"Anak Papa itu hebat! Kamu pasti bisa. Saat bertanding jangan pikirkan lawanmu tapi, tujuan yang harus dicapai dengan begitu kemenangan yang akan menghampiri."
.
.
.
.
Kalau ada typo tandain yo
Happy Reading🙌
Ai berada di lapangan mengikuti ekskul lari. Ai sudah tidak memikirkan tugas itu biarlah ia abaikan tidak mungkin bukan ia tidak naik kelas gara-gara satu tugas praktek. Mending fokus dengan tujuannya saat ini. Memenangkan turnamen lari tingkat daerah.
Setelah Ai melakukan pemanasan ia berlari mengelilingi lapangan berusaha mengatur temponya dan deru nafasnya. Hingga saat setelah mengelilingi lapangan itu sekali, tiba-tiba lelaki berdiri di sampingnya.
"Tanding?" ajak lelaki di sampingnya.
Ai menoleh ternyata Reno yang mengajaknya. "Siapa takut" tantang Ai.
Kini Ai dan Reno melakukan start dengan Kakak kelas yang akan memberikan aba-aba.
Bersedia
Siap
Ya!
Setelah itu mereka langsung berlari secepat mungkin terkadang Ai lebih dulu terkadang Reno lebih dulu. Hingga saat mendekati garis finish mereka setara. Ai lalu tersenyum sempat melirik Reno sebentar dan mempercepat larinya.
Ai melewati garis finish duluan tentu mendapat tepukan tangan.
Prok!
Prok!
Prok!
"Emang kalau masalah lari gak ada yang bisa ngalahin Ai."
"Reno aja ia kalahin pasti si nanti pas lomba dia yang menang."
"Ringan bener badannya lari kenceng gitu ye."
Dan berbagai ocehan lainnya hingga ada yang menyodorkan sebotol air padanya. Kepalanya mendongak melihat siapa yang memberikannya membuat ia tersenyum manis.
Ai menerima air itu dan meminumnya hingga tandas. "Thanks." minum dulu baru berterima kasih itulah Ai.
"Hm," balas lelaki yang tak lain adalah Devan.
"Huaaa demi apa pertama kali Devan ngasi gue air!" girang Ai padahal cuman sebotol air.
Hingga Reno mendekat ke Ai. "Selamat partner!"
"Yoi," balas Ai singkat lalu menatap sinis Reno sebentar. Ck! merusak suasana, lanjutnya dalam hati.
####
Tiba saatnya perlombaan itu dimulai. Suasana begitu ribut suara mic dari panitia, musik, dan beberapa teriakan orang. Kini Ai berada di garis start mewakili SPART. Ia menoleh melihat ke tribun ada Mama dan adiknya menonton.
Ai melihat Mamanya menggunakan kacamata hitam menghiasi wajahnya jangan lupakan adiknya, Aksa pun begitu.
"ANAK MAMA YANG SEMANGAT!" teriak Mamanya dibalas jempol oleh Ai.
Ai juga melihat teman-temannya memberikannya semangat di tribun hingga terfokus lada Devan yang mengangguk padanya seolah berkata 'semangat kamu pasti bisa.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Fiksi RemajaHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...