17 - Penawaran Spesial

122 19 2
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

K Family

Gue:

Yona izin plng mlm

Bapak Telkomsel:

Tuman kamu, Nduk

Jgn lupa makan

Malam jatuh sebelum Yona bergerak dari tempatnya. Gelap merangkak di atas kepala. Masih di Rumah Sakit Taruna, Yona duduk di kursi taman bersama Sagara dan kebisuannya.

Kebisuan yang mengganggu. Kebisuan yang membuat Yona ingin mengatakan pada Sagara bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kendati Yona sendiri tidak bisa memahami keadaan Sagara yang sebenarnya.

Apakah Sagara bersedih?

Apakah Sagara kecewa?

Apakah Sagara terluka?

Apakah pantas jika Yona menawarkan bahunya?

Tidak, bahu terlalu ekstrem. Jadi, inilah yang dia lakukan. Memandang wajah arogan Sagara yang lembap karena udara malam, dalam diam, di bawah cahaya lampu yang temaram.

Berapa luka yang tercetak setelah Sagara mendapati kemarahan orang tuanya tadi? Yona tidak tau, tapi ia melihat dengan jelas guratan kekecewaan yang tergambar di wajah Sagara sekarang. Tatapan yang kosong, rahang tegas yang mengetat, juga bibir yang terkatup rapat. Sagara seperti jagoan yang kalah di medan perang.

Putar otak, Yona. Cari topik pembicaraan biar nggak kayak orang musuhan begini!

"Sagara," panggil Yona pada akhirnya.

Sagara menoleh, masih dengan ekskpresi datarnya.

Yona menelan ludahnya yang mendadak jadi padat. Kalimat yang susah payah ia susun, hilang entah ke mana hanya karena matanya berserobok dengan mata Sagara. Mata yang saat ini kehilangan sinarnya.

Yona menggeleng. "Nggak jadi." Lo serem.

Sagara menghela napasnya dengan kasar. Dia ingin cepat-cepat mengakhiri kebisuan yang mengganggu mereka, tapi tidak mudah. Untuk bicara saja rasanya terlalu sesak. Sagara juga tidak memiliki cukup tenaga untuk berdebat dengan Yona. Iya, berdebat. Yona, kan, suka sekali mendebat ucapannya.

"Lo ...."

"Lo ...."

Sagara dan Yona kompak memalingkan muka setelah memutuskan untuk berbicara. Kecanggungan malah makin terasa.

"Lo dulu," ucap Sagara.

Yona mengangguk. Tangannya bergerak menyelipkan anak rambut yang keluar dari ikatan ke belakang telinga sebelum mulai berbicara. "Gue boleh tanya satu hal?"

Perut Sagara tegang oleh antisipasi. Takut pertanyaan yang akan Yona lemparkan menyangkut informasi yang sifatnya pribadi, tapi dia harus bisa mengendalikan diri. Jadi, Sagara mengangguk sekenanya.

"Yang di ruang VIP itu ... saudara lo?" Yona bertanya dengan sangat hati-hati.

"Iya," jawab Sagara singkat. Lalu kembali hening.

Yona menarik bibirnya sampai membentuk garis lurus tanpa ada maksud yang jelas. Yona gemas. Bisa, nggak, jangan singkat-singkat amat, gue belum nemu pertanyaan lagi buat ngusir sepi! Untungnya otak Yona bisa bekerja cepat. Pertanyaan selanjutnya pun ia ucapkan tak lama kemudian. "Terus pasangan suami istri yang keluar dari ruangan yang sama itu—"

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang