"Aku menyukainya bukan berarti mencintainya. Bukan, bukan dia alasan ku tidak membuka hati untuk lelaki lain tapi, aku sadar kalau cinta resikonya sakit hati dan sakitnya itu tidak main-main."
.
.
.
.
Kalau ada typo tandain yo
Happy Reading🙌
Ai kini tiba di sebuah pulau tepatnya sebuah desa pinggir laut tempat ia ditempatkan KKN (kuliah kerja nyata) bersama mahasiswa lainnya. Mereka semua pun keluar dari kapal disambut dengan udara segar yang mereka hirup.
Turunnya dari kapal mereka semua langsung disambut Bupati dan Kepala Desa diikuti warga lainnya.
"Selamat datang buat kalian mahasiswa dari Universitas Arcturus!" seru Bupati itu memberikan sambutan.
"Terima kasih Pak, atas sambutannya yang sangat luar biasa," jujur Ai menjawab memang dia melihat beberapa warga ikut dan mereka lumayan banyak.
Ai dan lainnya pun berjalan mengikuti Bupati dan kepala desa itu yang menjelaskan tentang desa itu.
"Ini Desa *** yang terletak di pinggir laut. Di sini kalian akan disambut berbagai pemandangan. Di desa ini akan lebih dominan kalian dapatkan perairan dibanding perkebunan," jelas Bupati itu semua mahsiswa UNART hanya mengangguk.
Menejelaskan panjang lebar hingga mereka tiba disebuah perumahan.
"Kalian bisa menginap di rumahnya Bu Wanti karena beliau bersedia memberi kalian tempat tinggal selama di sini," ujar Kepala Desa itu lalu menunjuk rumah yang dimaksud.
Sebuah rumah kayu panggung sederhana tapi indah karena masih ada kesan tradisionalnya. "Kalian bisa berjalan-jalan melihat laut dan sawah tapi, hati-hati untuk kebagian jauh belakang di sana," saran Kepala Desa itu membuat Ai dan lainnya bingung.
"Kenapa gak bisa ke belakang sana Pak?"
"Karena di situ ada tempat pelatihan militer, Nak. Masih jauh dari sini sekitar 2 3 kilo lah tapi suara pelatihan mereka bisa berbunyi sampai sini."
Boom!
Suara ledakan yang tak terlalu keras tapi membuat mereka terkejut. Bagaimana pun mereka tidak pernah mendengar suara ledakan bom atau apalah itu.
Setelah semuanya dijelaskan mereka semua masuk ke rumah itu tentu dituntun sama pemilik rumah. Ai dan mahasiswa lainnya sekitar ada 10 orang maka, 6 laki-laki 1 kamar dan 4 permpuan lainnya juga satu kamar.
Ai kini merapikan barang-barangnya menggelar kasur yang diberikan Bu Wanti tadi untuk mereka ya 1 kasur genaplah 2 orang. Langsung rebahan disitu diikuti yang akan sekasur dengannya.
"Hidup di desa gini ya Ai, tidur pake kasur tipis gitu ye?" tutur gadis di dekatnya bertanya. Ai melirik gadis itu sebentar lalu kembali menatap langit-langit.
"Ya gitu sih meski semuanya tidak," balas Ai lalu kini berbalik melihat gadis yang suda ia anggap teman di kampusnya. "Eh kata Pak Kades tadi di belakang ada latihan militer ya?" tanya Ai.
"Hooh kan tadi udah bilang. Kenapa? Mau pergi lihat?" tanya gadis beranama Rania.
Ai hanya terkekeh lalu mengangguk. "Mau lah, kapan lagi coba liat Tentara latihan pake bom asli gitu, kalau di kesatuan, palingan lari sama bela diri," jawab Ai antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Putih Biru (END)
Ficção AdolescenteHanya kisah anak SMP tentang seorang gadis yang suka dan kagum pada seorang lelaki di bangku SMP-nya. Mengejar, mendekati, caper itulah yang gadis itu lakukan agar lelaki yang dikaguminya mau menjadi temannya. "Kita berawal dari salah paham dan ber...