48 - Menuju Demisioner

136 19 0
                                    


BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Paguyuban Jomlo Merdeka

Gue:

Udah pada beli kado belummmm?

Upi:

Kado apaan?

Lukas:

Kado buat pesta, Pi

Lo mana tauuk!

Gue:

Buat pesta pala kau!

Buat acara perpisahan, Pi

OSIS reorganisasi sebentar lagi

Upi:

Oh

Waktu berjalan dengan cepat ketika kita menikmatinya. Rasanya baru kemarin Yona dan rekan-rekannya dilantik menjadi anggota OSIS Akasia, sebentar lagi masa bakti mereka akan berakhir. Demisioner dan menjadi purna. Meski Yona dan rekan-rekannya sering mengeluh saat menjalankan tugas mereka sebagai inti OSIS, bukan berarti mereka senang mengetahui masa kepengurusan mereka akan berakhir. Rasanya memang melegakan karena bisa lepas dari tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, tapi percayalah, mereka akan merindukan momen-momen yang sudah terlewat. Kemudian menangis di sudut ruangan, ingin kembali ke masa itu, ingin mengulang kembali peristiwa-peristiwa itu.

"Bentar lagi kita selesai, guys." Celetukan yang bersumber dari Ratih sukses mengambil alih seisi ruangan. Seketika atmosfer berubah sendu.

"Jangan mulai, dong, Ratih. Laporan gue masih belum selesai, jangan bikin gue mau nangis ...." Di sudut ruangan, Yona heboh merajuk. Bibirnya maju sepersekian senti.

"Masih ada beberapa hari sebelum kita resmi selesai. Nangisnya nanti aja, Yon," sahut Lukas yang langsung bangkit menghampiri Yona untuk menepuk-nepuk kepala cewek itu dengan amat sangat tidak lembut. Yang malah membuat Yona makin memberengutkan wajahnya.

"Jangan bahas-bahas demisioner lagi, dong! Please ... gue lemah."

Melihat Yona yang lebay begitu, seisi ruangan tak jadi larut dalam atmosfer yang sendu. Gelak tawa justru terdengar dari berbagai sudut.

"Lebay lo, Yon!" Rendy melempar kulit kuacinya, terkikik geli saat Yona memasang wajah murka karena kepalanya tertimpuk sampah itu. "Tapi ... gue juga bakal kangen, sih, kayaknya," lanjut cowok itu.

"Tapi jangan kangen bagian narik kasnya, Ren. Suram dan seram!" Lukas bergidig ngeri saat mengatakannya.

"Suram dan seram karena elo suka banget nunggak!"

Dan, celetukan itu membuat seisi ruangan kembali tergelak, begitu puas. Tentu saja sebelum air mata kerinduan mengisi di sela hari setelah masa jabatan mereka berakhir.

^^^

"Selesai?"

Yona mengangguk untuk menanggapi pertanyaan cowok jangkung yang berdiri di sebelahnya. Tumpukan print outlaporan pertanggung jawaban yang belum dijilid berada di dekapannya. Yona berjalan keluar dari kios fotokopi dengan langkah lebar-lebar guna mengimbangi langkah kaki seseorang di sebelahnya.

"Sedih, nggak, sih ... masa bakti kita udah mau kelar aja minggu depan?" tanya Yona, masih membahas soal itu.

Sagara menarik bibirnya sampai membentuk garis lusur. Kemudian, mengangguk setuju. "Lo boleh nangis kalau mau," ucap Sagara.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang