Keesokan harinya, aku bangun lumayan kesiangan. Pikiranku kacau sekali, tapi aku ingin mencari Harry terlebih dahulu, karena pada malam harinya, aku tidak bertemu dia.
Aku tidak sarapan karena rasanya sedang tidak ingin makan. Gila kan? Benar, aku sudah gila.
Seorang (y/n), bagaimana mungkin tidak menyukai makan. Hal itu seperti sebuah kebohongan. Tapi benar aku sedang tidak ingin makan apapun.
Aku bertemu Harry yang kelihatan sekali berantakan dari rambut dan seragam hingga jubahnya. Aku sendiri sebenarnya tidak berkaca, penampilanku jelas sebelas-duabelas dengan Harry.
Rambutku hanya aku cepol berantakan dengan pensil, dasiku masih bergantung dan tas sampingku serasa tidak ingin menutup.
" Harry..." Panggilku. Harry melihatku terlihat sedikit panik.
" Kenapa? Ada apa...?" Tanyaku, sambil membenarkan dasi. " Oh kau kelihatan berantakan sekali..." kata Harry mencela.
" Terima kasih" Kataku masih sambil membenarkan dasiku hingga selesai.
" Naga, tugas pertama adalah naga, kemarin aku melihatnya... Hagrid memberitahu" ucap Harry gugup
Aku ikut gugup " Kita harus membahasnya dengan Hermione" Kataku, sambil membuka ikatan rambutku dengan pensil.
" Yeah" Kata Harry masih sambil jalan.
Aku tidak begitu menyadari tadi tapi setengah dari koridor ini dipenuhi dengan anak-anak yang memakai pin seperti Malfoy. Dukunglah Cedric Diggory
" kau suka pin kami Potter?" Kata serombongan anak Hufflepuff dan Slytherin yang jauh lebih tua dari kami.
Aku mendengus memandang Harry " Jangan dipikirkan" Katakku " Kita tahu apa yang sebenarnya terjadi..."
Harry mengangguk setuju, tidak begitu terganggu.
" (y/n) Kami semua sudah tahu sepertinya hanya Cedric yang belum tahu, menurutmu perlukah aku membaginya?" Kata Harry.
" Akan adil jika dibagi," Kataku
Tapi sesaat aku melihat Ernie Macmillan dan Hannah Abbott bertukar kartu Cokelat Kodok di koridor. Keduanya memakai lencana DUKUNGLAH CEDRIC DIGGORY! di jubah mereka.
Harry sadar apa yang aku tatap, " Tapi terserah dirimu..." tambahku, Harry mengerti.
Tepat di dekat Ernie dan Hannah, aku dan Harry melihat Cho dan serombongan besar teman Ravenclaw-nya. Cho tidak memakai lencana CEDRIC...
Harry tersenyum, kurasa Ini membuat Harry sedikit terhibur....
Kami masih terus berjalan pelan, sepanjang jalan kami selalu disiram dengan berbagai kata-kata tak enak yang dituju pada Harry
" Kau bau Potter..." Kata anak Slytherin
" Cedric Jaya...." Kata anak Hufflepuff kelas dua." Kau suka ini Potter..." Kata anak Hufflepuff yang lebih tinggi dari kami.
" Semoga berhasil Potter..." kata anak Slytherin yang dibalas Harry dengan " Terima kasih." Singkat.
Aku hanya bisa geleng-geleng kepala, pusing sekali.
Kami melihat Cedric dan teman-temannya sedang duduk-duduk di bawah pohon.
Harry melangkah ke sana, yang jelas akan aku ikuti.
Ketika kami sudah berdiri mendekat teman-teman Cedric mulai berooooooo...... berisik sekali.
" Kau bisa baca ini Potter, " Sambil menunjukan bajunya yang terdapat pin itu "....., dia tidak layak Ced.... " cerca teman-teman Cedric yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Golden Time | Cedric Diggory
FanfictionJangan terjemahankan atau republish cerita ini dimanapun. Alur sesuai buku dan film. He is not dead. Maybe. Silahkan dibaca terlebih dahulu. 13+ •Tahun Keempat : Harry Potter and the Goblet of Fire. Dalam Tahun ini akan banyak kejadian menarik di...