1. Gadis Pembully?

223 42 62
                                    

"Kalau gak mau bermasalah ya jangan cari masalah, simple kan? "

.

.

.

.

Kalau ada typo tandain yo

Jangan lupa votenya🌟

Di suatu sekolah yang identik dengan seragam putih biru salah seorang gadis dengan aura sedikit emosi tengah menenteng tas yang bukan tasnya keluar dari kelas.

"Woi tas gue!" teriak salah satu gadis yang merupakan pemilik tas.

Tapi gadis yang menenteng tas itu tak menghiraukannya hingga ia sampai tepat didepan tempat sampah. Gadis itu berbalik mengangkat tas itu tinggi-tinggi seolah memperlihatkan hal itu pada gadis yang teriak tadi.

"Lo mau ngapain tas gue?" tanya gadis sipemilik tas.

Tanpa rasa bersalah gadis yang menenteng tas tadi menjatuhkan tas itu tepat di tempat sampah.

Bruk!

Gadis si pemilik tas sebut saja namanya Silfi tentu terkejut melihat itu. Membuat Silfi segera berjalan ke tempat sampah, saat akan mengambil tasnya gadis tadi yang membuang tasnya segera beranjak tapi sebelum benar-benar pergi gadis itu berbisik pada Silfi.

"Lo jangan berani main-main sama gue ini belum seberapa tunggu selanjutnya," bisiknya penuh penekanan membuat Silfi menatap kepergian gadis itu dengan sinis.

"Awas lo Ai tunggu pembalasan gue," gumam Silfi melihat gadis yang membuang tasnya tadi.

Tanpa sadar ada seorang lelaki yang cukup jauh dari jangkau mereka melihat tindakan gadis tadi.

"Sekolah hanya untuk bully," gumam lelaki itu.

####

Di kelas gadis yang dianggap pembully itu kini duduk bersantai di bangkunya.

Kenalkan dia Aisyah Kalila Putri kerap dipanggil Ai, gadis yang cukup bar-bar, memiliki proporsi tubuh yang bisa dikatakan pendek, si paling jago lari, suka menulis cerita random, tapi kurang dalam mata pelajaran jadi jangan sangka jika dirinya berada dikelas 7.7 yang merupakan kelas paling belakang karena sistem SMP 2 Arcturus (bisa disingkat Spar) menaruh para murid di kelas sesuai nilai.

Kembali pada Ai yang memilih duduk santai di bangkunya hingga temannya duduk di depannya bersiap untuk mengutarakan beberapa pertanyaan.

"Lo berani gangguin Silfi? Gimana kalau pacarnya marah? Cuman buang tas doang? Tumben segitu doang. Atau lo ada rencana lain?" serbu temannya itu dengan beberapa pertanyaan penuh selidik.

Kenalkan dia Arena Cintya Nadia gadis yang kadang kalem kadang bar-bar, proporsi tubuhnya ok, jago menari dan dance, jangan lupakan ungkapan play girls untuknya dia mempacari semua orang mau kaya, miskin, seangkatan, kakak kelas, bahkan adek kelas masalah kepintaran sama lah dengan Ai.

Ai melihat temannya sebentar lalu menutup matanya kembali. "Silfi doang mah gak perlu pake keberanian buat ganggu tu cewe. Pacarnya? Gue ladenin kalau berani macam-macam dan untuk selanjutnya entaran capek gue mo istirahat dulu," jawab Ai lalu membuka matanya kembali memilih menelungkupkan wajahnya diatas meja. "Pen nangis gue. Perjuangan gue itu," keluh Ai membuat Rena merasa kasihan.

"Sa–" ucapan Rena berhenti kala ada lelaki yang menggebrak meja Ai.

Brak!

Tentu hal itu membuat Ai terkejut dan langsung terbangun melihat lelaki di depannya dengan wajah yang emosi membuat Ai berdecak kesal.

Asa Di Putih Biru (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang