"Terkadang trauma dialami seseorang bukan karena pernah dialaminya tetapi, dialami oleh orang lain yang mampu mempengaruhi otak."
.
.
.
.
Kalau ada typo tandain yo
Happy Reading🙌
Seorang gadis kini mengejar lelaki di koridor sekolah siapa lagi kalau bukan Ai.
"Devan ihhh kok gitu sih jadi teman Ai mau dong ayo dong!" ajak Ai tapi diabaikan oleh Devan.
"Kamu tau gak, aku suka sama kamu. Kamunya spek idaman aku banget loh. Jadi temen Ai dong biar deket sama yang Ai suka." langkah Ai berhenti ketika Devan juga berhenti karena mereka memang kini berada di depan kelas 7.2.
Devan berbalik lalu melihat Ai dengan menunduk karena gadis itu lebih pendek darinya. "Saya kasi kamu kesempatan bisa jadi teman saya." mendengar itu tentu membuat Ai senang sampai tersenyum menampakkan gigi rapinya. Tapi senyum itu pudar ketika. "Asal nilai ujian kamu meningkat."
Ai terdiam sejenak. "Lo mah ngasi penawaran susah banget!" sewotnya.
"Namanya juga tantangan," balas Devan tanpa ekspresi.
"Niminyi jigi tintingin," ucap Ai menye-menye. "Kamu nantangin otak kiciiiii bingit aku gitu. Mana bisa ningkatin nilai ujian coba," sewotnya lagi.
"Saya bantu."
"Beneran? Ih tapi tetep susah bah mana disuruh jujur lagi. Kemarin aja aku nyontek nilai ambruk apalagi kalau kagak. Gimana caranya coba biar meningkat," keluh Ai mencak-mencak kesal dengan keputusan Devan.
"Yaudah," singkat Devan memasuki kelasnya meninggalkan Ai.
"Loh kok yaudah simple banget gitu. Ok bantuin emang aku belajar nah, tadi bilang mau bantuin loh ya!" teriak Ai dari luar melihat Devan yang sudah duduk di bangkunya.
Merasa diabaikan Ai memilih kembali ke kelasnya sambil mencak-mencak. "Gue terima tantangan lo, Van pasti gue berhasil ini," gumamnya sambil melewati koridor membuat orang-orang menatapnya aneh.
"Apa lo pada natap-natap! mau gue colok tu mata hah?"
Membuat orang-orang itu mengalihkan tatapannya. Ai kecil-kecil begitu tapi orang sudah tau bagaimana gadis itu yang tidak bisa diajak main-main.
####
Malam sebelum ujian, Ai yang sungguh-sungguh belajar agar dapat meningkatkan nilainya kini full buku di mejanya. Mengerjakan beberapa soal dan memahaminya. Menulis beberapa kalimat yang ada di buku secara singkat sesuai ajaran Devan.
Tok tok tok!
Suara jendela Ai seperti ada yang mengetuk membuat gadis itu berjalan ke jendelanya. Membuka gorden menampakkan seorang lelaki yang kini tersenyum padanya. Kini Ai membuka jendela.
"Kenapa Kak?" tanya Ai to the poin.
Sedang lelaki itu hanya menyengir. "Mmm makanan kucing," pinta lelaki itu
"Ck! Kenapa gak dibawa ke rumah aja sih tu makanan malah dititip disini!" kesal Ai yang mengambil makanan kucing itu yang ada di dalam kamarnya.
"Nih!" ujar Ai yang sudah mengambil makanan itu lalu menyerahkannya ke lekaki di depannya tentu diterima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Roman pour AdolescentsHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...