18. Ngambek

3.4K 374 26
                                    


.

.

"Nah, udah selesai ceritanya." ujar Jeno menutup buku dongeng 7 bidadari punyanya Renjun. Lalu ia melihat sekeliling sofa tempat ia dan teman-temannya duduk mendengarkan kisah panjang Jeno yang ditujukan emang buat Jisung aja. Yang lain cuman gabut lalu gabung aja buat dengerin sambil nostalgia ke masa-masa awal mereka bertemu.

Chenle menguap lebar-lebar, ia sedari tadi nahan kantuk karena Jeno cerita kayak lagi didongengin. Tapi dia juga penasaran gimana cerita dari sudut pandang Jeno tentang teman-temannya. Cukup baik sih, walaupun ada beberapa aib yang ia bongkar tapi gak sampai kelewatan juga.

Palingan Chenle yang malu pas waktu Jeno nyeritain mereka bertiga yang kecebur di kolam. Itu momen yang paling gak bisa dilupakan Hunter itu.

"Gila ya kamu Jen? Ngedongeng sampai 12 chapter apa kagak pegel tuh mulut?" tanya Jaemin takjub Jeno tahan ngebacot lamaa banget dari matahari terbit sampai kelelep malam lalu terbit lagi.

"Biar Jisung gak nanya-nanya lagi. Capek aku kalo ngeladenin rasa penasaran dia." jawab Jeno jujur. Yang disindir cuman diam gak ngerespon apa-apa.

"Oke kita balik ke aktivitas masing-masing. Balik kanan bubar barisan, jalan!" Haechan mengomando yang langsung dituruti semua yang duduk di sana. Mereka semua bubar kecuali Chenle sama Jisung. Chenle udah setengah berdiri tapi ditahan sama vampir itu.

"Mau kemana?"

"Mau berburu. Kamu ikut?"

Jisung mengangguk dan segera mengekor Hunter itu di belakang. Daripada dia jadi beban keluarga di rumah, mending ikut Chenle berburu binatang.


***


Chenle berkacak pinggang ketika sudah sampai di hutan beberapa menit lalu.

"Salah waktu kita berburu, seharusnya pas pagi karena hewan-hewan pada keluar nyari makan." keluh Chenle. Sepanjang perjalanan dia gak liat binatang buruan sama sekali, cuma serangga aja terutama nyamuk yang suka ngintilin dia udah kayak ajudan pribadi.

Jisung di belakangnya gak nanggapin keluhan Hunter itu. Matanya sibuk memindai pemandangan hutan tandus yang gak ada tanaman hijau di depannya.

Rupanya Chenle gak sengaja ngebawa Jisung ke tempat bekas hutan yang kebakar api neraka Haechan. Emang efeknya mengerikan sampai tumbuhan gak bisa tumbuh lagi di daerah itu.

Dijadikanlah sama para penghuni hutan sebagai taman bermain. Bagi anak singa yang baru belajar berjalan, sangat dianjurkan sekali menggunakan lahan kosong itu untuk latihan.

"Jisung! Oy!"

Vampir itu seketika tersentak kaget.

"Eh ada apa Le?"

"Kamu dipanggil gak nyaut-nyaut sih, bahaya kalo ngelamun di tengah hutan. Entar dirasuki sama they/them/it."

Jisung cuman ngangguk doang gak paham sama siapa yang dimaksud Chenle mau dirasuki.

"Yok dah kita ganti lokasi. Disini gak ada penghuninya."

Akhirnya duo curut itu pindah ke tempat lain.

Dua jam mereka cuma jalan-jalan gak berfaedah, sekarang Chenle udah duduk anteng di atas batu dekat air terjun sambil menekuk wajahnya. Hunter itu lagi pundung karena gak dapat buruan hari ini.

"Sudahlah Le, mungkin hewannya lagi malas aja keluar. Kita coba besok mungkin akan dapat yang gede." hibur Jisung walaupun gak ngefek apa-apa sama Chenle. Jisung ngerti dan ninggalin Chenle sendirian sementara ia ngedeket ke aliran sungai yang jernih banget, masih terjaga kelestariannya.

Ia coba mencicipi air bening itu, rasanya gak ada apa-apa tapi seger. Lalu ekor matanya menangkap ada satu ikan lumayan gede muncul dari balik batu. Jisung berinisiatif mau nangkap tuh ikan buat Chenle. Tangannya udah separoh di dalam air, tapi karena batu pijakannya licin Jisung langsung nyusruk ke dalam sungai.

