5 - Helm Bogo

246 32 0
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Status saya

Lo tau, Yon? Orang cantik ngga cocok sama patah hati, tapi hati gue sakit banget, apa artinya gue ini jelek?

Di balik kaca helm yang ditutup rapat-rapat, Yona berulang kali tarik-embus napasnya. Dia juga berdoa, semoga matanya yang membengkak tidak menimbulkan kecurigaan Sagara yang fokus mengendarai vespa birunya.

Jam pulang sekolah dan kerja sudah lewat satu jam yang lalu. Jalanan sudah tidak lagi ramai. Hal itu membuat Yona tidak nyaman karena hening jadi menguasai. Yona malas ditanya-tanya alasan di balik matanya yang sembap, tapi diam-diaman seperti dua orang yang bermusuhan malah membuatnya ingin loncat saja ke jalan raya.

"Gar," panggilnya. Suara yang keluar jauh lebih serak dari apa yang ia perkiraan sebelumnya.

"Apa?" Sagara melirik ke arah spion untuk melihat wajah Yona yang tertutup kaca helm milik Pak Ilyas.

Mulut Yona terbuka, kemudian tertutup lagi. Dia tidak punya banyak stok topik pembicaraan yang bisa dibicarakan dengan Sagara yang cuek luar biasa, terlebih hatinya tengah terluka.

"Enggak jadi." Cewek itu menggeleng sebelum menunduk.

Dengkusan keluar dari mulut Sagara. Mata elangnya masih terus memantau Yona melalui spion. Dapat ia lihat, bahu Yona bergerak naik turun.

Lampu merah menyala, Sagara mengerem vespanya di belakang motor N-Max yang dikendarai ibu-ibu.

"Kei—"

"Nggak, gue nggak papa. Lo fokus ke depan aja." Yona menahan punggung Sagara supaya tidak berbalik dan melihatnya yang kembali mengeluarkan air mata.

"Keiyo—"

Yona terus menggeleng. "Gue nggak papa, gue nggak papa." Yona menumpukan puncak helm yang dikenakannya di punggung tegap Sagara. Isakan yang ditahan mati-matian akhirnya pecah juga. "Gue nggak papa, gue nggak papa. Gue cuma mau nangis aja," ucapnya dengan suara yang parau.

Sagara menghela napas. "Emang siapa yang nanya keadaan lo?"

Ha? Yona kontan menegakkan punggungnya. Mengabaikan air mata yang berhenti mengalir tiba-tiba.

"Lo ...." Yona menggantungkan kalimatnya. Matanya mengerjap beberapa kali.

"Rumah lo ke arah mana? Itu yang mau gue tanya, tapi kayaknya lo belum mau pulang."

Belum sempat Yona mencerna kalimat Sagara, vespa biru itu sudah kembali melaju saat lampu lalu lintas berubah hijau. Yona pasrah mau dibawa ke mana.

Langit sudah menampakkan rona jingganya. Matahari mulai bergerak turun untuk bersembunyi di balik bukit. Sagara memarkirkan vespanya di depan perpustakaan umum. Perpustakaan yang letaknya tak jauh dari sekolah. Tempat yang umum dikunjungi orang di jam-jam seperti sekarang.

"Perpustakaan?" tanya Yona ketika mengikuti Sagara turun dari motor.

Sagara mengangguk sekenanya. Cowok itu melepas helm dari kepalanya. "Lo di sini aja kalau nggak mau masuk."

Yona celingukan di parkiran. Tempat itu tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa kendaraan yang terparkir rapi dan beberapa orang yang keluar masuk pintu perpustakaan. Namun, Yona tidak yakin sanggup melepas helmnya. Sementara Sagara sudah melenggang pergi begitu saja.

Haishh .... Yona berdesis. Bertahan di parkiran pun bukan opsi yang bisa dipilih karena Yona takut sendirian. Jadi, cewek itu memutuskan untuk mengekor di belakang Sagara tanpa melepaskan helm bogo milik Pak Ilyas yang melindungi kepalanya.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang