20 - Perihal Move On

129 19 0
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Status Saya

move on

move on

move on

dikira gampang, apa?

Seminggu berlalu setelah kesepakatan dibentuk. Hari-hari Yona dan Sagara jauh lebih tentram dari sebelumnya. Tidak ada lagi Yona yang memaksa Sagara untuk membantunya balikan dengan sang mantan atau Sagara yang tertutup dan hanya membicarakan persoalan organisasi. Keduanya benar-benar menjelma menjadi teman, bukan lagi rekan yang hanya datang ketika membutuhkan dan dibutuhkan.

Tidak ada lagi jeda kecanggungan. Sagara bahkan bisa mengimbangi Yona yang kelewat banyak bicara. Tak jarang keduanya membicarakan hal-hal yang random, dari menu sarapan sampai berapa lama lampu hijau menyala. Hal yang remeh memang, tapi mampu mengembalikan senyum yang sempat hilang.

Dentuman musik terdengar memenuhi ruang OSIS yang digunakan untuk berkumpul. Membuat beberapa inti OSIS yang ada di ruangan itu menutup telinga karena kerasnya musik yang dinyalakan. Mata-mata saling lirik untuk menemukan siapa pelaku yang menyalakan musik seperti orang hajatan. Sementara tersangkanya memasang senyum lebar, sama sekali tidak mempedulikan.

"Please, ini yang nyalain musik siapa, deh? Kayak orang hajatan. Merusak kesehatan telinga, nih." Rendy yang baru masuk bersama Sagara berdecak-decak sebal. Langkahnya dipercepat setelah semua orang menunjuk Ratih yang asyik bersenandung di pojok ruangan, sesekali tubuhnya bergerak mengikuti irama.

"Rat, lo—"

"Sssttt ...."

Sebelum Rendy meledak, Yona segera menarik lengan seragam cowok itu.

"Kenapa, Yon? Astaga ...." Rendy meringis melihat noda saus tercetak di lengan seragamnya.

Yona menyengir tanpa dosa. "Makanya lo jangan berisik. Jangan ganggu Ratih," ucap Yona. Cengirannya lenyap, mimik mukanya berubah serius. "Dia lagi sedih."

"Kok, bisa joget-joget?" Sagara menimbrung.

Yona menipiskan bibirnya. "Bagi sebagian orang, musik bisa menghilangkan kesedihan, Gar. Ratih lagi sedih habis diomelin Pak Jaka, makanya gue nyalain musik kesukaan dia buat menghibur." Tatapan Yona beralih ke arah Rendy. "Kalau mau ngomel, ke gue aja, Ren," ucap Yona.

Rendy berlalu meninggalkan Yona dan Sagara yang masih berdiri di depan pintu. "Gar, rapatnya dimulai nanti, ya. Dua lagu lagi, deh. Tunggu Ratih move on dulu dari omelan Pak Jaka." Yona memasang wajah melas.

Sagara terkekeh pelan. "Kalau nunggu Ratih move on, bisa-bisa rapatnya baru dimulai besok atau lusa." Cowok itu memimpin jalan masuk, memilih duduk di kursi pojok yang berhadapan langsung dengan komputer sekolah.

Yona mengekor di belakang. Kemudian ikut duduk di sebelah Sagara. "Pak Jaka kenapa galak banget, ya?" gumamnya.

Sagara menoleh sekilas. "Enggak, ah. Sama gue baik, kok."

"Lo mah anak kesayangannya." Yona mencibir, membuat Sagara mengerutkan keningnya.

"Enggak juga."

Napas pendek terembus. "Terserah lo, deh. Hari ini jadi membahas kegiatan baksos?" tanya Yona membelokkan percakapan. Cewek itu mulai membuka-buka jurnal kegiatan OSIS Akasia yang ia pinjam dari Ratih.

Sagara mengangguk. "Harusnya sudah mulai dibahas minggu kemarin malah."

Yona mengangguk-angguk paham. Baksos merupakan kegiatan rutin OSIS Akasia yang dilaksanakan setiap bulan. Sasarannya berbeda-beda. Kadang para lansia, masyarakat sekitar, tuna wisma, atau anak-anak jalanan. Kali ini, rencananya OSIS Akasia akan melaksanakan kegiatan baksos di sebuah panti asuhan yang letaknya tak jauh dari sekolah.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang