28. Tragedi

9 1 3
                                    

"Ilmu yang baik itu penting karena sebagai peta agar kita tidak tersesat di dunia ini dan aksi itu penting agar kita bisa bertahan hidup dan mampu mengenal dunia dengan baik berdasarkan ilmu yang diperoleh."

.

.

.

.

Kalau ada typo tandain yo

Happy Reading🙌

Kini Ai berada di teras masjid mengajarkan anak-anak yang masih bekerja di bawah umur karena tidak mampu membiayai sekolah.

Mengajarkan anak-anak belajar membaca dan menghitung, dua itu yang penting sebagai bekal mereka pikir Ai.

Ai berdiri di samping papan tulis sambil menunjuk huruf dengan spidol. "Ini huruf apa?" tunjuknya pada huruf G kecil.

"Y!"

"G!"

"Heh kok Y itu G kecil tau, Kalau Y gak ada atapnya di atas. Iya kan Kak?" celetuk anak perempuan.

Dibalas anggukan oleh Ai. "Kalau gitu kamu tunjukkan sama mereka bagaimana Y bagaimana G kecil," perintah Ai tentu dituruti dengan antusias oleh gadis kecil itu.

"Lihat nih," ajak gadis kecil pada temannya lalu menulis huruf Y Kapital dan Y bersambung sekaligus dengan G bersambung. "ini Y besar." tunjuknya pada huruf Y kapital. "Ini y kecil." tunjuknya lagi. "Ini g kecil, nah ini g kecil itu ada atapnya gak kayak y kecil enggak ada." ajar gadis itu pada teman-temannya membuat Ai tersenyum ia senang melihat keantusiasan anak-anak dalam belajar.

"Kak!" panggil anak lelaki membuat Ai melihatnya. "Kenapa yang itu disebut huruf besar?" tunjuk anak itu pada huruf kapital. "Terus itu namanya huruf kecil Kak?" lalu menunjuk huruf bersambung.

Ai ngeblank. Gue harus gimana, gue juga gak tau. Pas SD aja gue diajariannya gitu, batin Ai frustasi. Lagipun gue bukan guru, gak ada bisa-bisanya gue ngajar. Ini kenapa sih gue yang ditunjuk, lanjutnya membatin.

Lalu ia mendapat ide. "Maafin Kakak ya, sebenarnya huruf besar ini namanya kapital terus huruf kecil ini namanya huruf bersambung," jelas Ai pada mereka. "Kenapa dibilang huruf besar coba kalian nulis awalan kalimat kan pakai huruf besar setelah itu huruf kecil terasakan besar kecilnya kan," ajarnya membuat mereka semua mengangguk karena memang begitu.

"Ini yang huruf kecil dikatakan bersambung kenapa karena ..." lanjut Ai lalu memberikan sambungan setiap huruf dan menjadi tulisan bersambung. "Karena bisa disambungkan kayak gini terus. Tidak seperti huruf besar bakal aneh kalau disambung terus. Kecuali yang ada di awal kalimat," jelas Ai lagi.

Kini mereka belajar menghitung lebih tepatnya penjumlahan dan pengurangan.

"Baik Adek-adek, coba jawab pertanyaan ini kemarin Kakak udah ajar loh," suruhnya. "Lima ditambah sepuluh berapa? Hayoo." 

Mereka semua pun berusaha menghitung tapi tidak ada yang bisa. "Gak tau Kak!" seru mereka semua.

Ai mengehembuskan nafas pelan, "Gini aja, misal kalian punya ikan 5, terus Kakak kasi kalian lagi ikan 10 jadi berapa?" tanya Ai nah kalau begitu anak akan paham.

"15 ikan!" Jawab mereka bersamaan.

"Good. Oke ini lagi. 6-10 berapa hayoo. Siapa-siapa yang duluan jawab terus jawabannya benar Kakak pinjamin Hp kakak 10 menit buat kalian main game." mendengar itu membuat anak-anak semangat dan mencari jawaban.

Asa Di Putih Biru (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang