"Tidak ada usaha yang menghianati hasil, yang ada hasil terkadang tak sesuai ekspektasi usaha."
.
.
.
.
Kalau ada typo jangan lupa tandain yo
Happy Reading🙌
Hari pembagian rapor telah tiba setelah seminggu ujian usai. Semuanya deg-degan terutama Ai. Dia saja dulu mencontek tetap mendapat nilai rendah bagaimana dengan kali ini bukannya meningkat pasti menurun tapi kecemasannya berkurang kala ia mengingat pesan yang dikirimkan Devan semalam.
Jangan khawatir rendah tingginya tidak apa-apa yang penting di dalamnya itu hasil jerih payah kamu yang sudah berusaha belajar akhir-akhir ini. Setiap usaha tidak akan menghianati hasil jika tidak hari ini hasilnya akan didapat di kemudian hari. Semangat!
Sebenarnya sebelum pembagian rapor di kelas mereka semua tadi berkumpul dilapangan mengikuti semacam upacara penghargaan buat siswa siswi yang berhasil meraih juara 1-10 tingkat kelas 7, 8 dan 9 dan ya tentu namanya tidak termasuk meskipun saat melihat itu Ai juga berkeinginan suatu saat orang tuanya diundang ke sekolah menemaninya menerima penghargaan.
Tapi yang membuat Ai bingung adalah Devan yang begitu pintar menurut Ai bagaimana bisa tidak masuk 10 besar. Atau karena lelaki itu jujur sehingga nilainya dikalah oleh orang-orang yang tidak jujur? Pikir Ai.
Hingga wali kelasnya kini memasuki kelas dengan beberapa tumpuk buku rapor berwarna biru. Guru itu duduk dan melihat anak walinya.
"Baiklah, bagaimana setelah seminggu ini aman?"
"Aman Buuu!" jawab mereka semua meski bertentangan dengan pikiran mereka.
"Baik Ibu akan memanggil nama kalian dari urutan samping peringkat yang tertinggi," ucap Bu Tina.
"Widihhh siapa nih yang peringkat 2."
"Keknya kalau bukan Queen ya Aini atau Wilona atau Ai."
"Nah Ai bisa juga tu sering aktif di kelas."
Beberapa ocehan lainnya.
"Baiklah langsung saja saya sebut Riyan Bratama."
"Hah?"
Bingung semunya
"Loh kok bisa Riyan bukannya dia paling malas ngumpul tugas, bolos gitu.
"Tapi bisa jadi si modelan badboy kek dia pintar pas ujian."
"Pintar dari mana coba ulangan harian aja ambruk."
"Siapa tau sengaja biar kayak karakter anime itu loh Ayonakouji."
Bingung semuanya termasuk pemilik nama. "Gak salah nih Nu?" tanya Riyan bingung.
"Tidak salah, kamu peringkat terakhir peringkat 24 dari 25 siswa dikelas 7.7," jawab Bu Tina.
"Lahhhh!"
Riyan pun maju kedepan mengambil buku rapornya saat di depan gurunya itu. "Saya kira saya peringkat kedua Bu, soalnya tadi Ibu bilang samping dari peringkat tertinggi ternyata angkanya yang tinggi," ucapnya. "Padahal tadi leher saya udah mau memanjang sampai ke langit tapi batal," lanjutnya lagi terkekeh
Guru itu hanya geleng-geleng kepala. "Kedepannya usaha lagi biar bisa meningkat kurangi bolosnya. Andai kamu tidak sering absen pasti peringkat mu lebih tinggi. Tenang tidak perlu memikirkan nilai akademik kamu hebat bisa mewakili sekolah olimliade lompat tinggi," panjang Bu Tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Teen FictionHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...