22. Pergi Jauh

27 11 6
                                    

"Hargai keberadaan seseorang sebelum yang kau sia-siakan menjadi berharga ketika dia pergi tanpa arah untuk kembali."

.

.

.

.

Kalau ada typo tandain yo

Happy Reading🙌

"Kalian mau ngapain hah?!" bentak Rena dengan dada yang naik turun. "Kalian gak kasian apa, nanti Adrian gak nafas di dalam situ!" tunjuk Rena pada kuburan Adrian yang sudah ditimbun tanah. "Di sana gelap ... kalian gak kasian?!" bentak Rena sambil menangis.

Ai dkk yang melihat itu pun langsung memeluk Rena dan menangis bersama.

Hiks!

Hiks!

Hiks!

"Rena ihh jangan gitu dong kasian Adriannya kalau kuburannya mau dibongkar lagi ...." ujar Cupi menangis.

Rena lalu melihat Ai yang menangis. "Gak mungkin kan Adrian ninggalin kita?" tanya Rena memastikan kalau semua hanya bohong dengan suara parau berusaha menahan isakannya.

Ai menggeleng keras dan memeluk Rena erat.

"Adrian udah gak ada Ren ... dia udah diambil Tuhan Ren ...."

Rena kembali terisak melihat gundukan tanah itu  "Adrian jahat mana janji lo! Katanya selalu mau didekat gue! Lo ngajarin cinta sama gue dan seenak jidat lo ninggalin gue hah! Ninggalin kita semua!" marah Rena pada makam Adrian lalu menangis keras.

Menangis bersama, saling merangkul di bawah langit senja kemerah-merahan yang kian menggelap hingga ponsel Pratama berdering melihat nama David terpampang di situ.

Ia pun sedikit menjauh dan menjawab panggilan itu.

"Ha-"

"Kalian semua dimana?" itu suara Bunda Devan menyela Pratama.

"Di pemakaman Tan, anterin Adrian."

"Kalian kerumah sakit secepatnya boleh? Devan sudah sadar."

Mendengar itu Pratama sedikit lega karena sempat khawatir.

"Alham-"

"Kalian boleh cepat kesini, Devan mau ketemu kalian katanya."

"Boleh Tan, secepatnya Paratama ke rumah sakit bareng yang lain," ujar Pratama lalu panggilan berakhir.

"Guys!" panggil Pratama pada mereka membuat semuanya menoleh.

"Ke rumah sakit, Devan sudah sadar," beri tau Pratama masih dengan suara yang parau. "Dan dia mau kita ke sana. Dia ngebet mau ketemu kita kata Bundanya," ujarnya.

Mereka semua pun mengabgguk. Lalu bergantian mengelus nisan Adrian. Untuk lelakinya ikut di mobil Daddy Pratama dan gadisnya ikut di mobil Rena.

####

Beberapa waktu sebelumnya, David ke rumah karena ia ingin mengambil sesuatu. Untuk Daniel ia menitipkannya di Kakek.

David memasuki kamar yang biasa ia pakai tidur dengan Devan. Lalu ia beralih ke meja belajar mengambil diary Devan karena David tau semua curahan hati adiknya ada di situ. Ia berniat mengambil diarynya siapa tau dengan begitu Ayahnya bisa paham dengan perasaan Devan yang ingin Ayahnya puas.

Asa Di Putih Biru (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang