04. Konferensi duduk bundar

4.5K 530 22
                                    


.

.

Malam telah tiba, suara serangga malam terdengar jelas mengalun di setiap penjuru hutan bak melodi alam yang mengalun indah bagi siapapun yang mendengarnya. Namun tidak bagi Mark, pendengaran serigalanya akan lebih tajam jika malam hari, dan itu membuatnya tidak bisa istirahat dengan benar pada malam hari.

Jadi kamar Mark harus benar-benar terbebas dari suara-suara pengganggu baik dari serangga ataupun dari penghuni rumah ini sebelum ia pergi tidur.

Sekarang ia sedang mengusir cicak yang nemplok di dinding kamarnya dengan sebilah sapu. Cicak itu sangat berisik karena sedang dalam musim kawinnya. Doi manggil-manggil ayang bebnya yang entah sembunyi dimana sambil menghindari teplokan sapu Mark dengan lincah.

"Cicak-cicak didinding, diam-diam berisik, datang seekor Mark, bruk! Lalu digaplok!"

Mark mulai kesal karena cicak itu tak kunjung pergi, malah menggoyang-goyangkan ekornya seolah-olah sedang mengejek Mark.

'Huu tak kene tak kene' -cicak

Merasa Mark sudah tersulut emosi, cicak itu hendak melarikan diri melalui celah pintu kamar yang terbuka lebar. Namun dengan sigap Mark berlari ke arah pintu sambil mengayunkan sapunya kayak orang kesetanan, dan-

TAK!

"KENA KAU!"

Mark bersorak gembira karena berhasil menggaplok cicak berisik itu sampai melompat-lompat ditempat.

"B-bang.."

Mark menghentikan aksi lompat-lompatnya. Ia bingung sejak kapan Jeno berdiri di ambang pintu kamarnya sambil memegangi hidungnya.

"Loh Jen? Ngapain disana? Sejak kapan kamu berdiri disitu?"

"Sejak abang ngarahin sapu ke wajah Jeno." Jeno nyingkirin tangan yang menutupi hidungnya dan bisa dilihat hidung mancung Jeno menitikkan air mata darah di lobangnya.

"ASTAGA JENO! Abang gak sengaja sumpah!" panik Mark. Ia berlari-lari mengelilingi kamar mencari keberadaan benda apapun yang bisa menyumpal mimisan Jeno. Tapi gak nemu. Ya iyalah orang kamar Mark isinya kasur sama lemari baju doang.

"Gapapa bang. Tuh kita disuruh ngumpul di ruang tamu sama ibu tiri." kata Jeno sambil tersenyum ganteng. Kalo Renjun denger Jeno auto gak bisa liat dunia lagi besok.

"Ngapain emangnya?"

"Nggak tau, katanya sih konferensi meja bundar."

"Loh, meja kita gak ada yang bentuknya bundar, berarti konferensi meja segi empat dong."

Setelah itu Jeno nyeret Mark sampai ke ruang tamu.


***


Di ruang tamu, sesuai dengan panggilan dari Renjun, semua makhluk penghuni rumah sedang berkumpul duduk melingkar di karpet bulu dengan ditengah-tengah mereka Jisung duduk dengan wajah datarnya.

"Oh ini konferensi duduk bundar ternyata." Mark bersuara namun langsung dibekap Jeno disamping kanannya.

"Diyam."

Renjun berdehem untuk mengalihkan atensi mereka. Renjun duduk berhadapan dengan Jisung supaya enak ngobrolnya. Ia menatap wajah datar Jisung dengan pandangan menyelidik.

"Menurut informasi dari Chenle, kamu tidak punya nama, tetapi Chenle memberikan nama yaitu Jisung yang diambil dari nama seorang pemain sepakbola kesukaan Jaemin."

Chenle mengangguk bangga, Jaemin menatap Jisung dengan wajah berbinar.

"JiChOnGiee~ KiYoWOo~" gemas Jaemin sambil nyekek leher Jeno menyalurkan kegemasannya pada seorang Jisung berwajah flat.

Mythical Odd? [NCT DREAM]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang