Chapter 13

153 20 2
                                    

Keduanya duduk di balkon di luar jendela, sama-sama menatap rembulan yang tampak muncul dari balik hamparan mega. Angin yang bertiup membuat gantungan kristal di plafon bergemerincing keras.

Mereka saling berpegangan tangan dan tak berkata apa-apa selama belasan menit.

"Musim dingin kali ini, apa kau ingin pergi ke luar negeri?" Wang Yibo memecah kebekuan.

"Ke mana?"

"Terserah. Barangkali kau ingin menikmati keindahan Hakuba Valley atau Swiss."

"Aku tidak ingin ke mana-mana. Apa kau bosan di sini?"

Wang Yibo menggeleng.

"Aku mengkhawatirkanmu, takut kau merasa bosan."

"Tidak perlu Yibo. Shanghai sudah cukup menyenangkan bagiku."

Wang Yibo menerawang ke langit malam. "Aku ingin menghabiskan sepanjang musim dingin berdua saja denganmu. Kita bisa menyewa villa di pegunungan Alpen dengan pemandangan yang menakjubkan."

"Mengapa kita harus menghabiskan uang di luar negeri? Aku sudah cukup menguras uangmu di sini."

"Kau mengejekku, Zhan ge." Wang Yibo mencebikkan bibirnya, nada suaranya merajuk.

"Aku serius." Xiao Zhan menoleh sekilas.

"Aku masih punya banyak simpanan. Kau pun mengelola galeri dengan baik meski hanya mengontrol sesekali."

Mendengar kalimat itu, yang diucapkan dengan percaya diri, membuat Xiao Zhan terseret ke dalam lamunan panjang.

"Zhan ge," gumam Wang Yibo.

Apa Tuan Wang benar-benar tidak memberitahu apa pun tentang kondisi perusahaannya pada Yibo

"Zhan ge," ulang Wang Yibo.

Xiao Zhan terkesiap.

"Kau melamun?" Wang Yibo mengawasinya dengan heran.

"Maafkan aku, cuaca dingin mempengaruhi sarafku," elak Xiao Zhan.

Wang Yibo menarik bahunya, merengkuhnya dalam pelukan yang erat dan kuat.

"Kalau begitu biarkan aku menghangatkanmu," bisiknya.

Xiao Zhan tersenyum. Dia nyaris bisa melihat adegan selanjutnya yang akan terjadi.

Wang Yibo selalu saja merasa lemas setiap kali berpelukan dengan Xiao Zhan. Meskipun sudah tiga tahun mereka hidup bersama. Rasanya baru beberapa hari lalu. Rasanya tak pernah terbiasa.

Saat ini, dengan Xiao Zhan dalam pelukannya, dia menghirup aroma tubuh kekasihnya yang unik dan manis.

"Keharumanmu dan napasmu, aku tak akan mampu melupakannya. Memenuhi udara yang kuhirup," bisik Wang Yibo sambil mengantuk.

Xiao Zhan tertawa pelan. "Kalau lelah tidur saja, tidak perlu memaksakan diri merayu."

"Aku tak ingin melewatkan waktu bersamamu dengan tidur." Wang Yibo memejamkan matanya.

"Tskk ... kita memiliki sisa umur panjang untuk bersama. Simpan rayuanmu untuk esok hari."

Hening sejenak.

"Hubungan tanpa nama," bisik Wang Yibo lagi. Kini matanya terbuka.

"Apa kita tahu apa yang sedang dijalani?" usiknya.

Xiao Zhan tiba-tiba menjadi gelisah. "Apa yang kau pikirkan? Meresmikan hubungan ini?"

"Yah, apa salahnya? Aku akan bicara pada ayah."

𝐄𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐢𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐠𝐡𝐚𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang