10. Doa dan Usaha

36 32 9
                                    

"Benar, Tuhan mengabulkan doa hambanya di waktu yang tepat."

.

.

.

.

Kalau baca typo tandain yo

Happy Reading🙌

Mereka kini sampai di pemakaman umum, mereka berdua langsung membersihkan makam itu lalu menaburinya bunga setelah itu mereka berdoa.

"Mami, kabarnya gimana baik kan? Mami tau gak hari ini Tama terima rapor biasanya kalau Mami masih di rumah pasti langsung masak yang banyak meski peringkat Tama gak bagus-bagus amat."

"Tama jadi rindu sama Mami. Tapi Mami tau gak? Kalau peringkat Tama kali ini meningkat dari semester sebelumnya. Waktu itu Tama bilang ke Mami kalau Tama peringkat 15 sekarang Alhamdulillah Tama peringkat 14, hehehe cuman naik 1 tapi kata Daddy itu sudah bagus."

"Akhir-akhir ini Tama juga sering latihan boxing bareng Daddy karena pasti Mami tau kalau Tama suka sama cewe. Tenang kok Mi, cewenya baiiikkkk banget, jago bela diri, pintar tapi ya gitu kadang cuek aja gak suka diganggu," panjang Pratama bercerita pada Maminya yang sudah berbeda alam dengannya.

Daddy Pratama langsung mengelus kepala putranya. Seceria-ceria Pratama ia adalah saksi bahwa lelaki itu juga memiliki sosok lemah yang rindu akan Maminya. Daddy melihat ke nisan istrinya itu.

"Mami tau? Pratama lolos jadi anggota volly wakilin sekolahnya untuk olimpiade. Saking hebatnya anak Mami bahkan Pratama juga sempat ditunjuk wakilin basket tapi tidak bisa karena tidak boleh ikut olimpiade yang sama di tahun yang sama."

"Mami tau? Kenapa Pratama memilih ikut volly dari pada basket karena Putra kita mau jadi seperti Maminya menjadi pemain volly nasional yang akan membanggakan tempat kelahirannya," ungkap Daddy Pratama juga curhat pada Istrinya.

####

Kediaman Queen

Gadis itu kini sendiri duduk di meja makan menikmati makanan yang dibuat pelayannya tadi.

Sepi

Satu kata yang menggambarkan suasana Queen saat ini. Itulah keseharianya dia memiliki orang tua yang lengkap tapi menurutnya sama saja bohong seperti saat ini ia hanya sendiri karena orang tuanya yang fokus bekerja.

Dia memeriksa ponselnya berharap Papi Maminya memberikan ucapan selamat padanya karena berhasil meraih peringkat 4 di kelas.

Tapi suara notif yang ia khususkan untuk kedua orang tuanya tidak berbunyi. Ia memilih fokus saja dengan makannya. Hingga kegiatannya berhenti dan segera membuka ponsel ketika notif yang ia tunggu-tunggu berbunyi.

Mami
Queen kali ini tidur duluan aja yah nak. Mami sama Papi gak pulang dulu hari ini. Mami mau ke Amerika malam ini, Papi juga mau ke Singapura. maafin Mami ya pergi tiba-tiba.

Kamu mau oleh-oleh apa nanti Mami beliin deh

Queen hanya membaca pesan itu melalui notifikasi lalu menaruh ponselnya di atas meja. Menggenggam erat sendok. "Di luar sana teman-teman Queen bareng sama orang tuanya sedang aku sendiri. Rumah aja yang besar gak ada penghuninya," lirihnya dengan suara bergetar.

Hiks!

Hiks!

Hiks!

Queen terisak sambil memakan makanannya. "Kalian gak sayang Queen ... kalian cuman sayang sama berkas kalian. Padahal mereka cuman kertas ... gak perlu kasih sayang ... Queen disini makhluk hidup butuh kasih sayang kalian. Queen udah berusaha pintar ... supaya Papi sama Mami bangga sama Queen. Dulu saat Queen nerima penghargaan selalu Pak Toni yang wakilin Queen ...." lirih Queen tersendat karena menangis.

Asa Di Putih Biru (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang