seperti karung beras.
Wooyoung menangis dalam diam, pikirnya pria ini hanya menunda kematiannya.
••••••••••
Wooyoung duduk diam di atas ranjang meremat celananya, isakannya samar-samar masih terdengar sesekali melirik takut-takut pria di sampingnya yang sedang mengobati luka goresan di pipinya.
Pria itu dengan telaten menempelkan kapas dan plaster di pipi Wooyoung.
Selesai mengobati Wooyoung pria itu berdiri membuka jasnya kemudian menyimpan pisaunya yang kotor di salah satu meja.
Bergerak melepas jaket Wooyoung lalu ditaruhnya di gantungan di belakang pintu.
Wooyoung hanya diam menatap kosong lantai di bawahnya, wajahnya masih menegang kaku juga jantungnya masih berdegup kencang.
"Tidur" suruh pria tadi menatap Wooyoung.
Wooyoung dengan tubuh yang masih sedikit gemetar menurut dengan segera menyembunyikan dirinya dibalik selimut.
Ponsel pria itu berdering, dia kemudian mengangkatnya menyalakan ponselnya ke mode speaker.
"Kau sudah selesaikan bagianmu? Cepat kirim padaku akan ku periksa sudah benar atau belum"
"Sudah pasti benar, aku lebih pintar darimu"
"Tutup mulutmu San, kau sangat sombong"
"Ya terimakasih"
"Sudahlah, Yunho menungguku. Cepat kirim padaku sialan"
"Yayaya"
Setelah itu panggilan diputus. Wooyoung di bawah selimut meringkuk ketakutan berharap ini semua hanya mimpi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateez Oneshoot
FanfictionPair Joonghwa, Sanwoo, Minyun, Jongsang. Bahasa Baku, semi baku, tergantung mood. BxB area!! Aku nulis cerita ini buat nuangin ide di pikiranku, aku orangnya terlalu pilih-pilih bacaan dan ga banyak fanfic ateez yang sesuai seleraku. So, aku n...