Cemburu (1)

930 97 3
                                    

Aku terbangun pada minggu pagi dengan rasa malas dan sedih yang begitu ketara sekali.
Kemudian aku mengingat kejadian malam kemarin yang sungguh menyakiti hati.

Hermione sudah tahu semua, aku sudah menceritakan secara detail permasalahanku.
Kami ganti pakaian, dan akan turun untuk sarapan.

Masuk ke ruang rekreasi Gryffindor, anak-anak lain mulai bicara seolah Harry yang memasukan namanya.

Aku dan Hermione sadar bahwa Harry tidak ingin di kira begitu, karena itu berarti dia curang.

" Suasananya akan buruk sekali" Kata Hermione, sambil memakan roti panggang.

" Menurutku Harry tidak akan mau kemari, kita harus bawakan Roti" Katakku

" Aku cemas sekali," Kata Hermione " Ron terlihat marah kemarin..."

" Bagaimana mungkin Ron bisa berpikir seperti itu pada Harry, " Kataku " mereka selalu berdua, maksudku"

Hermione menggangguk, juga tidak paham.

Kami kembali ke asrama tepat ketika kami akan membuka lukisan Nyonya Gemuk Harry berada di sana, akan keluar.

"Halo," sapa Hermione.

Aku menggulurkan setumpuk roti panggang yang dialasi tisu, dengan sebotol jus labu.

"Kubawakan ini.... Mau jalan-jalan?" Kataku

" Ide bagus," Kata Harry bersemangat.

Kami turun menyebrangi Aula Depan cepat-cepat tanpa menoleh ke Aula Besar, segera saja sudah menyebrangi lapangan rumput menuju ke danau tempat kapal Drumstrang berlabuh.

Pagi ini dingin sekali, kami berjalan-jalan sambil mengunyah roti, sementara Harry menceritakan kepada Hermione apa yang terjadi setelah dia meninggalkan meja Gryffindor semalam. Hermione menerima ceritanya tanpa pertanyaan.

"Yah, tentu saja aku tahu bukan kau sendiri yang mendaftar," komentarnya setelah Harry selesai bercerita tentang kejadian di dalam kamar Aula Besar "Tampangmu ketika Dumbledore menyebutkan nama- mu! Tetapi pertanyaannya adalah, siapa yang mendaftarkanmu?"

"Bagaimana dengan Ron?" Tanya Harry padaku, aku hanya menggeleng sedih.

"Mungkin dia baru percaya aku tidak menikmati semua ini kalau leherku sudah patah atau..."

"Tidak lucu," kata Hermione pelan.
"Sama sekali tidak lucu." Kataku cemas.

"Harry, aku sudah berpikir-pikir... kau tahu apa yang harus kita lakukan, kan? Begitu kita tiba kembali di kastil?" Kata Hermione

"Yeah, sepak Ron sampai..."

"Tulis surat kepada Sirius. Kau harus memberitahu dia apa yang terjadi. Dia sudah menyuruhmu mem- beritahunya apa saja yang terjadi di Hogwarts... Sepertinya dia sudah menduga hal semacam ini akan terjadi. Aku membawa perkamen dan pena bulu..."

" Jangan macam- macam, dia akan datang lebih mendekat kemari" Kata Harry.

"Dia pasti ingin kau memberitahunya," kata Hermione tegas. "Dia toh akan tahu juga nantinya..."

"Bagaimana caranya?"

"Harry, berita ini tidak akan bisa ditutupi," kataku sangat serius. " Turnamen ini terkenal, dan kau terkenal. Aku akan heran sekali kalau di Daily Prophet tidak ada berita tentang kau ikut bertanding.... "

" Kau sudah ada dalam separo buku-buku tentang Kau- Tahu-Siapa... dan Sirius akan lebih senang mendengarnya langsung darimu, kami yakin." Tambah Hermione

"Oke, oke, aku akan menulis padanya," kata Harry

" Burung hantu siapa yang akan kugunakan?" Tanya Harry

Our Golden Time | Cedric Diggory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang