23 - Di Atas Vespa

118 20 3
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Status Saya

Ada banyak misteri yang harus dipecahkan, tapi ada juga beberapa yang lebih baik dirahasiakan.

"Habis beli dua dus susu kotak tadi, gue jadi keinget lo."

Kalimat pertama yang Sagara ucapkan setelah vespa melaju membuat Yona terkejut.

"Kenapa gitu?" tanya Yona pura-pura biasa saja. Padahal jantungnya berdegup cepat.

Sagara mengedikkan bahu. "Karena lo suka, mungkin?"

Suara Sagara yang beradu dengan bunyi mesin kendaraan sampai di telinga Yona yang memerah. "Jangan bilang keinget gue karena gambar sapi yang ada di bungkusnya?" Yona tertawa. Berniat untuk menutupi getaran aneh yang merayap di hatinya, tapi malah terdengar aneh.

Sagara ikut tertawa, begitu lepas, seperti tanpa beban. Mungkin ini kali pertama dia tertawa selepas itu bersama seseorang. "Enggak, kok. Lo masih suka susu kotak rasa vanila, kan?" tanya Sagara, mengingat hampir setiap hari dia melihat cewek yang diboncengnya menikmati minuman kemasan itu.

"Tentu saja. Itu minuman kesukaan gue. Gue bahkan nggak masalah kalau nggak makan nasi asal ada susu kotak rasa vanila," jawab Yona. Saat tak sengaja matanya melirik kaca spion, Yona melihat Sagara tengah menatapnya dari sana. Senyum cowok itu mengembang. Sontak, Yona memalingkan wajahnya yang memanas.

"Lihatnya ke depan, Sagara."

"Kapan gue nengok ke belakang, Keiyona?"

Yona mati kutu. Memang, Sagara tidak menoleh ke belakang sekali pun saat berkendara. Yona menggeleng pelan. Kemudian terkejut saat ucapan terima kasih meluncur dari mulut Sagara.

"Ke ... kenapa berterima kasih tiba-tiba?"

Sagara juga tidak tau mengapa tiba-tiba berucap terima kasih. Mungkin dia hanya sedang mensyukuri apa yang telah terjadi.

Helaan napas panjang keluar. "Lo sudah membuka jalan. Jadi gue berterima kasih." Ada nada ketulusan dari suaranya.

"Membuka ... jalan?" Ragu, Yona bertanya. Dan, Sagara langsung menjawabnya. "Jalan pertemanan, Keiyona. Bisa dibilang lo adalah teman pertama yang gue punya." Karena selama tujuh belas tahun menjadi penghuni bumi, Sagara baru merasa benar-benar mempunyai teman saat bersama Yona.

Alis Yona menyatu. "Maksud lo, Ratih, Rendy, dan yang lainnya bukan teman?"

"Mereka teman, tapi rasanya berbeda." Sagara sedikit terkekeh di akhir kalimatnya. Sekali lagi, Sagara mengamati ekspresi Yona dari kaca spion. "Mau dengar sesuatu, nggak?" lanjutnya.

Kekhawatiran langsung menyerang Yona. Fokusnya penuh untuk Sagara. "Lo lagi ada masalah?"

Sagara menggigit bibir menahan lengkungan senyum. "Nggak. Cuma hal kecil yang ingin gue bagikan sama lo. Mau dengar?"

"Tentu saja." Yona mengangguk antusias. Mengetahui Sagara dengan suka rela membagi kisahnya setara dengan keajaiban dunia, bagaimana mungkin Yona menolaknya? "Jadi?"

Kaca helm yang menutupi wajahnya dibuka lebar agar Sagara tidak perlu berteriak hingga Yona mendengar suaranya. Kecepatan vespanya dikurangi, sengaja agar ceritanya selesai sebelum sampai ke panti. Satu tarikan napas diembuskan sebelum Sagara memulai ceritanya.

"Lo mirip sama seseorang yang gue kenal baik."

"Gue?" Yona menunjuk dirinya sendiri, takut ada yang salah dengan pendengarannya.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang