21 - Jaljayo

131 25 0
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Gue:

Jaljayo:)

2012

Bocah kecil berbaju kuning lusuh itu duduk di atas bangku yang letaknya tak jauh dari bangunan kecil yang ia sebut sebagai rumah. Teman-temannya yang lain sedang sibuk bermain kejar-kejaran, tapi anak laki-laki itu tidak ingin bergabung. Dia lebih memilih duduk diam sambil menghitung hari.

Kata Ibu, beberapa hari lagi akan ada yang datang menjemputnya.

Dia tersenyum, tapi kedua matanya berair. Ditatapnya bangunan bercat putih kusam yang berada di sebelah kanannya. Dengan kemampuan membacanya yang masih sangat dasar, bocah itu mencoba membaca kumpulan huruf yang tersusun di sebuah papan.

"Panti Asuhan Kasih Ibu." Begitu kira-kira kalimat yang keluar dari bibir mungilnya.

"Hei, tidak ikut bermain bersama yang lain?"

Wanita berjilbab panjang datang menghampiri. Lagi-lagi, bocah itu tersenyum, menampakkan gigi susunya yang baru saja tanggal. "Sedang tidak ingin," katanya. "Ibu tidak bermain?"

Wanita yang disebut Ibu itu menggelengkan kepalanya tiga kali. Ujung-ujung bibirnya tertarik, senyum anak manis di depannya menular. "Ibu tidak bisa berlari, sudah tua." Lalu keduanya tertawa.

Namun, tawa mereka tak bertahan lama. Tawa anak laki-laki itu lenyap ketika Ibu mengusap lembut kepalanya. Begitu juga dengan Ibu yang nyaris kehilangan suara ketika berkata, "Besok, orang tua baru kamu akan datang menjemput."

Satu buliran bening berhasil lolos dari kelopak mata Ibu. "Kamu senang?" tanyanya dengan suara bergetar.

Bocah itu mengangguk, tapi tak lama kemudian, dia menggelengkan kepalanya. "Tapi aku suka di sini. Banyak teman dan ada Ibu. Kenapa aku harus pergi, Ibu? Ibu sudah tidak sayang, kah?"

Tangis Ibu semakin deras. Pendiri sekaligus pengasuh Panti Asuhan Kasih Ibu yang sudah berdiri sekitar satu dasawarsa itu menarik anak itu ke dalam dekapan.

"Mana mungkin Ibu tak sayang? Ibu menyayangi semua anak yang ada di sini. Karena Ibu sayang, jadi Ibu senang ketika ada keluarga baik yang mau mengadopsi kamu. Ibu yakin kamu akan tumbuh menjadi anak hebat bersama mereka. Di sini kamu berbagi Ibu dengan puluhan anak, tapi di keluarga baru kamu nanti, kamu hanya akan berbagi mama dan papamu dengan beberapa saudaramu."

Bocah kecil itu sesenggukan dalam dekapan. Napasnya naik-turun tidak beraturan. Ketika Ibu menatap matanya, dia mencoba mengulas senyum. "Benar begitu, Ibu?"

"Tentu saja."

"Tapi setelah diadopsi, aku masih bisa bertemu dengan Ibu, kan?" Sepasang mata bening itu mengerjap beberaka kali. Begitu menggemaskan.

Antara rela dan tidak rela anak laki-laki tampan berusia tujuh tahun yang dirawatnya sejak bayi akan segera diadopsi, Ibu memaksakan senyumnya agar tidak terlihat sedih. "Tentu saja bisa. Kamu bebas bermain ke sini kapan saja, Sagara."

^^^

2021

"Akhirnya datang juga." Syahnaz menghela napas lega saat sosok remaja laki-laki bertubuh jangkung memasuki ruangannya.

Sagara tersenyum kecil. "Kakak nungguin?" tanyanya sembari meletakkan kantong plastik di atas meja kecil yang terletak tak jaih dari ranjang Syahnaz.

Gadis pucat itu mengangguk. Senyumnya mengembang saat Sagara membantunya duduk. "Nungguin, dong! Gabut tau sendirian."

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang