Pada kamis pagi aku bangun dengan sangat segar bugar karena sejak semalam sudah membayangkan akan makan es krim di Hogsmeade.
Aku turun dari ranjang bersiap untuk pergi sarapan, aku sedikit berdandan karena perasaanku sedang senang.
Sampai di meja Gryffindor, Ron ternganga melihatku yang tidak seperti biasa begitu pula dengan Hermione yang menjatuhkan roti lapisnya.
Aku memang sedang merasa cantik saat ini. Rambutku yang kadang aku cepol dengan pensil saja, sekarang aku kuncir setengah dan aku urai setengah. Terlihat manis menurutku.
" Kau akan pergi-kan?" Tebak Harry tepat sasaran. Hermione memberiku pandangan mematikan.
" Wah, sungguh menyebalkan…" Kata Ron melipat tangan.
" Mau ikut? Aku keluar saat pelajaran Moody..." Kataku tersenyum lebar sambil duduk, mulai menuangkan segelas susu pada gelas.
" Dengan Fred dan George?" Tanya Ron lagi
" Tentu dengan siapa lagi"
" Jika kau lahir jadi adiknya aku yakin mereka akan girang sekali...." Kata Ron sambil berkutat dengan piringnya.
" Menurutku Moody akan tahu kau tidak ada…" Kata Hermione masih terlihat sebal padaku. " Kau seharusnya jangan banyak bergaul dengan mereka"
" Oh, ayolah itu yang aku cari, hanya mereka yang punya kesenangan seperti ini." Kataku sambil minum susu
" Kapan lagi aku punya kesempatan… kupikir ini yang terakhir..."
Mereka memandangku dengan tatapan bertanya " Tahun depan sepertinya akan beda..." Kataku santai. " Aku tidak akan bisa seperti ini..."
Mereka hanya memandangku tapi tak mengeluarkan bantahan apapun.
" Kalian ikut?" Aku kembali bertanya memastikan jika mereka mau.
" Tidak!" Kata Hermione tegas membuat Ron dan Harry yang terlihat tertarik kembali menciut.
" Ayolah Hermione hanya kali ini, oke" Kataku memohon.
Hermione masih memandangku sebal tapi memutar bola matanya " Baiklah, hanya kali ini. Pulanglah sebelum makan malam!"
Aku mengangguk senang " Tentu aku-kan sudah berpengalaman…" karena memang satu tahun yang lalu aku pernah pergi dengan Fred dan George dan saat itu kami tidak tertangkap.
Ketika pelajaran Moody tiba, aku memisahkan diri dari ketiga temanku yang baik-baik itu.
Aku berjalan ke arah salah satu ruang kelas di lantai tiga, nanti di depannya ada patung si nenek sihir bermata satu.
Ketika melewati koridor-koridor dengan perasaan gembira dan senyum mengembang, aku bersitatap dengan segerombolan anak Hufflepuff dan Ravenclaw yang sedang berpindah kelas. Aku buru-buru mengendap- endap, dan berhati-hati, jika tiba-tiba ada guru yang ikut keluar dari kelas.
Kasian pikirku pada mereka, karena masih harus ikut pelajaran.
Ketika sudah sampai di lantai tiga, koridornya terasa sepi sekali, sangat menyenangkan.
Aku berjalan menuju patung si nenek bermata satu, berdiri di depan patung itu dan mulai mengeluarkan tongkat dari jubahku tepat ketika tanganku di cegat.
Aku mendongak melihat sosok tinggi yang memegang tanganku " Halo, Ced?" Kataku tersenyum melihatnya yang sedikit menunduk. Tidak pernah berpikir bahwa aku akan bertemu dia saat ini.
Cedric tidak tersenyum tapi terlihat bertanya-tanya dan ragu "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Cedric sambil melihat arah belakang kami. Berjaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Golden Time | Cedric Diggory
FanfictionJangan terjemahankan atau republish cerita ini dimanapun. Alur sesuai buku dan film. He is not dead. Maybe. Silahkan dibaca terlebih dahulu. 13+ •Tahun Keempat : Harry Potter and the Goblet of Fire. Dalam Tahun ini akan banyak kejadian menarik di...