5

232 9 1
                                    

1 Minggu setelah Jimin pulang dari rumah sakit, Jimin kemudian menjenguk kakek Kim bersama taehyung ,jimin mengira kalau disana dia akan bermain dengan keponakan taehyung dengan senang namun tak ada satupun yang menyapa Jimin dan taehyung hanya tatapan sinis yang mereka dapatkan

"Yuyung mengapa mereka menatap ku seperti itu" taehyung yang semula hanya menatap datar pada semua sepupu dan tante paman nya kini beralih pada Jimin

"Hanya manusia bodoh yang akan melakukan hal itu termasuk mereka" taehyung menggandeng tangan Jimin tapi Jimin merasa keberatan sepertinya" Yuyung " ucapan Jimin sangat lirih dan lembut tapi suaranya cukup bergetar seperti Jimin akan menangis

"Kenapa" Jimin mendongak kan kepalanya ke atas dan menatap taehyung dia lalu mengalirkan air mata nya" hei sayang kenapa menangis" taehyung pun sedikit berjongkok untuk menatap Jimin dekat

"Hiks..aku sedih..hiks.. kau memiliki tubuh yang sempura sedangkan aku...hiks" jujur taehyung tak mengerti maksud Jimin dia menangkup wajah Jimin dan memberi kecupan di kedua pipi Jimin dan kening Jimin jangan lupa bibir Jimin

"Kau sempurna sayang, kenapa memang tiba' mengatakan hal yang seperti itu" ucapan taehyung membuat para sepupu dan tante paman nya kaget begitupun dengan Daniel

"Apa ini taehyung?kau seperhatian ini? Lemah lembut ? What' seperti nya aku berada di mimpi iya iya aku harus bangun"ucap yeji memegang pelepisnya seolah prustrasi

"Sangat berlebihan sekali anak ini" ucapan Yeni membuat yeji menatapnya sinis

"Lebih baik kita bicara di dalam" taehyung lalu mengangkat tubuh Jimin dan membawa Jimin ke lantai 2 dimana dulu itu kamar taehyung saat taehyung kecil

Jadi,waktu kecil taehyung tidak tinggal bersama Appa nya dia tinggal bersama kakek dan neneknya dulu karena taehyung harus berlatihan bela diri dan lain sebagainya namjon menyuruh taehyung tinggal bersama sang kakek dia takut kalau taehyung harus lebih lelah lagi

Jimin duduk di tepian ranjang dia masih terisak taehyung mencoba menenangkan nya dia memeluk Jimin dan tangannya yang tak henti' mengelus Surai Jimin lembut

"Bisa cerita sekarang" Jimin menganguk" kau tak pantas untuk ku ,aku hanya orang yang kamu temui di pantai meski aku mengenalmu begitupun sebaliknya tapi aku rasa aku merepotkan mu kau selalu menjaga ku padahal aku hanya orang gelandang yang di usir dari rumah karena sesuatu yang aku benci pada saat itu lalu kau menolong ku untuk tidak bunuh diri,menjaga , dan merawatku dengan penuh kasih sayang kau memiliki tinggi yang sempurna berbeda denganku yang pendek  " lirihnya taehyung hanya menanggapi nya dengan kekehan

"Hanya karena itu kekasih ku ini menangis? Tidak masuk akal " Jimin kesal dengan ucapan taehyung" ish! Tapi benerkan" taehyung mengeleng

"Kau cocok untuk ku , kau yang dari dulu ku harapkan selama hampir 2 tahun dan kau bukan gelandangan Jim , tinggi atau pendek tidak bisa menentukan kita berakhir"ucapan taehyung ada benarnya jika Jimin memahaminya

"Tapi kau kerepotan Yuyung menatapku saja harus sedikit berjongkok dan di saat kau mengandeng tangan ku-"ucapan Jimin terpotong saat jari telunjuk taehyung berada di bibirnya

"Syttt tidak sama sekali malah aku gemas dengan mu sayang karena aku seperti memiliki anak kecil yang dewasa ,memang kau ingin tinggi?"

"Iya , aku ingin tinggi aku benci pendek di saat aku melihat keramaian aku hanya bisa mendengar dan tidak bisa melihatnya dengan jelas karena aku hanya menatap punggung orang saja, menyebalkan!" Jimin berdiri dari ranjang lalu menghentak'kan kakinya ke ranjang
membuat taehyung terseyum

"Sayang nanti jatuh sini duduk" taehyung menepuk pahanya Jimin yang menurutpun duduk di pangkuan taehyung

Taehyung mengambil ponselnya dia seperti sedang mencari kontak seseorang lalu setelah taehyung menemukan kontak seseorang itu taehyung pun menelponnya

Pertemuan tuan kim dan namja manisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang