35 - Keluarga Besar

127 17 0
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Status Saya

Menurut gue, nggak ada cita-cita yang terlalu tinggi. Justru, bercita-citalah yang tinggi, biar hidup lo ada motivasi.

Yona menatap jemarinya yang masih berada dalam rangkuman tangan Sagara. Dingin dan hangat secara bersamaan. Namun, tidak ada waktu untuk tersipu. Yona memilih mengabaikan detak jantungnya yang tak berirama. Kepalanya ikut menyandar. Matanya turut memejam. Yona ingin melepas penat sebelum menyambut kelelahan-kelelahan selanjutnya.

^^^

Persiapan Bazar Akasia memakan banyak waktu. Sebagian dari panitia yang rumahnya tidak dekat dari sekolah memilih menginap. Wajah-wajah kuyu menyambut ketika Yona turun dari boncengan Lukas bersama sekardus makanan ringan yang sebelumnya ia janjikan.

"Buset, muka lo kucel amat, Ren?" Sontak, tawa Yona pecah.

Rendy menguap lebar. Jejak-jejak tidur masih tersisa di wajahnya yang belum tersentuh sabun. "Berisik, lo. Minggir, gue mau mandi." Cowok bermata sipit dan bermulut tajam itu keluar ruang OSIS dengan langkah gontai.

"Melek dulu, Rendy, nabrak, tau rasa lo!" Tawa Yona makin membahana ketika Rendy benar-benar menabrak tiang seperti dugaannya.

Lampu ruang OSIS masih menyala terang saat Yona mendudukkan diri di kursi depan. Kardus yang tadi ia bawa dibongkar. Dibiarkannya siapa saja yang mengambil. Toh, jajanan itu memang untuk teman-teman panitia yang sudah lelah siang-malam bekerja demi kesuksesan acara mereka.

Getaran di sakunya menginterupsi lamunan Yona. Sebuah pesan masuk dari kontak bernama Sagara. Tak perlu menunggu waktu lama, Yona membuka pesan itu. Sudut-sudut bibirnya tertarik ke atas.

Sagara:

Semua aman?

Gue:

Tentu saja

Meski tidak bisa hadir karena harus menemani kakaknya yang sedang sakit, Sagara selalu menyempatkan diri untuk menanyakan kabar. Ya, kabar kelancaran acara dan OSIS, tentu saja, bukan kabar Yona secara personal. Meski begitu, Yona tidak pernah melunturkan senyumnya. Ditatapnya co card yang menggantung di leher. Di situ tertulis namanya sebagai ketua panitia.

"Woy, gila lo senyum-senyum sendiri?"

Dengkusan sebal meluncur ketika Ratih datang mengacaukan lamunannya. Cewek itu berkacak pinggang dengan mimik muka yang dibuat galak.

"Lo nggak tau kalau senyum itu ibadah?" Yona membalas tak kalah galaknya.

"Ibadah kalau senyumnya ke orang lain, kalau senyum-senyum sendiri namanya gila," ujar Ratih sembari mengalungkan lanyard ke lehernya sendiri. "BTW, Yon, ini siapa yang ngasih ide co card-nya dikasih foto, deh?"

Alis Yona bertaut, arah pandangnya mengikuti jari telunjuk Ratih yang menunjukkan pas foto berukuran 3×4 yang tertera di bagian tengah co card.

"Lha, iya ya? Kok, gue baru sadar ada fotonya? Mana foto lawas lagi?" Yona mulai berkomentar.

"Pasti si Ayumi, nih biang keroknya."

"Apaan, Kak, manggil-manggil nama gue?"

Tau-tau Ayumi datang dari arah luar. Aura bendahara galaknya keluar begitu sampai di depan Ratih dan Yona.

Yona menyodorkan co card-nya pada Ayumi. Wakil Bendahara OSIS-nya yang segalak guru BK itu langsung menyengir lebar seolah tidak punya dosa.

"Oh, itu. Cakep, kan, fotonya?" tanya cewek berkuncir itu seraya menunjukkan fotonya sendiri.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang