Piala Dunia Quidditch

1.3K 103 4
                                    

Aku merasa kakiku menghantam tanah. Ron terhuyung menabrak Harry, dan Harry jatuh kemudian hampir menubrukku. Portkey jatuh di tanah di dekat kepala aku dan Harry dengan bunyi "bluk" keras.

Kepalaku beralas tangan George sehingga tidak menyentuh tanah. Harry dan aku mendongak.

Mr Weasley, Mr Diggory, dan Cedric masih tetap berdiri, meskipun tampak baru diterpa angin kencang. Yang lain tentu bergeletakan di tanah.

"Tujuh lewat lima dari Bukit Stoatshead," Mr Weasley bicara.

Aku duduk, menepuk-nepuk tangan George yang terkena sedikit tanah, berniat membersihkannya.

Cedric menghampiri, mengulurkan tangannya padaku. Hampir aku akan meraihnya tapi Harry memegangnya.

George menarikku, kami sedikit tertawa.

Kami tiba di hamparan kosong berkabut, banyak berdiri penyihir yang tampak lelah dan galak.

"Ke.. Kennya.." Cedric memanggil, itu nama belakangku. Sedikit canggung kami bertatapan.

" Yeah? " Jawabku sambil kami berjalan.
" Bagaimana kabarmu? Sudah baikan soal kaki dan siku?" Tanya dirinya, peduli.

Tahun lalu ketika kami berusaha menyelamatkan Sirius, aku dan Ron terluka. Kaki Ron di gigit Sirius melewati Dedalu perkasa sedangkan kakiku terkena lilitan Dedalu Perkasa saat kami keluar setelah tahu semua kebenarannya.

Ketika sudah sadar di hospital wing,
di sampingku sudah ada Cedric, dia duduk sambil membersihkan lukakku, dia bilang Madam Pomfrey membutuhkan bantuan.

" Ah, baik tentu, berkat dirimu." katakku sambil membenarkan rambutku yang terkena angin.
" Terima kasih ya"

Dia mengernyit " Oh.. yeah, soal jepit rambutmu,"
Dia memandanggku sesaat " Maaf, tidak kubawa."

" Yeah, tidak apa-apa. Masih bisa di Hogwarts" Jawabku santai.

" Soal burungmu, cantik sekali dia" kata Cedric sambil tersenyum. " Yeah benar, tapi apa kau dipatuk?" Tanyaku tidak enak.

" Tidak... tentu tidak? Kenapa apa dia selalu mematuk?" Tanya Cedric ragu.
" Terkadang, hanya berjaga-jaga." Jawabku.

Burungku itu termasuk burung sensitif sebenarnya, apa lagi jika baru bertemu dengan orang bar. Tapi kurasa burungku baik pada orang tampan. Dasar.

"Sepertinya Hogwarts akan menyenangkan tahun ini" ujarnya riang " Yeah tentu, aku berharap hal yang sama."

Dari kemarin ketika kami makan di halaman The Burrow, Charlie dan Bill selalu saja membahas mengenai hal menyenangkan ini, tapi sialnya tidak mau memberi tahu. Takut merusak kesenangan kita katanya.

Kami menyebrangi tanah kosong, tak bisa melihat banyak menembus kabut. Setelah berjalan kira-kira dua puluh menit, tampak pondok batu kecil di sebelah gerbang. Di balik gerbang, aku bisa melihat sosok-sosok gelap ratusan tenda, memenuhi lapangan yang membukit ke arah hutan gelap di kaki langit.

Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Cedric dan ayahnya.

" Sampai bertemu di Hogwarts" kata Cedric sambil melambaikan tangan yang kubalas senyuman.

Fred dan George mengeluh " Siapa sih yang mau bertemu dengan dia" Kami kemudian semua mendatangi pintu pondok.

Seorang laki-laki berdiri di pintu, memandang ke arah tenda-tenda. Sekali pandang kita bisa tahu langsung bahwa dia satu-satunya Muggle asli dalam radius beberapa hektar.

Mendengar langkah-langkah kami, laki-laki itu menoleh. " Kalian mendapat tempat di sebuah hutan di sana itu. Cuma semalam? Tanyanya.

" Ya, saya akan membayar sekarang" ujar Mr Weasley.

Our Golden Time | Cedric Diggory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang