42 - Tamu Istimewa

116 20 4
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Bang Kala:

Yonaaaaaa

Yonaaaaaa

Keiyonaaaa

Lo tidur, ya?

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Yona terbangun dari tidurnya. Seragam yang masih melekat di tubuhnya menandakan bahwa Yona ketiduran sejak sepulang sekolah. Lehernya kaku dan sebelah tangannya yang tertindih badan terasa pegal. Yona meregangkan otot-ototnya sembari menguap. Ingatan terakhir sebelum tertidur adalah Yona menangisi Sagara yang akan pindah.

"Yona!"

Teriakan Karina terdengar dari arah luar, membuat Yona meneguk ludahnya susah payah. Yona harus bersiap jika benar Karina akan memulai perang dunia selanjutnya. Ini kesalahan Yona yang ketiduran, dia jadi belum menyiapkan makan malam untuk orang tuanya yang baru pulang dari rumah sakit untuk bergantian berjaga.

"Mbak Yona ...."

"I ... iya, Ma," sahut Yona dari kamarnya. Buru-buru dia melepas sepatu dan kaos kaki yang masih membungkus sepasang kakinya ketika gedoran di pintu kamar semakin menggila.

"Kamu lagi ngapain, sih?'

"Lagi ... Yona lagi ganti ba—"

Terlambat. Sebelum Yona selesai mengatakan alibinya, pintu kamar sudah terbuka.

"Lama!" Karina berdecak.

Yona membulatkan matanya. Mati gue! Di ambang pintu, mamanya berkacak punggang dengan sodet di tangan. Apron yang dikenakan Mama menandakan bahwa wanita paruh baya itu baru saja selesai—atau mungkin sedang—berperang di dapur. Untuk yang kedua kalinya Yona menelan ludah. Dia pasrah jika sodet di tangan Mama akan berpindah ke kepalanya.

"Cepat keluar, makan malam sudah siap."

Dan, ini mengejutkan. Bagaimana mungkin Karina tidak marah? Justru menawarkan makan malam yang seharusnya Yona siapkan, tapi tidak jadi karena dia ketiduran.

"Yona belum masak, Ma," cicitnya pelan.

Karina melotot galak. "Emang kamu bisa masak? Biasanya juga cuma bikin mi. Udah, cepet ke meja makan. Temenmu udah di sana," titah Karina. Berjalan mendahului anak perempuannya yang masih terbengong di dalam kamar.

"Teman?" Yona bertanya pada dinding bisu di kamarnya. Jika teman yang Karina maksud adalah Lukas, Daniel, dan Upi, Yona tidak akan segan untuk membotaki alis mereka. "Bisa-bisanya mereka malah makan malam di sini? Udah tau nyokap baru pulang dari RS." Cewek itu misuh-misuh sepanjang jalan menuju meja makan. Tangannya yang terkepal bersiap-siap memberikan pukulan. Namun, ketika sudah sampai di meja makan, Yona tidak menemukan ketiga teman yang namanya dia sebutkan. Atmosfer berubah mencekam. Dan, Yona merasa penampilannya yang sudah tak karuan semakin terlihat mengenaskan ketika seisi meja menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Yona menyesal tidak lebih dulu bertanya kepada Karina, siapa teman yang datang ke rumah malam-malam begini.

"Hai ...."

Lambaian tangan itu membuat Yona ingin menceburkan diri ke sungai Amazon saja. Yona sudah berniat kabur, tapi mamanya dengan sigap menariknya hingga jatuh terduduk di atas kursi kayu. Yona mengaduh karena benturan keras itu.

"Kalau disapa, mbok yo nyapa balik, Mbak. Sopan sedikit sama tamu," tegur Karina sembari menuangkan air ke dalam gelas tinggi di depan Yona.

Mata Yona berkedip-kedip, masih mencoba memastikan apa yang dilihatnya memang nyata. Dua buah senyum canggung itu, dua pasang tatapan mata itu ...

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang