ᘛHanya Bayangan

192 12 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Semua tentang Kakak, tidak ada secuil pun tentang diri gue, gue hidup hanya sebagai bayang-bayang yang ada, tapi seolah tidak terlihat".

-Look At Me-

"Raka....Raka...," teriak seorang laki-laki yang merebahkan tubuhnya di sofa masih dengan balutan seragam sekolah nya.

Dari lantai atas seorang laki-laki berjalan cepat menuruni anak tangga.
"Ada apa Kak??" tanya nya begitu tiba di hadapan sang Kakak.

"Buatkan gue makanan sekarang, gue benar-benar lapar. Nggak pakai lama, karena gue mau mengunjungi Paman". Setelah mengatakan itu, ia berjalan menuju lantai atas.

Raka Lutfan Danantya dan Rehan Rizkyan Danantya mereka adalah saudara yang hanya tinggal berdua di rumah mewah yang sekarang ini mereka tempati. Kedua orang tua mereka harus lebih dulu menghadap sang Ilahi karena kecelakaan pesawat saat perjalanan bisnis.

Rehan sebagai anak pertama harus meneruskan perusahaan orang tuanya meskipun dirinya masih kelas 11 SMA, sedang kan Raka sekarang memasuki kelas 10 SMA.

"Ah, gue lupa beli bahan makanan. Seharusnya kemarin gue sekalian belanja aja". Raka merutuki dirinya sendiri karena lupa berbelanja bahan makanan yang sudah habis.

"Semoga aja ada yang jualan di depan". Raka memutuskan untuk keluar rumah berharap ada yang berjualan makanan.

Rehan menuju ruang makan dengan berbalutkan setelan jas yang rapi.

Begitu sampai di meja makan, ia tidak melihat satupun makanan yang tersaji.

"Kemana anak itu, kenapa makanan masih belum dia sajikan sih," ujarnya kesal menatap meja makan yang kosong.

"Raka....Raka.....lo dimana hah," teriaknya dengan emosi.

Tidak ada tanda-tanda  keberadaan Raka, dengan emosi Rehan memutuskan untuk langsung pergi meninggalkan ruang makan.

"Awas aja lo nanti Raka," ia mengepalkan tangannya dengan amarah yang memuncak.

Raka menjinjing sekotak nasi goreng yang kebetulan mangkir di depan rumah nya.

Saat hendak membuka pintu rumah ia malah berpapasan dengan Rehan yang ingin pergi.

"Kak, maaf Raka gak bisa masak, bahan masakan nya lagi habis. Jadi, Raka beliin Kakak makanan, dimakan ya Kak", ia menyodorkan kresek berisi nasi goreng itu kepada Rehan.

Raka sebenarnya sedikit takut, pasalnya sekarang Rehan menatap tajam ke arahnya.

Rehan mengambil kresek itu, kemudian tersenyum.

Melihat itu Raka ikut tersenyum, namun sedetik kemudian apa yang Raka lihat, Rehan malah langsung membuang makanan yang Raka beli itu.

"Lo lupa ya, gue gak bisa makan makanan sembarangan, lo mau bikin gue sakit hah, lo mau gue pergi dari dunia ini ya, agar lo bisa hidup bebas gelimang harta, gitu!", ucapnya penuh emosi.

Senyuman yang tadi nya terpatri di bibir Raka seketika berubah sendu. Ia hanya bisa menunduk kan kepalanya, tidak berani menatap sang Kakak.

"Ah, udahlah minggir lo, gue buru-buru!" ucapnya menyikut bahu Raka dengan keras.

Setelah kepergian Rehan, dengan cepat Raka langsung menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan keras.

Bruk!!!

"Gue lupa, gue kan bukan apa-apa di mata Kakak. Cih, apa yang gue harapin sih!" Raka mendudukkan dirinya di samping ranjang sambil menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya.











Assalamualaikum,

Selamat membaca😙

Green💚

Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang