BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH
Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations
****
Sagara mengakui perasaannya terhadap Yona sudah tak bisa lagi disebut "cuma teman". Meski belum diucapkan secara gamblang, dia yakin tingkah dan sikapnya di hadapan Yona yang tak lagi sama mudah sekali terbaca. Sagara tidak bisa lagi menyangkal. Dan, mengetahui bahwa cewek yang disukainya memiliki perasaan yang sama—meski sama-sama belum dikatakan secara jelas—membuat gelenyar aneh memenuhi dadanya yang terus berdebar. Sagara tidak bisa menahan letupan rasa senang di dadanya, tapi di waktu yang sama, dia juga harus segera membunuh perasaan itu.
Dihempaskannya tubuhnya ke atas kursi. Diurutnya batang hidungnya untuk mengurangi pening. Ruangan yang Sagara singgahi sedang sepi, tapi tempurung kepalanya dipenuhi kebisingan. Tentang bagaimana cara menghapus perasaan, hingga bagaimana caranya bersikap biasa saja di depan orang yang disukainya.
"Ingat, Sagara, nggak ada waktu untuk jatuh cinta. Masih banyak hal penting yang harus lo perjuangkan," kata suara hatinya.
Ya, bagi Sagara, jatuh cinta adalah sebuah kemewahan yang tidak pantas dia rasakan. Sejak kecil, hidup Sagara sudah dipenuhi masalah. Sebelum segala masalah itu selesai, Sagara bertekad untuk tidak membiarkan dirinya jatuh cinta. Dia menganggap jatuh cinta hanya akan menghambat segalanya. Sagara tidak mau stuck, apa daya, uluran tangan Yona menariknya hingga terjembab pada frasa yang paling dihindarinya.
Jatuh cinta.
"Lo di sini ternyata."
Seseorang masuk dan itu membuat Sagara cukup terkejut.
"Lo tadi nggak jadi makan di kantin, kan? Susu kotak, nih, buat ganjel perut."
Orang itu duduk, meletakkan susu kotak rasa vanila di depannya.
"Lo nggak alergi susu sapi, kan? Atau mau gue belikan bakso?"
Sagara menggeleng cepat, tidak ingin merepotkan.
"Nggak perlu repot-repot, gue sudah makan banyak di rumah lo."
"Kayaknya makan banyak banget sampai lo mau telat, ya?" Yona terkekeh lepas, sama sekali tidak terlihat canggung seperti Sagara yang kesulitan bernapas hanya karena mendengar suara tawa itu. "Emang Mama masak apa? Gue tadi buru-buru sama si Lukas, jadi nggak sempat sarapan." Digigitnya cireng isi ayam suwir pedas yang Yona beli dari Ucup.
"Banyak. Gue lupa," balas Sagara sekenanya.
Kemudian, hening. Hanya detak jantungnya sendiri yang Sagara dengar.
Yona terlihat sibuk mengunyah cirengnya. Padahal, dia sedang berpikir keras. Bagaimana caranya bersikap normal di depan Sagara setelah cowok itu mendengar obrolan barbarnya bersama Lukas dan Upi. Yona tau, Sagara pasti merasa tidak nyaman.
"Gar ...."
"Hm?"
Yona berdehem. Mencoba sesantai mungkin. "Gue anggap lo nggak dengar apa-apa waktu gue ngobrol dengan suara barbar sama temen-temen gue tadi." Meski mustahil mengingat jarak Sagara dengan mejanya tidak sampai satu meter. "Kalau pun lo dengar, gue akan anggap kalau lo nggak dengar apa-apa." Yona mengerjapkan matanya, kemudian menghembuskan napas lebih panjang.
Sagara tidak bereaksi. Hanya mengedipkan matanya beberapa detik sekali.
"Okay." Kata pertama akhirnya terucap. "Jangan khawatir." Benar-benar membuat Yona lega.
Yona menarik ujung-ujung bibirnya ke atas. "Sip!"
Melihat senyum itu, Sagara menahan diri untuk tidak ikut mengembangkan senyumnya, meski hatinya sudah kebat-kebit meminta pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYEFRIEND
Teen Fiction"Life is still going on, meski sempat gagal move on." Keiyona, wakil ketua OSIS Akasia, malas mempercayai rumor Ruang Jones yang beken di sekolahnya. Katanya, siapa pun yang ada di ruangan itu setelah pukul 15.00 akan menjadi jomlo dalam waktu yang...