.
.
Paginya Renjun bangun dengan mata memerah akibat gak bisa tidur semalam suntuk. Bagaimana ia gak tidur nyenyak kalau dia aja gak biasa tidur di atas tempat tidur keras, di atas tanah lagi!
Kalau soal nyamuk gak bakal gigit mereka karena Mark tidur dalam wujud serigalanya yang otomatis bola-bola api miliknya menghalau serangan jarum nyamuk yang siap menembus kulit lembut Renjun. Kalau Chenle mah gak apa-apa, kulitnya udah kayak kulit badak, keras, nyamuk gak doyan sama kulit varian itu.
Dengan masih mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi, matanya mengedar ke sekeliling. Ia ditinggal sendirian lagi.
Membenahi pakaiannya yang berantakan akibat tidur, Renjun jadi kepikiran bikin rumah pohon untuk mereka bertiga tinggali. Gak kuat Renjun tuh harus tidur di tanah terus.
Dengan menghirup udara banyak-banyak, Renjun memejamkan mata merasakan kekuatan sihir dalam dirinya perlahan berkumpul pada kedua telapak tangannya. Akar-akar tanaman serta dedaunan di sekitar terangkat berkumpul di satu titik yang sudah Renjun targetkan, yaitu di hadapannya.
Bola mata Renjun berubah menjadi hijau terang. Ia bawa tangannya mengendalikan tumbuhan-tumbuhan itu hingga membentuk sebuah rumah yang lumayan luas. Renjun tersenyum puas atas kerja kerasnya.
"Woah!"
Renjun berjengit kaget karena tiba-tiba Chenle sudah ada di sampingnya dengan beberapa ikan di kedua tangannya. Anak itu dengan heboh menaiki rumah buatan Renjun tanpa melepas sepatunya. Renjun menjerit lalu segera menyusul bocah itu masuk ke dalam.
Di dalam dengan aktifnya Chenle berlari kesana-kemari memeriksa setiap inchi rumah itu yang masih kosong melompong. Ikan tangkapannya sudah ia telantarkan di tengah ruangan. Renjun hanya geleng-geleng kepala melihat keantusiasan pemburu itu.
"Ini kamu yang buat?" Renjun dikagetkan untuk yang kedua kalinya. Ia berdehem sebelum menjawab pertanyaan Mark.
"Iya, aku bisa sedikit mengendalikan kekuatan alam. Lagian aku gak bisa selamanya tidur di atas tanah. Aku buatin rumah ini untuk kita bertiga, tapi kalo kamu gak mau tinggal disini ya gak masalah juga."
"Aku mau kok." Mark menyugar rambutnya yang basah. Disuruh Chenle nangkep ikan di sungai dia tuh. Tapi Mark mau-mau aja demi adek kesayangan.
"Oh syukur deh, itung-itung buat balas budi ke kalian udah mau nampung aku disini."
"Santai kali. Kita-kita gak jahat sama orang kecuali orang itu ngejahatin duluan. Dan satu hal lagi, kamu- eh kita bertiga harus percaya dan saling memegang rahasia satu sama lain. Kalau keberadaan kita diketahui dunia luar, mungkin sepanjang hidup kita akan dibayang-bayangi sama pengejaran."
"Emang masyarakat disini gak percaya sama makhluk-makhluk ajaib seperti kita?" Mark menggeleng. Kalau di dunia Renjun malahan bebas memperlihatkan sihir yang dipunya tanpa takut dianggap aneh oleh orang-orang.
"Oke aku janji."
Setelah Renjun berucap itu, Chenle dengan semangat menghampiri mereka berdua.
"Bang, bang! Kita isi rumah ini sama perabotan yang kayak di kota-kota itu! Biar kayak rumah sungguhan!"
"Kita perlu duit buat beli semua itu Le. Emang kamu punya?"
Chenle dan Mark saling tatap-tatapan kemudian tersenyum misterius. Renjun langsung dihinggapi perasaan tak enak kala dua makhluk itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Jangan-jangan...
***
"Delapan, sembilan.. sepuluh! Lele udah selesai bang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythical Odd? [NCT DREAM]✓
HumorAda tujuh makhluk yang kebanyakan hanya ada di dalam mitos, berkumpul dalam satu atap yang sama, bertemu dengan cara yang sedikit aneh namun menarik untuk digibahin:) Genre: comedy, fantasy, friendship Highest rank on 20/06/2023 #1 nctdream #1 jaemi...