30. Flashback

17 2 2
                                    

"Soal rasa yang berlabuh, saya serahkan kembali ke Maha Kuasa. Saya hanya bisa berdoa untuk meminta kehendak-Nya agar usaha saya dalam meyakinkan mu bisa membalas cinta saya."

.

.

.

.

Kalau ada typo tandain yo

Happy Reading🙌

Jantung Ai berpacu dengan cepat, darahnya berdesir, pipinya panas bahkan kini memerah mendengar kalimat itu. Janagan kan Ai, Devan pun juga sama mukanya memerah mengatakan hal itu.

"Saya sebagai Ayah Aisyah menerima lamaran kamu tapi, saya kembalikan ke putri saya karena dia yang akan menjalani pernikahan ini. Bagaimana Ai?" Balas Papa Ai lalu bertanya pada Ai meminta jawaban

Ai yang diam pun disadarkan oleh Mamanya yang menyenggolnya.

"M-maaf." satu kata yang keluar dari mulut Ai membuat mereka terdiam seribu bahasa dengan kebingungan. Ai menghembuskan nafas mulai berucap, "Untuk saat ini saya belum siap menerima pinangan dari Devan. Bukan maksud saya tidak suka dengan dia hanya saja ... saya belum mencintai Devan dan ingin fokus menyelesaikan kuliahnya saya dulu. Karena itu saya mohon maaf sekali."

Devan mendengar itu justru tersenyum. "Berarti saya berkesempatan untuk tetap mengejarmu dan mengenalkan cinta itu?" Mendengar itu Ai mengangguk kaku.

"Memangnya kamu mau nunggu aku? Bagaimana kalau aku lama? Atau justru berlabuh kepada yang lain?" tantang Ai.

Tanpa menatap panjang Ai, Devan dengan tulus berkata, "Saya akan menunggu berapapun lamanya sampai kamu siap selama Tuhan berkehendak. Karena di antara semua perempuan yang ada, hanya kamu yang diinginkan hati dan pikiran saya. Saya tidak akan permasalahkan jika kamu ingin mengejar impian mu dulu karena itu adalah hak mu."

"Soal rasa yang berlabuh, saya serahkan kembali ke Maha Kuasa. Saya hanya bisa berdoa untuk meminta kehendak-Nya agar usaha saya dalam meyakinkan mu bisa membalas cinta saya," jawab Devan membuat Ai terdiam seribu bahasa sekaligus semakin terpukau dengan Devan.

Ai tersenyum memperbaiki posisinya kemudian mengagguk. "Baiklah, tolong ajarkan aku bagaimana cinta menurutmu," balas Ai membuat Devan tersenyum.

####

Ai memasuki sebuah kafe dimana teman-temannya menunggu sambil menenteng kresek. Kabar ia bertunangan pun sudah tersebar membuat teman-temannya heboh. Tau siapa pelaku penyebarnya?

"Widih udah ada yang mau halal nih ye," goda Tirta ketika Ai datang dan kini duduk menyimpan kresek itu di atas meja. Minimal paper bag Ai biar lebih elit gitu.

"Siapa yang berhasil naklukin hati Ai?" goda Cupi juga.

"Gue nolak lamarannya," singkat Ai menarik kursi yang ia akan duduki.

"Heh!"

"Oleh-oleh?" tanya Pratama, Rena dan Queen bersamaan melihat kresek yang dibawa Ai tadi. Dibalas anggukan membuat mereka bertiga antusias membuka itu

Setelah membukanya membuat wajah mereka datar.

"Beneran nih oleh-oleh kita ikan kering?" Rena tidak habis pikir dia pikir kue atau apa gitu.

"Ya mau gimana lagi, orang gue KKN di pulau mana diperairan ya otomatis ya ikan-ikan. Yakali gue bawa ikan basah auto rusak dikapal jadi ya gitu gue bawain ikan kering," jawab Ai sedikit sewot.

Asa Di Putih Biru (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang