"Bahagia itu sederhana, hanya saja terkadang karena perspektif orang lain yang membuatnya tidak spesial."
.
.
.
.
Kalau ada typo tandain yo
Happy Reading🙌
"Lah ini si Rena bareng juga tu cowo? Lo gak cemburu?" tanya Paratama penasaran karena melihat Rena dan Darka yang berfoto bersama.
"Gak, mereka cuman temenan, toh sama-sama model," jawab Adrian.
"Tapi kenapa ni cowo bisa seakrab itu sama Ai?" penasaran Pratama lagi lalu melihat Devan. "Lo tau gak?" tanyanya dibalas gelengan oleh Devan.
Devan memasukkan tangannya dikedua sakunya pun melenggang pergi meninggalkan mereka. "Ingat rencana besok," ujaranya lalu pergi.
"Siap boss!" balas keduanya bersamaan dengan tangan kanan disamping pelipis mereka posisi hormat.
Melihat Devan pergi Adrian lalu berbisik. "Gue yakin si Devan pasti udah jatuh cinta sama Ai."
"Tau dari mana lo?"
"Lo kek gak pernah jatuh cinta aja, tatapannya itu loh gue yakin lo pasti juga peka dong."
Pratama lalu melihat Adrian. "Ya gue juga tau tapi, akhir-akhir ini Devan juga sudah sedikit terbuka ngungkapin ekspresinya loh udah keliatan bahagia-bahagia gitu, gak kek biasa diammm melulu, muka datar," ungkap Pratama.
"Nah si Devan gitu gara-gara jatuh cinta kan?"
"Bisa jadi."
Mereka berdua pun pergi untuk pulang ke rumah masing-masing.
####
Devan memasuki rumahnya terkejut melihat Bundanya memegang gitar kesayangannya, gitar Neneknya.
"Ini gitar kamu, Bunda kembaliin," ujar Bundanya menyodorkan gitar itu.
Devan menerima gktar itu dengan senang hati dan langsung memeluk Bundanya erat begitupun Bundanya memeluk putranya tak kalah erat. "Makasih Bun."
"Sama-sama. Maafin Bunda juga ya, yang sudah bikin kamus sedih pisah sama gitar kesayangan kamu."
"Bunda!" suara Ayah Devan yang sedikit keras memasuki rumah, sontak Devan ketakutan menyembunyika gitarnya di belakang tubuhnya dan menunduk.
"Kenapa Bunda ngasih gitar itu ke Devan, dia nanti makin tidak fokus belajar Bun!" bentak Ayah Devan.
"Ayah!" bentak Bundanya juga tak kalah keras. "Devan masih remaja biarkan dia melalukan apa yang ia sukai jangan sampai ia melewati masa indah di usianya ini!"
"Tapi Bun-"
"Tidak ada tapi-tapian. Mas lupa apa yang dikatakan Pak Fahri kemarin, Devan masih punya banyak waktu biarin dia melakukan hobinya!"
Ayah Devan yang kesal mendengar itu memilih masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan keras membuat anak dan ibu itu terkejut.
Brak!
"Sayang, kamu pakai lagi gitar kamu ya, jangan pikirin omongan Ayah biar nanti Bunda yang bicara okey," lembut Bunda berbicara pada Devan.
Tentu hal itu membuat Devan sangat bahagia. Dulu ia hanya bermimpi jika Bundanya berbicara padanya, memelukmya, menciumnya dan sebagainya dan ini semua kini menjadi nyata. Ya semua berkat Ai pada waktu acara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Teen FictionHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...