1- Ruang Jones

456 35 3
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

L(ove):

Aku udah di kafe, satu jam nggak datang, aku pulang.

Pesan itu sampai di ponsel Yona sejak lima belas menit yang lalu, tapi ia baru sempat membukanya sekarang, itu pun harus curi-curi kesempatan agar tak ada yang memergoki.

Mampus gue, Leon pasti ngambek! Cewek yang rambutnya dikuncir kuda itu mendesah pelan.

Gue:

Sori, L aku masih ra—

"Wakil Ketua Keiyona, siapa yang mengizinkan lo main ponsel di tengah rapat?"

Deg. Masih dalam mode mengetik, Yona segera mematikan ponselnya. Ditegakkannya punggung yang sebelumnya membungkuk. Cengiran kecil terbit di wajahnya yang mulai kusam.

"Tetap fokus!" hardik seseorang yang berdiri di tengah-tengah ruangan. Sagara Abayomi, ketua OSIS SMA Akasia masa bakti 2021/2022.

Yona memutar bola matanya. Bagaimana ia bisa fokus saat hubungannya dengan Leon terancam kandas gara-gara rapat mingguan ini?

"Keiyona?"

"Ya ... iya ... gue bakal berusaha buat fokus, tapi gimana gue bisa fokus kalau diskusinya alot begini?" Yona berdalih. Menatap Sagara yang balik menatapnya garang.

Seluruh pasang mata yang berada di ruangan berukuran 9m×8m itu mengarah pada Yona yang sedang bersedekap dada. Menatap malas anggotanya yang iya-iya saja tanpa memberi sedikit pun masukan ketika pemimpin rapat menyampaikan gagasannya.

Rabu ini, sama seperti rabu-rabu sebelumnya, OSIS Akasia mengadakan rapat mingguan. Biasanya Yona selalu bersemangat, tapi tidak dengan hari ini. Hari yang bertepatan dengan hari ulang tahun Leon, pacar pertamanya. Yona sudah berjanji akan mentraktir Leon sepulang sekolah di kafe yang letaknya tak jauh dari sekolah setelah lupa mengucapkan selamat ulang tahun tepat pada jam dua belas. Sayangnya, Yona yang seorang wakil ketua OSIS Akasia tidak bisa meninggalkan rapat mingguan yang berlangsung lebih dari dua jam.

"Sudahi saja, deh, rapatnya. Toh, semua sudah setuju sama pendapat Sagara. Iya, kan?" ujar cewek itu. Tangannya ganti mengetuk-ngetuk meja sembari menunggu persetujuan dari sang ketua.

"Lo kenapa, sih, Yon? Biasanya lo yang demen pulang telat. Kenapa mendadak ingin cepat-cepat minggat?" Ratih, sekretaris OSIS berbadan gempal, angkat bicara.

Yona mengedikkan bahu. Dia hanya ingin rapat cepat berakhir dan menyelamatkan hubungannya dengan Leon. Sungguh tidak ada yang lebih ia pikirkan daripada Leon, Leon, dan Leon.

"Keiyona, Ratih, siapa yang mengizinkan kalian ngobrol di tengah rapat?" Sagara, yang memimpin rapat, bangkit dari duduknya. "Keiyona, kalau lo bosan dengan jalannya rapat ini, ikut gue." Cowok itu berjalan keluar ruangan setelah meminta Ratih untuk mengondisikan jalannya rapat selagi ia keluar.

Berjalan ogah-ogahan, Yona mengembungkan pipinya menahan sebal. Harapannya untuk pulang lebih cepat dipatahkan. Bukannya membubarkan rapat, Sagara justru memintanya mengambil beberapa barang yang dibutuhkan dari dalam gudang.

"Kalau mau ngambil barang-barang harusnya lo ajak anak cowok, dong! Masa lo suruh gue angkut-angkut barang? Gue bukan kuli panggul!" Yona misuh-misuh di belakang tubuh jangkung Sagara yang memimpin jalan. Pikiran Yona sekusut penampilannya.

Aroma debu langsung tercium begitu pintu gudang terbuka. Yona kontan menjepit hidungnya dengan jari. "Lo mau ambil apaan, deh?"

"Lihat kardus di atas lemari itu?" Yona mengangguk saat Sagara menunjuk kardus berukuran sedang yang dimaksud.

"Cuma itu?" Sagara mengangguk. "Terus fungsi gue di sini? Astaga, Gar, lo cuma mau gue temani, ya?" tebak Yona percaya diri. Tawa yang tersembur hampir membuatnya tersedak.

"Pegangin kursi. Itu tujuan gue bawa lo ke sini." Dingin seperti biasa, suara bass Sagara berhasil membuat tawa Yona reda.

"Gar, rapatnya kelar jam berapa, deh? Gue harus cepet-cepet balik demi perdamaian dunia," ucap Yona sembari memegangi kursi yang dinaiki Sagara.

"Masih lama," jawabnya.

"Gue terancam kemusuhan sama Leon kalau telat dikit aja."

Helaan napas kasar keluar dari mulut Yona. Ending sudah tertebak, Leon pasti murka karena satu jam yang diberikannya hanya tersisa dua puluh menit saja. Satu-satunya yang bisa Yona lakukan hanyalah berpasrah. Saking pasrahnya, Yona tidak menyadari tangannya yang terlepas dari pegangan.

"Keiyona."

"Hmm."

"Keiyona!"

"Apa, sih?"

Yona mendongak untuk melihat Sagara yang terus memanggilnya. Matanya membeliak melihat kursi di depannya oleng ke depan dan belakang dengan Sagara yang kerepotan membawa kardus. Sayangnya, kepala Yona terlanjur kosong. Alih-alih bergegas memegangi kursi, cewek itu malah bersiap menangkap Sagara yang akan jatuh. Sungguh keputusan yang disesali kemudian mengingat Yona adalah seorang perempuan.

"Keiyona, awas!"

Sagara kehilangan kendali. Dilemparnya kardus itu sebelum tubuhnya patuh pada grafitasi. Bersama Yona, tubuhnya berguling ke sisi kanan, dan baru berhenti ketika punggungnya menabrak tumpukan benda yang ditutupi kain putih.

"Keiyona, lo nggak papa?"

Yona yang berada di dekap Sagara menggelengkan kepalanya. Tidak ada yang salah dalam diri Yona setelah kejadian itu, kecuali ritme jantungnya yang tak lagi beraturan. Beberapa saat setelah berhasil mengontrol detak jantungnya, serta-merta Yona mendorong Sagara dan bergegas menjauh. Cewek itu mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Astaga, Sagara, ini sudah lebih dari jam tiga sore!" Cewek itu lari terbirit keluar gudang tanpa mempedulikan Sagara yang masih dalam posisi terjengkang.

****

#FROMHFCREATIONS

Hayolo ... Sagara sama Yona masuk Ruang Jones! Ati-ati jadi jomlo ngenesss~

Hi, hello, anyeong teman-teman pembaca semua. Gimana puasanya? Lancar, kan?

Omong-omong, bagaimana bab pertamanya? Jangan lupa bisikin aku pendapan kalian soal cerita ini di kolom komentar, ya! Makin ramai, makin aku suka!

Buat kamu yang mau kepoin lebih lanjut soal Byefriend, bisa banget buat ikutin update-annya di sosial mediaku @hsnrzz_ dan sosial media HF Creations.

Segini dulu ya, cuap-cuapnya. Sampai bertemu di bab berikutnya!!

Big Love

Hasna

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang