Kami berjalan-jalan ke arah danau hitam, aku merasa tempat paling tidak pas adalah danau hitam, tapi di saat bersamaan aku tahu danau hitam juga tempat yang cocok untuk bicara saat ini.
Udara dingin mulai menerpa kami, Cedric mengandeng tanganku, kupikir ini pertama kali kami benar-benar bisa gandengan tangan.
Hanya ada cahaya bulan yang terpantul pada danau, tapi itu cukup untuk memberi kami penerangan di sepanjang jalan.
Semburat kebahagiaan muncul dalam hatiku, tapi ketika mulai melihat Cedric aku kembali pada kenyataan.
Aku ingin mengatakan sesuatu. Perutku melilit memikirkan itu tapi aku harus berani-kan?
" Ced… kupikir aku harus memberi tahumu sesuatu..." Kataku serius sekali, sambil berhenti berjalan dan berdiri di salah satu bawah pohon yang lumayan besar.
Cedric ikut berhenti berjalan, aku mulai melepas gandengan tangan kami. Cedric memandangku dengan tatapan bertanya, mendengarkan diriku tak kalah serius, terlihat pada wajahnya.
Aku jadi gugup kerena melihat dia yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
" Aku, kupikir… eer…. Aku mungkin menyukaimu… " Kataku pada Cedric, tapi dia terlihat tidak terkejut. Dia masih mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
" Bukan cuma suka biasa… aku menyukaimu sampai- sampai aku bermimpi seperti itu… kau tahu maksudku kan…?" Kataku gagu dan malu bersamaan.
Sesaat aku tidak berani melihat wajahnya jadi aku hanya menunduk. Tapi belum merasa lega sama sekali.
" Aku tidak tahu bagaimana menyebutnya... tapi kurasa tidak akan ada kata yang benar soal ini… tapi sungguh aku benar-benar, sangat... benar-benar menyukaimu… jadi awas!...awas saja kau macam-macam denganku…" Kataku sambil sesekali mengalihkan pandanganku melihat hal apapun asal bukan melihat wajah Cedric.
Cedric hanya diam, tidak tahu kenapa dia hanya diam. Aku jadi tambah takut melihat dirinya
" Aku tahu kurasa aku terburu-buru tapi entahlah Ce-" Kalimatku terhenti saat tanganya memegang pipiku tiba-tiba. Tanganya sudah terasa dingin sekali saat ini.
" Aku kira kau akan mengatakan apa..." Kata Cedric lembut sambil membawa tanganya yang satu masuk kebelakang leherku.
Dia sedikit menunduk, membuat wajahku mendekat dengan wajahnya. Cedric tersenyum kemudian mengecup bibirku pelan. Lalu membawa bibir kami bertemu untuk lebih dalam berciuman.
" Aku menyukaimu... lebih dari kau menyukaiku, tahu...!" Kata Cedric pelan seperti sapuan angin yang masuk ketelingaku. Aku terdiam tertegun karena hal itu.
Setelah mengatakan itu Cedric kembali melanjutkan menciumku. Ciuman yang menyenangkan, yang membuatku seolah merasa melayang dan kehilangan kekuatan untuk berdiri, tapi aku percaya tidak akan jatuh sama sekali karena dia memegangku dengan hati-hati.
Aku merasa senang sekali tapi aku merasa ada sesuatu mengintip kami, jadi aku menghentikan Cedric dengan menepuk pundaknya, dia terlihat terkejut.
" Siapa disana…?" Teriakku ke arah tempat orang yang melihat kami, tapi tidak ada apapun atau siapapun.
Aku maju mendekat, Cedric terlihat berjaga dan mengikutiku dibelakang, dan aku terkejut bukan main ketika aku sampai di tempat yang aku curigai.
Dari sini aku bisa melihat kotak kayu yang mengapung di tengah danau.
" Ced tongkat…!" Teriakku pada Cedric. Aku tidak membawa tongkat saat ini, betapa bodohnya aku bisa tidak membawa padahal kami jelas-jelas ada di Hogwarts yang tidak bisa dikatakan aman dari bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Golden Time | Cedric Diggory
أدب الهواةJangan terjemahankan atau republish cerita ini dimanapun. Alur sesuai buku dan film. He is not dead. Maybe. Silahkan dibaca terlebih dahulu. 13+ •Tahun Keempat : Harry Potter and the Goblet of Fire. Dalam Tahun ini akan banyak kejadian menarik di...