Chenle yang merasa mendengar ada suara orang kecebur di air langsung aja dia nyisirin tepian sungai, dan ngeliat kaki Jisung ngambang di permukaan air.

"JISOONGG!"

Chenle panik berusaha nyelametin Jisung karena prasangkanya Jisung gak bisa berenang. Tanpa ingat lagi batu-batuan yang berjejer di sungai itu licin, Chenle malah ikutan kecebur juga ke sungai bareng Jisung.

"Shdkfgkshsksgksgs!"

Chenle ngumpat dalam air merutuki kecerobohannya. Pas waktu mau naik ke permukaan, tiba-tiba badannya terangkat ke atas dan itu ulahnya Jisung.

"Kenapa musti panik tenggelam, kan airnya cuma sebatas pinggang kita aja."

Chenle melihat sekitaran, dan emang airnya gak terlalu dangkal. Seketika itu membuat mukanya memerah karena malu. Pabbo! Pabbo!

"Aish! Aku panik juga gara-gara kamu! Kenapa sampai pake acara kecebur sih? Kukira kamu gak bisa berenang!" omel Chenle sambil memalingkan wajahnya yang memerah. Jisung cuman garuk-garuk kepalanya yang gak gatal.

"Iya maaf." Jisung gak tau lagi mau ngomong apa. Chenle natap Jisung sebentar lalu berdecih.

"Gak, gak mau kumaafin kamu!"

Jisung tercengang di tempat.

"Kamu marah sama aku?"

"Iye! Malahan banget lagi!"

Jisung gak habis pikir dengan jalan pikiran Chenle. Masak dia udah niatan baik mau nangkepin ikan buat ngehibur Chenle yang pundung, malah ngebuat Hunter itu marah tanpa alasan yang jelas.

"Kamu marah atas dasar apa? Perasaan aku gak salah apa-apa deh." bela Jisung.

"Ya pokoknya aku marah sama kamu!"

"Soal aku kecebur tadi? Itu aku mau nangkap ikan buat kamu, batunya licin jadi aku kepeleset jatuh ke air. Aku juga gak niatan bikin kamu panik. Maaf ya.."

Ada sebetik rasa bersalah di hati Chenle. Tapi sebenarnya bukan itu alasannya! Tau gak kenapa? Karenaaa.. Jisung saat ini lebih TAMVAN BERKALI-KALI LIPAT BERKAT RAMBUT SILVERNYA YANG BASAH JATUH MENUTUPI MATANYA HINGGA BIKIN CHENLE YANG TAMPAN PARIPURNA INI DIBIKIN INSYEKUR SAMA VAMPIR ITU! CHENLE SEKARANG MALAH MERASA TERSAINGI TAU GAAKK!??

"Gak!!"

Lah malah ngegas anaknya. Jisung semakin bingung gimana caranya Hunter itu gak marah lagi.

Seketika bohlam lampu muncul di kepalanya.

"Nih liat dulu Chenle, aku mau nunjukin sesuatu sama kamu."

Chenle gak gubris perkataan Jisung, dia masih membuang muka ke arah lain. Sedangkan Jisung udah mulai menempelkan telapak tangannya ke permukaan air. Seketika air disana beku sampai merambat ke air terjun.

Chenle terkejut sekaligus panik karena area pinggang sampai kakinya kejebak di es buatan Jisung.

"Jisung apa-apaan! Aku gak bisa gerak ini!?"

Si vampir malah dengan mudah melepaskan dirinya di es dan dengan santai berdiri dua meter dari tempat Chenle.

"Coba aku liat kamu bisa gak melepaskan diri dari es itu?" tantang Jisung. Muka Chenle langsung kesal namun sedetik kemudian ia menyunggingkan senyum miringnya.

"Oh, mau nantangin aku ceritanya?"

Chenle langsung mengeluarkan pedang di tangan kanannya. Dalam sekali tebas es di bawah kakinya hancur seketika. Jisung mundur beberapa langkah ke belakang menghindari serpihan es yang beterbangan ke arahnya.

Tanpa diduga pijakan es di bawah kaki Jisung tiba-tiba terbelah. Ia melihat Chenle menancapkan pedangnya di atas es hingga hancur sampai menuju tempat Jisung.

"JISUNG AYO BERTARUNG!!"


Tbc.


Chenji igot cogot time🤭

Mythical Odd? [NCT DREAM]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang