Asa Di Putih Biru (END)

24. Perpisahan

"Di mana ada pertemuan di situ ada perpisahan. Tapi, ingatlah setiap perpisahan pasti mengharapkan pertemuan di kemudian hari bagi mereka yang menganggap kedua hal itu berharga."

.

.

.

.

Kalau ada typo tandain yo

Happy Reading🙌

Ai pun membuka file untuk dirinya. Begitu banyak video yang ada di situ.

Terima kasih untuk Aisyah

Lagu kesukaan Aisyah

Puisi untuk Aisyah

Dan berbagai video lainnya

Ai membuka video. 'Terima kasih untuk Aisyah'

"Assalamualaikum Aisyah. Sungguh saya lebih suka menaggil nama itu dari pada Ai, makanya saya membuat video ini agar bisa menyebut nama yang saya sukai. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk kamu. Yang membuat saya bisa bersama mereka semua, mengajarkan saya arti perjuangan, anti menyerah, kuat yang sesungguhnya. Keceriaan yang ada pada dirimu ikut tersalurkan pada diri ini yang agak gelap. Berkat dirimu, waktu acara itu untuk pertama kalinya setelah sekian lama saya mendapatkan pelukan kasih sayang Bunda."

"Dan berkat dirimu sampai saat ini saya merasakan kembali masa-masa dulu yang hanya kumimpikan kini menjadi nyata. Terima kasih banyak buat kamu. Aisyah, perempuan yang benar-benar elegan yang berbeda dari yang lain. Dia akrab dengan lelaki tpi enggan bersentuhan. Saya tau itu perintah Papanya tapi saya takjub karena mampu menjalani perintah itu."

"Saya Devan Kelvano bangga menjadi sosok lelaki yang dikagumi oleh seorang perempuan yang saya cintai Aisyah Kalila Putri. Saya berharap jodoh kamu itu saya, saya ingin menjadi suami dari perempuan seperti kamu. Mungkin pernyataan itu terlalu dewasa untuk kita yang masih bocah SMP, jujur seperti kata orang, cinta itu memang menyenangkan sampai-sampai saya berpikiran seperti itu. Tapi ada fakta lain juga bahwa merasakan cinta bersiap merasakan resiko sakit. Saya sudah terbiasa dengan rasa sakit. kamu? Tentu tidak, kamu hidup di keluarga cemara dan saya tak mampu melihat kamu merasakan sakit itu. Apalagi mengingat cinta saya belum halal buat kamu. Jika memang Tuhan tidak berkehendak saya harap cinta kamu hanya untuk jodohmu kelak. Saya berharap kamu tidak akan menaruh perasaan dan menjaga jodoh orang lain."

"Terima kasih buat Aisyah. Tetap semangat jalani hari-harimu meski dunia kadang tidak berpihak sama kamu. Kehidupan seperti roda yang akan selalu berputar dan berputar. Saat ini bahagia, ke depannya akan kesedihan, hanya saja terkadang di waktu tertentu dominan salah satunya. Tetap maju terus menggapai kesuksesan yang kamu inginkan, darimu saya belajar bahwa jika jalan memamg buntu maka kita torobos saja." panjang Devan lalu terkekeh.

"Cukup itu yang saya sampaikan untuk kesekian kalianya saya berterima kasih sama kamu, Aisyah Kalila Putri. Asslamualaikum wr. wb." salam penutup dari Devan.

Sedih iya, tapi kali ini Ai lebih terpaku, terpana untuk kesekian kalinya pada sosok Devan, pikiran Devan yang dewasa apalagi saat ia membaca diary Devan yang benar-benar ia tidak sangka.

Ai membuka lembaran demi lembaran yang ternyata kehidupan Devan yang tidak sebaik itu, penuh tekanan dari Ayahnya yang menentang impian Devan menjadi Guru dan Seniman. Juga kisah Devan yang dibenci Bundanya karena pikir Bundanya gara-gara Devan saudara kembarnya tiada karena menyelamatkan Devan yang akan ditabrak mobil.