"Percayalah, dikucilkan dalam suatu perkumpulan itu melelahkan apalagi ketika dituntut harus berbaur dengan mereka."
.
.
.
.
Kalau ada typo tandain yo
Happy Reading🙌
Kelas 8.1
Ai merasa canggung di kelas itu sejak awal. Benar-benar unggulan pikir Ai. Dirinya yang mendapat peringkat karena sering aktif dan tambahan dari ekskul, tenggelam berada di kelas ini.
Para muridnya aktif, pintar juga tapi menurut Ai, Devan lah yang terpintar diantara mereka. Kenapa? Sepintar-pintarnya mereka tapi tetap mencontek saat ulangan. Kadang Ai berpikir mereka ragu dengan kemampuan mereka sendiri atau bagaimana gitu.
Setiap Ai ingin aktif juga tapi, terkadang ia kalah cepat karena murid-murid di kelas itu juga sama antusiasnya. Gue yakin pasti gue nanti turun kelas ini. batin Ai melihat sekitarnya.
Ai tidak terlalu bergaul dengan murid-murid yang ada di situ karena ya gitu ia akui sepertinya mereka beda circle kadang-kadang bahas teori, keberhasilan dan lain-lain. Aini sepertinya gadis itu benar-benar tenggelam dalam dunia gamenya. Kadang Ai berpikir sepertinya Aini harus ada yang menjadi pasangannya gitu biar bukan game melulu. Ai penasaran bagaimana jika Aini bucin sama orang, jangan game selalu.
Terkadang juga ada lelaki yang mengajaknya berbincang-bincang Ai meladeninya karena mereka sama jika membahas tentang lari. Ingat Reno, itulah lelaki yang juga akan mewakili SPART untuk olimpiade nanti.
Seperti saat ini mereka berbincang.
"Persiapan kamu bagaimana?" tanya Reno.
"Aman-aman aja sih. Kalau kamu?" jawab Ai dan menanya balik.
"Sama aman juga," Jawab Reno kini terlihat berpikir apalagi yang bisa mereka bicarakan. "Btw bagaimana latihan kamu buat olimpiade nanti?" tanyanya lagi.
"Ya gitu. pagi aku lari keliling komplek sekitar 3 putaran, istirahat lalu lanjut lagi 2. Terus sorenya aku keliling 2 kali. Ditambah juga kalau ada jadwal ekskul," jawabnya.
"Kita boleh latihan bareng?"
"Boleh, kenapa enggak, lebih banyak kan lebih bagus."
"Lebih banyak lebih bagus? Berarti ada yang latihan bareng kamu?"
"Ya iyalah. Setiap hari aku latihan bareng Devan juga, ngasi dia tips gitu."
"Kalian dekat?"
"Hooh kan kami temenan lagipun kami juga tetanggaan. Apa lagi kalau kita latihan kadang dibantu sama Kakak-kakak Tentara."
Reno hanya manggut-manggut dari cerita Ai, ia dapat menyimpulkan bahwa gadis itu sepertinya anak Tentara begitupun Devan.
####
Ekskul lari
Seperti biasa Ai akan dekat-dekat Devan jika ada kesempatan dalam satu kegiatan atau tempat seperti sekarang mereka berdua duduk bersama karena memang istirahat setelah latihan tadi.
"Ini tadi aku hitung kecepatan lari kamu. Lebih meningkat 45 detik dari hari-hari kemarin tapi, itu juga sudah pencapaian yang sangat bagus padahal kamu baru latihan beberapa minggu ini," ujar Ai menyerahkan ponsel Devan dengan beberapa urutan stopwatch.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Novela JuvenilHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...