Chapter 30

154 24 7
                                    

Wang Yibo mengganti posisi tidurnya dengan gelisah. Ia mendengar detak sepatu menjauh meninggalkan gema samar. Rasa sakit mencengkeram kepala, membuatnya tidak bisa segera bangun. Akhirnya dia jatuh lagi dalam tidur yang kacau dan terbangun saat matahari musim dingin mulai naik di balik gumpalan awan.

Dia benar-benar terbangun sekarang dan mendapati dia seorang diri dalam ruangan yang hening. Ia berjalan tersaruk-saruk menuju kamar mandi, lalu setelah membersihkan diri tanpa merasakan efek segar, dia keluar kamar dan menuruni tangga, mencari Lu Jianmin hanya untuk meyakinkan bahwa masih ada kehidupan yang wajar dalam rumah ini.

"Di mana Zhan ge?" tanya Wang Yibo, mengawasi sekeliling dengan matanya.

"Tuan Xiao pergi dua jam lalu," jawab Lu Jianmin.

"Dia tidak mengatakan ke mana perginya?"

"Tidak."

"Mengapa kau tidak bertanya?" bentak Wang Yibo.

Lu Jianmin menatapnya dengan bingung dan kosong.

"Apakah Tuan Xiao tidak berpamitan pada Anda?" dia malah balik bertanya, menyadarkan Wang Yibo bahwa kebungkaman Xiao Zhan jelas-jelas mengisyaratkan dia tak ingin ditemukan.

Kekasihnya tidak mengatakan apa pun pada dirinya, bagaimana mungkin mengatakan sesuatu pada pelayan.

"Sudahlah." Dia mengibaskan tangan, lemah.

Wang Yibo duduk di kursi tengah, gelisah karena terus menerus berjuang mengenyahkan rasa cemas dan mencari pelarian sementara.

Dia memandang melalui jendela yang menghadap taman. Terpuruk dalam rasa mengasihani diri, kesedihan dan kesendirian ini makin hari makin berat untuk ditanggung. Wang Yibo merasa tak berdaya, marah, dan letih.

Zhan ge, mengapa kau harus pergi? Apa aku melakukan kesalahan lagi?

Lu Jianmin belum beranjak dari tempatnya berdiri. Memandangi tuan mudanya yang terlihat menyedihkan dan mengasihani diri sendiri.

Wang Yibo melirik pada kepala pelayan itu.

"Ada yang ingin kau katakan?" usiknya.

Bibir Lu Jianmin bergerak-gerak, sepertinya kesulitan mengatakan sesuatu.

"Anda tidak bisa terus menerus terpuruk gara-gara pemuda itu, Tuan Muda," dia bergumam, tetapi cukup jelas untuk didengar oleh sang tuan muda.

Wang Yibo membuang muka, menyembunyikan sepasang mata yang mulai berkaca-kaca.

"Jika saja Anda tahu harga apa yang harus Anda bayar demi mencintai pemuda seperti itu, Anda akan memikirkannya berulang kali."

Wang Yibo mendengus.

"Kenapa bicaramu terdengar mirip ayah?" dia menyahut dingin tanpa menoleh pada Lu Jianmin.

"Saya hanya ingin Anda hidup normal dan bahagia seperti orang lain," ujar Lu Jianmin lagi.

"Jadi apa yang harus kulakukan?"

"Lupakan Xiao Zhan, Tuan Muda."

Wang Yibo terperangah. Mendengarnya saja sudah membuatnya lemah dan takut. Dia menghujamkan tatapan penuh penentangan dari balik mata yang mulai tergenang.

"Bagaimana?!"

Teriakannya menggema di seluruh mansion sepi itu, menggetarkan lampu-lampu kristal, dan kaca-kaca jendela. Menggetarkan jantung sang pelayan.

"Bagaimana caranya??"

Lu Jianmin hanya terdiam, menundukkan kepala.

"Katakan padaku, bagaimana caranya?"

𝐄𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐢𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐠𝐡𝐚𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang