18 - Telepati (?)

129 21 4
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Sagara:

Pesan ini telah dihapus

"Mbak, aku kasihan deh sama anak laki-laki yang itu." Seorang suster menghampiri temannya yang baru keluar dari salah satu ruangan. Tangannya menunjuk punggung seorang remaja laki-laki yang hilang ditelan pintu.

"Sagara maksudmu?" tanya temannya.

Suster itu menggeleng. "Aku nggak tau namanya, tapi bener, anak itu yang aku maksud."

"Memang kenapa? Kasihan karena anak itu sering dimarahi orang tuanya?" sambil berjalan, dua suster itu terus melanjutkan obrolan.

"Iya, Mbak. Bukan sekali aja, lho. Aku lumayan sering lihat dia keluar dari kamar kakaknya dengan mata sembap," ujar sang suster. Suaranya cukup pelan, tapi karena dalam kondisi sepi, obrolan mereka bisa terdengar oleh beberapa orang yang dilewati. Termasuk seorang gadis berseragam SMA yang duduk di depan salah satu ruangan berplakat VIP.

"Iya. Waktu itu aku juga melihatnya. Malah langsung kutanya keadaannya. Katanya nggak papa, padahal ada cap tangan di pipinya."

Suster itu membelalakkan matanya, tidak mempercayai ucapan temannya. "Mbak, serius?"

"Serius," jawabnya. "Kadang aku mikir, Sagara itu nangis karena kondisi kakaknya yang belum juga membaik apa nangisin perlakuan orang tuanya yang kasar itu. Ibu bapaknya kelewat protektif sama si kakak, yang jadi korban adiknya."

"Sagara masih muda. Aku takut dia kena mental kalau setiap saat dimarahi orang tuanya."

"Hush, nggak boleh bilang gitu. Sagara anak yang kuat."

Dua suster itu mengakhiri percakapan mereka karena harus berpisah di persimpangan.

^^^

Hari ini Sagara bangun terlalu pagi. Saat ayam jantan masih mendengkur, saat matahari masih tertidur. Lampu kamarnya dibiarkan padam. Satu-satunya penerangan berasal dari beberapa sticker yang menyala dalam gelap berbentuk bintang yang ia pasang di langit-langit kamarnya.

Sagara duduk menyandar pada dinding. Napas beratnya terembus. Dia masih tidak menyangka, akhirnya ada seseorang yang melihat ketidakharmonisan keluarganya. Ah, Sagara bahkan tidak yakin hubungan yang terjalin di antara dirinya dengan Jaya dan istri beserta anak-anaknya layak disebut keluarga.

Kekhawatiran menguasainya. Setelah apa yang terjadi di Rumah Sakit Taruna, Sagara tidak yakin Yona akan bersikap biasa-biasa saja padanya. Atau mungkin, dia sendiri yang tidak bisa. Karena berpura-pura baik-baik saja saat badai masalah datang melanda tidak pernah sesederhana kalimatnya.

Cahaya sticker bintang yang tak seberapa terangnya menggiring ingatan Sagara mundur ke belakang. Membuatnya mengenang apa yang seharusnya ia kenang. Matanya memejam perlahan. Kemudian, muncul siluet sesosok perempuan yang tersenyum lembut kepadanya.

Menenangkan.

^^^

"Yona, jogging, kuy!"

Yona menghentikan kegiatannya yang sedang memotong mentimun. Dia menoleh untuk melihat Kala yang baru keluar dari kamarnya. "Udah siang, bentar lagi Lukas nyamper pasti," ucapnya.

Kala mengangguk-anggukkan kepala sekenanya, kemudian menatap Yona dengan heran. "Tumben amat merusuh di dapur pagi-pagi?" tanyanya sembari mencomot mentimun yang Yona potong, padahal Kala belum sikat gigi.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang