"Barang apapun yang hilang dalam rumah, Mama adalah Detektif terbaik."
.
.
.
.
Kalau ada typo tandain yo
Happy Reading🙌
Kini mereka semua sudah keluar setelah membahas semuanya berujung Silfi dan Teri yang dihukum karena menyampaikan informasi yang tidak lengkap.
"Wihhh Ren, kali ini sifat songong lo berguna bener," takjub Ai pada Rena.
"Siapa lagi gitu loh. Padahal kan ya lo kan bisa pake nama Papa lo."
"Males banget gue pake nama Papa," balas Ai lalu melihat ke arah Devan yang berjalan ke arahnya.
Berhenti di depan Ai dengan jarak yang lumayan. "Maafkan saya karena salah paham," ucap Devan.
Oh tidak suara itu mampu menggetarkan perasaan Ai. "Astaga demi apa Devan bicara sama gue!" pekik Ai kegirangan sambil menggoyang-goyangkan pundak Rena.
"Hai bro!" sapa Pramata ala laki-laki ber tos pada Devan dibalas juga. "Yoi."
Ai melihat itu kini melihat Pramata. "Lo kenal sama Devan?" Pramata mengangguk mendengar itu. "Kenapa lo gak bilang-bilang!" lanjutnya sewot.
"Kok sewot? Gue juga bilang gak ada gunanya andai lo mau nanya nomor Wa-nya ya baru ada guna," balas Pramata.
"Buat wawancara."
"Lah."
Ai hanya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Devan tapi lelaki itu memilih mengabaikannya.
####
Kelas 7.7 Kini memasuki jam olahraga dengan tema permainan bola besar. Adapun permainan yang mereka pilih itu bola volly. Sudah ada dua gadis yang mengeluh di sana.
"Astaga kenapa lo pada milih volly sih ketimpuk bola sakit loh."
"Bener banget takut gue kena bola."
"Yaelah gitu doang sakit," ejek Aini pada Rena dan Queen yang mengeluh.
"Lo gak tau aja sakitnya gimana!" bersamaan Rena dan Queen.
"Dah-dah kalian berdiri sana sesuai tempat masing-masing," perintah Ai dilaksanakan oleh Rena dan Queen meski sambil menggerutu.
Permainan kini dimulai dengan kelompok Ai yang duluan melakukan servis. Bola melambung dari kubu Ai ke kubu lawan kemudian sebaliknya lalu begitu seterusnya.
Bugh!
Bugh!
Kyaaaaa!
Itulah yang terjadi jika perempuan yang main volly kalau tidak memukul bola ya menghindar sambil teriak.
Ai melihat bola melambung ke arahnya dengan sigap memposisikan tangannya di depan guna membuat bola itu memantul ke kubu lawan.
Bugh!
Ai berhasil dan mendapat skor. Karena kebetulan Ai yang waktunya melakukan servis tanpa sengaja matanya tertuju pada seseorang di pinggir lapangan. Keknya seru nih, batinnya menyeru.
Ai memantulkan bola itu 3 kali ke tanah melemparnya lalu melambungkan bola itu, bukan ke kubu lawan melainkan ke pinggir lapangan, temannya yang melihat itu tentu kebingungan tumben Ai meleset sejauh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Teen FictionHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...