Chapter 09

1.5K 168 23
                                    


Tiga tahun kemudian

Ada sebuah ungkapan

'dosa lama meninggalkan bayangan panjang'

Bagaimana kau akan terus melanjutkan hidup ketika di dalam hatimu kau mengerti bahwa tak ada jalan untuk kembali?

Ada beberapa hal di dunia ini yang tak bisa diperbaiki seiring berlalunya waktu. Beberapa luka mungkin terlalu dalam, menguasai dan memegang kendali hidup, tak pernah benar-benar bisa disembuhkan.

Aku selalu merasa berada di tengah kabut dan selalu takut bahwa suatu hari kabut itu akan menelanku.

Aku melihat sebuah bayangan serupa dengan ular yang merayap di kegelapan. Menjangkau, membelit.

Bayang-bayang itu adalah ... masa lalu

*****

Park Avenue Penthouse, Shanghai

Berterimakasihlah kepada siapa pun yang datang, karena setiap tamu dikirimkan dari atas sana sebagai pemandumu.

                                       (Rumi)

 *****

“Sedang melukis?” Tuan Wang mengernyit. Dia berdiri tegang di depan pintu yang dibukakan oleh seorang gadis pelayan.

“Ya,” jawab Mianmian, gadis pelayan itu. Dia bekerja seminggu dua kali di satu unit penthouse yang ditinggali Xiao Zhan dan Wang Yibo.

“Apa dia tidak bisa diganggu?” selidik Tuan Wang lagi.

Mianmian ragu sejenak.

“Setahu saya, Tuan Xiao tidak suka diganggu jika sedang melukis.”

“Apa kau tidak tahu siapa aku?” Tuan Wang menatap gadis itu dengan pandangan meremehkan.

“Anda ayah tuan muda Wang Yibo.” Mianmian semakin menunduk.

“Jadi, bawa aku menemui Xiao Zhan. Sekarang!”

*****

Angin yang bertiup kencang menerbangkan butir-butir lembut salju ke berbagai arah. Melayang-layang sesaat sebelum akhirnya jatuh ke bumi. Menutupi jalanan, menghapus semua jejak yang pernah terukir di permukaan.

Jika angin terus bertiup sekencang itu, tampaknya seluruh butiran salju akan tersebar rata menjangkau seluruh bagian kota.

Siang menjelang sore yang berawan. Shanghai memutih.

Xiao Zhan melewatkan pemandangan salju berkilauan yang biasa ia nikmati dari jendela studionya. Tanpa mempedulikan apa pun, tatapannya terfokus pada kanvas putih di hadapannya. Tangan kiri memegang palet yang berisi cat minyak, sementara satu tangannya menggerak-gerakkan sebuah kuas kecil dengan mahir. Menciptakan sebentuk lukisan cat minyak yang menggambarkan keindahan bunga teratai di atas permukaan kolam.

Pintu studio tiba-tiba terbuka disusul Mianmian yang muncul dari balik pintu.

“Tuan besar Wang ada di sini.”

𝐄𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐢𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐠𝐡𝐚𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang